Banjarmasin,  (AntaranewsKalsel) - Lajnah Khusus Mahasiswa Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Kalimantan Selatan kembali melakukan aksi unjuk rasa penolakan kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi, Sabtu.


Aksi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Kalsel yang berlangsung di perempatan Jalan S Parman/Jalan Belitung dan Jalan Perintis Kemerdekaan Banjarmasin itu merupakan yang keenam kali sejak pengumuman kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) tersebut.

Koordinator Lajnah Khusus Mahasiswa (LKM) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Tingkat I HTI Kalsel, Hafizh Asbudi menyatakan, pihaknya tidak akan kenal lelah, untuk terus menentang kebijakan pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) yang menaikan harga BBM bersubsidi.

"Kami akan terus berupaya menyadarkan masyarakat, bahwa menaikan harga BBM bersubsidi merupakan kebijakan khianat, dan pangkal dari penerapan sistem kapitalisme demokrasi," tegasnya.

"Oleh karena itu, tidak sekedar menuntut turunnya harga BBM, kami juga mengajak untuk meninggalkan sistem pemerintahan yang cenderung menggunakan kapitalisme demokrasi, dan mengganti dengan sistem syariah dan khilafah," lanjutnya.

Karena menurut dia, sistem syariah dan khilafah yang akan mengambil alih semua pengelolaan sumber daya alam (SDA), guna dimanfaatkan sepenuhnya bagi kesejahteraan rakyat," tegasnya.

Selain berorasi, massa LKM HTI tersebut juga menggalang opini, dengan mengumpulkan pendapat dari rakyat kecil, yang ikut mendukung penolakan kenaikan harga BBM, seperti dari ibu rumah tangga, pengecer premium, paman bakso, tukang ojek dan penarik becak.

Semua kelompok masyarakat yang dimintai pendapat oleh LKM HTI itu mengaku, dengan kenaikan harga BBM bersubsidi, semakin kesulitan memenuhi kehidupan sehari-hari, karena makin naiknya harga kebutuhan pokok, dan menurunnya omzet usaha.

Karena itu pula, HTI akan terus menyuarakan mengenai kenaikan harga BBM sebagaimana disuarakan para aktivis dari berbagai kampus di "Bumi Perjuangan Pangeran Antasari" Kalsel.

Dalam melakukan aksi damai tersebut, massa LKM HTI itu membawa sejumlah spanduk dan poster yang antara lain bertuliskan, "BBM naik, asing untung, rakyat buntung".

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014