Tragedi bencana terbesar dalam sejarah Pemerintahan Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) banyak meninggalkan cerita, salah satunya kisah bocah (6) Lia yang berhasil diselamatkan dari tanah longsor.
Diceritakan Bibinya Lia, waktu itu Kamis, (14/2) usai diterjang banjir, tebing yang longsor menimbun tiga unit rumah dan satu balai adat masyarakat Dayak di Dusun Mandila, Desa Patikalain, Kecamatan Hantakan.
"Kepala hingga pinggang Lia menancap ke tanah material longsor. Ia ditolong kakek, nenek dan bibinya. Andaikan tidak cepat ditolong mungkin ia meninggal dunia," ujar bibinya Lia, Hatri (40) dan Mariati (30).
Saat peristiwa itu, ditemukan bersamaan jasad ibu dan adiknya Lia, keduanya ditemukan tak bernyawa. Hingga sekarang ayah dan kakanya Lia masih belum ditemukan.
"Selama tiga hari setelah kejadian, Lia selalu mencari ayah, ibu dan saudaranya. Setelah kita tatambai (obati) Lia sudah tidak mengenang kejadian itu," ujar Hatri sambil memangku Lia.
Setelah kabar tentang Lia viral di sosial media, sekarang bantuan terus berdatangan ke pondok sederhana Lia di area bukit lahan pertanian di Dusun Cabai di Desa Patikalain.
"Prihatin bang melihat dan mendengar kisah Lia, terus timbul niat kami ingin bertemu langsung sekaligus menghibur . Terus langsung menyampaikan amanah dari orang yang berdonasi," ujar Selvi Amalia.
Lia sudah bisa tertawa dan berinteraksi dengan tamu yang datang, hal itu terlihat saat 4 perempuan cantik Selvi, Amliana, Wanda Fariqah dan Yuni Nugrahaning Widhi dari Kabupaten Balangan datang mengunjungi.
"Alhamdulillah, adek Lia bisa seceria ini sekarang," Wanda saat bercanda ria dengan Lia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021
Diceritakan Bibinya Lia, waktu itu Kamis, (14/2) usai diterjang banjir, tebing yang longsor menimbun tiga unit rumah dan satu balai adat masyarakat Dayak di Dusun Mandila, Desa Patikalain, Kecamatan Hantakan.
"Kepala hingga pinggang Lia menancap ke tanah material longsor. Ia ditolong kakek, nenek dan bibinya. Andaikan tidak cepat ditolong mungkin ia meninggal dunia," ujar bibinya Lia, Hatri (40) dan Mariati (30).
Saat peristiwa itu, ditemukan bersamaan jasad ibu dan adiknya Lia, keduanya ditemukan tak bernyawa. Hingga sekarang ayah dan kakanya Lia masih belum ditemukan.
"Selama tiga hari setelah kejadian, Lia selalu mencari ayah, ibu dan saudaranya. Setelah kita tatambai (obati) Lia sudah tidak mengenang kejadian itu," ujar Hatri sambil memangku Lia.
Setelah kabar tentang Lia viral di sosial media, sekarang bantuan terus berdatangan ke pondok sederhana Lia di area bukit lahan pertanian di Dusun Cabai di Desa Patikalain.
"Prihatin bang melihat dan mendengar kisah Lia, terus timbul niat kami ingin bertemu langsung sekaligus menghibur . Terus langsung menyampaikan amanah dari orang yang berdonasi," ujar Selvi Amalia.
Lia sudah bisa tertawa dan berinteraksi dengan tamu yang datang, hal itu terlihat saat 4 perempuan cantik Selvi, Amliana, Wanda Fariqah dan Yuni Nugrahaning Widhi dari Kabupaten Balangan datang mengunjungi.
"Alhamdulillah, adek Lia bisa seceria ini sekarang," Wanda saat bercanda ria dengan Lia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021