Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) H. Muhamad Noor bersama Kepala Dispera KPLH HSS Ronaldy P Putra, didampingi Kabid Lingkungan Hidup Ika Aguspiannor bersama jajaran, melakukan monitoring, peninjauan dan pengawasan pengendalian dan pengelolaan limbah air tambang.
Ia mengatakan, pihaknya akan mengawasi dan terus mengawal kegiatan pengendalian limbah air ini, hingga benar-benar terlaksana atau dipastikan sesuai dengan kesepakatan, dan ingin air yang masuk ke Sungai Amandit dari pertambangan tidak tercemar, karena banyak masyarakat yang memanfaatkan air Sungai Amandit.
Baca juga: "Pariangan village" distenasi wisata sungai Amandit HSS Kalsel
"Kegiatan ini untuk memantau langsung sejauh mana pelaksanaan pengendalian dan pengelolaan limbah air yang dilaksanakan PT Antang Gunung Meratus (AGM) dan KUD Karya Murni selaku penambang batubara di Wilayah Kabupaten HSS," katanya, Rabu (6/1) kemarin.
Dijelaskan dia, Ini juga untuk mengevaluasi sejauh mana kesepakatan-kesepakatan yang sudah dilaksanakan di lapangan, oleh karena itu pihaknya mohon untuk disampaikan progress penanganan pengendalian air atau limbah dan juga nanti minta langsung ke titik lokasi, setelah ekspose dari PT AGM.
Pihaknya merasa perlu untuk dapat melihat langsung dan mengetahui progres pekerjaan yang dicapai sampai sejauh mana, sehingga akan menjadi perhatian bersama.
Baca juga: Pencemaran sungai Amandit, Dispera KPLH HSS temukan 20 mesin sedot pasir
Usai ekspose dan Dialog dengan PT AGM, Sekda HSS beserta rombongan didampingi Tim Pengelola Limbah Air dari PT AGM bertolak menuju titik lokasi operasional pengolahan air limbah dan settling pond, lanjut menuju water treaatment system.
Setelah selesai monitoring di PT AGM, sekda melanjutkan monitoring menuju pengelolaan limbah air yang dilakukan KUD Karya Murni, kemudian menuju titik keluarnya air dari tambang menuju Sungai Amandit, kemudian rombongan menyisir melalui daerah pertambangan pasir dan batu.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021
Ia mengatakan, pihaknya akan mengawasi dan terus mengawal kegiatan pengendalian limbah air ini, hingga benar-benar terlaksana atau dipastikan sesuai dengan kesepakatan, dan ingin air yang masuk ke Sungai Amandit dari pertambangan tidak tercemar, karena banyak masyarakat yang memanfaatkan air Sungai Amandit.
Baca juga: "Pariangan village" distenasi wisata sungai Amandit HSS Kalsel
"Kegiatan ini untuk memantau langsung sejauh mana pelaksanaan pengendalian dan pengelolaan limbah air yang dilaksanakan PT Antang Gunung Meratus (AGM) dan KUD Karya Murni selaku penambang batubara di Wilayah Kabupaten HSS," katanya, Rabu (6/1) kemarin.
Dijelaskan dia, Ini juga untuk mengevaluasi sejauh mana kesepakatan-kesepakatan yang sudah dilaksanakan di lapangan, oleh karena itu pihaknya mohon untuk disampaikan progress penanganan pengendalian air atau limbah dan juga nanti minta langsung ke titik lokasi, setelah ekspose dari PT AGM.
Pihaknya merasa perlu untuk dapat melihat langsung dan mengetahui progres pekerjaan yang dicapai sampai sejauh mana, sehingga akan menjadi perhatian bersama.
Baca juga: Pencemaran sungai Amandit, Dispera KPLH HSS temukan 20 mesin sedot pasir
Usai ekspose dan Dialog dengan PT AGM, Sekda HSS beserta rombongan didampingi Tim Pengelola Limbah Air dari PT AGM bertolak menuju titik lokasi operasional pengolahan air limbah dan settling pond, lanjut menuju water treaatment system.
Setelah selesai monitoring di PT AGM, sekda melanjutkan monitoring menuju pengelolaan limbah air yang dilakukan KUD Karya Murni, kemudian menuju titik keluarnya air dari tambang menuju Sungai Amandit, kemudian rombongan menyisir melalui daerah pertambangan pasir dan batu.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021