Anggota Basarnas dan Tim SAR dari berbagai daerah mulai dikerahkan untuk mengevakuasi warga yang hingga kini masih terjebak banjir di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan.
Sejak banjir terjadi pada Selasa (11/1/2021), hingga Jumat pagi, banyak warga yang masih terjebak banjir dan terpaksa harus tinggal di atap rumah, karena belum mendapatkan pertolongan.
Pantauan wartawan Antara Kalsel Fathurrahman yang juga terdampak banjir melaporkan sejak Jumat pagi, tim SAR dan Basarnas, mendatangi rumah warga yang terjebak banjir satu persatu, untuk dibawa ke lokasi pengungsian yang lebih aman.
Banyak warga, yang kini terpaksa harus mengamankan diri dari banjir di atap rumah dengan menahan dingin karena kehujanan.
Cukup banyak anggota tim SAR yang dikerahkan, bahkan dari berbagai daerah juga berdatangan, begitu juga tim Basarnas, yang terus menjemput warga terdampak banjir dengan perahu karet.
Namun, karena banjir yang terjadi cukup luas, jumlah warga yang terdampak juga cukup banyak, sehingga warga juga harus bersabar menunggu giliran evakuasi.
Sementara itu, saat ini warga juga mulai membuka posko secara swadaya untuk membantu korban banjir yang berada di pengungsian. Hampir setiap saat, kebutuhan makanan para pengungsi dipenuhi oleh posko-posko yang dibuka warga.
Makanan, mulai nasi bungkus, kue kering, mi instan, roti dan berbagai minuman, terus berdatangan diberikan kepada pengungsi.
Banjir di Kabupaten Hulu Sungai Tengah masih terus meluas, air belum menunjukkan tanda-tanda akan surut, bahkan terus meninggi.
Jalan-jalan pun berubah seperti lautan dengan arus yang cukup deras, sehingga akses jalan sangat sulit untuk dilalui.
Aliran listrik, PDAM dan jaringan telekomunikasi terganggu. Pusat perbelanjaan, perkantoran dan perbankan terutama di Kota Barabai, Ibu kota Kabupaten Hulu Sungai Tengah banyak yang tutup.
"Barabai benar-benar seperti kota mati, lumpuh total," kata Fathur.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021
Sejak banjir terjadi pada Selasa (11/1/2021), hingga Jumat pagi, banyak warga yang masih terjebak banjir dan terpaksa harus tinggal di atap rumah, karena belum mendapatkan pertolongan.
Pantauan wartawan Antara Kalsel Fathurrahman yang juga terdampak banjir melaporkan sejak Jumat pagi, tim SAR dan Basarnas, mendatangi rumah warga yang terjebak banjir satu persatu, untuk dibawa ke lokasi pengungsian yang lebih aman.
Banyak warga, yang kini terpaksa harus mengamankan diri dari banjir di atap rumah dengan menahan dingin karena kehujanan.
Cukup banyak anggota tim SAR yang dikerahkan, bahkan dari berbagai daerah juga berdatangan, begitu juga tim Basarnas, yang terus menjemput warga terdampak banjir dengan perahu karet.
Namun, karena banjir yang terjadi cukup luas, jumlah warga yang terdampak juga cukup banyak, sehingga warga juga harus bersabar menunggu giliran evakuasi.
Sementara itu, saat ini warga juga mulai membuka posko secara swadaya untuk membantu korban banjir yang berada di pengungsian. Hampir setiap saat, kebutuhan makanan para pengungsi dipenuhi oleh posko-posko yang dibuka warga.
Makanan, mulai nasi bungkus, kue kering, mi instan, roti dan berbagai minuman, terus berdatangan diberikan kepada pengungsi.
Banjir di Kabupaten Hulu Sungai Tengah masih terus meluas, air belum menunjukkan tanda-tanda akan surut, bahkan terus meninggi.
Jalan-jalan pun berubah seperti lautan dengan arus yang cukup deras, sehingga akses jalan sangat sulit untuk dilalui.
Aliran listrik, PDAM dan jaringan telekomunikasi terganggu. Pusat perbelanjaan, perkantoran dan perbankan terutama di Kota Barabai, Ibu kota Kabupaten Hulu Sungai Tengah banyak yang tutup.
"Barabai benar-benar seperti kota mati, lumpuh total," kata Fathur.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021