Pemerintah Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan meresmikan jembatan Antasan Pulau Bromo Mantuil yang terletak di wilayah Banjarmasin Selatan, Senin.

Jembatan berdesain gantung membentang 100 meter di permukaan sungai Martapura juga bergaya "roller coaster" jalan naik dan turunnya tersebut diresmikan pula sebagai kawasan ekowisata atau wisata berwawasan lingkungan.

Wali Kota Banjarmasin H Ibnu Sina yang kebetulan merayakan hari jadinya (Harjad) ke-46 saat meresmikan jembatan tersebut mengatakan, jembatan ini menjadi impian selama 20 tahun warga yang tinggal di pulau Bromo untuk bisa merasakan infrastruktur jalan darat.

"Memang dampak ekonomi adanya jembatan ini luar biasa, sebab jadi destinasi wisata, walaupun subtansinya sebetulnya bukan untuk pariwisata, karena ini untuk warga pulau Bromo yang selama negara ini merdeka, tidak ada akses jalan darat ke wilayah mereka," ujarnya.
Jembatan Antasan pulau Bromo diresmikan.(Antaranews Kalsel/Humas Pemkot Banjarmasin)

Dia menyatakan terimakasih atas apresiasi masyarakat terhadap jembatan ini sebagai kebanggaan, hingga banyak yang mengunjunginya.

"Tapi karena pandemi COVID-19 masih tinggi, hingga kita minta masyarakat terus mentaati protokol kesehatan, sementara kita tutup untuk kawasan wisatanya," ucap Ibnu Sina.

Dia pun meminta, masyarakat merawat dan menjaga jembatan yang dibangun menggunakan APBD sekitar Rp40 miliar tersebut, hingga bisa bertahan lama.

Sebagaimana diketahui, jembatan Antasan pulau Bromo Mantuil tersebut bertipe jembatan gantung, lebarnya hanya 2,15 meter dengan panjang bentang utama 100 meter.

Karena jembatan yang mulai dibangun Juli 2020 tersebut tingginya sekitar 15 meter dari permukaan air sungai, hingga jalan naik dan turunnya dibuat berputar seperti lingkaran, disebutkan seperti permainan roller coaster.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banjarmasin Ikhsan Al-Haq mengakui, jembatan Antasan pulau Bromo menjadi ikon wisata terbaru di kota ini.

"Satu-satunya jadi kawasan ekowisata di Banjarmasin," tuturnya.

Namun harus tetap disadari, jembatan tersebut adalah untuk infrastruktur jalan bagi akses masyarakat di daerah itu, bukan jembatan wisata, hanya pemandangan jembatan dan fasilitas ruang terbuka hijaunya yang menjadi objek wisata.

"Karena saat ini masih pandemi COVID-19, jadi kita minta masyarakat bersabar untuk mengunjunginya, sebab dikhawatirkan akan menjadi penularan di sana," pungkasnya.

 

Pewarta: Sukarli

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021