Tanjung, (AntaranewsKalsel) - Kantor Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tabalong, Kalimantan Selatan, menggelar pelatihan bagi para pendamping Program Kawasan Rumah Pangan Lestari melalui optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan.
Kepala Kantor Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan (KPPKP) Tabalong, Hery Subagyo di Tanjung, Sening, mengatakan pelatihan diikuti 21 peserta.
Mereka berasal dari kelompok wanita tani maupun penyuluh yang akan melakukan pendampingan kepada 21 kelompok pelaksana Program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) yang tersebar di 21 kecamatan.
"Bekerja sama dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalsel, pelatihan pendamping desa bagi pelaksanaan program percepatan penganekaragaman konsumsi pangan ini sasarannya adalah kelompok wanita tani dan ibu rumah tangga agar bisa mengoptimalkan lahan perkarangannya," jelas Hery.
Menurut dia, untuk kegiatan pemanfaatan lahan pekarangan, tahun 2014 ini mendapat bantuan dana dari APBN sebesar Rp47 juta tiap kelompok untuk pembuatan kebun bibit dengan jenis tanaman sayur seperti cabai, tomat dan tanaman bermanfaat lainnya.
Sementara itu perwakilan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalsel, Khairudin memberikan tambahan wawasan kepada peserta pelatihan terkait budi daya bawang merah.
"Bawang merah merupakan komoditas dengan nilai ekonomi tinggi karena itu cukup baik itu dikembangkan melalui optimalisasi pemanfaatan lahan perkarangan sehingga perlu diketahui teknik budi daya tanaman ini agar bisa menambah pendapatan petani," jelas Khairudin.
Ia mengatakan optimalisasi pemanfaatan pekarangan dengan menerapkan konsep KRPL sangat bagus dalam rangka peningkatan pola pangan harapan serta pendapatan masyarakat.
Pada tahun 2103, kegiatan optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan dengan konsep KRPL Tabalong mendapat jatah 15 kelompok dan tahun 2014 ditambah enam kelompok wanita.
Menurut satu petugas penyuluh pertanian, Hasan, tujuan program itu diantaranya sebagai upaya membudayakan pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang dan aman (B2SA), mendukung hidup sehat, aktif dan produktif.
"Termasuk di dalamnya adalah menghemat belanja keluarga dan menambah pendapatan keluarga melalui kebun bibit," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014
Kepala Kantor Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan (KPPKP) Tabalong, Hery Subagyo di Tanjung, Sening, mengatakan pelatihan diikuti 21 peserta.
Mereka berasal dari kelompok wanita tani maupun penyuluh yang akan melakukan pendampingan kepada 21 kelompok pelaksana Program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) yang tersebar di 21 kecamatan.
"Bekerja sama dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalsel, pelatihan pendamping desa bagi pelaksanaan program percepatan penganekaragaman konsumsi pangan ini sasarannya adalah kelompok wanita tani dan ibu rumah tangga agar bisa mengoptimalkan lahan perkarangannya," jelas Hery.
Menurut dia, untuk kegiatan pemanfaatan lahan pekarangan, tahun 2014 ini mendapat bantuan dana dari APBN sebesar Rp47 juta tiap kelompok untuk pembuatan kebun bibit dengan jenis tanaman sayur seperti cabai, tomat dan tanaman bermanfaat lainnya.
Sementara itu perwakilan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalsel, Khairudin memberikan tambahan wawasan kepada peserta pelatihan terkait budi daya bawang merah.
"Bawang merah merupakan komoditas dengan nilai ekonomi tinggi karena itu cukup baik itu dikembangkan melalui optimalisasi pemanfaatan lahan perkarangan sehingga perlu diketahui teknik budi daya tanaman ini agar bisa menambah pendapatan petani," jelas Khairudin.
Ia mengatakan optimalisasi pemanfaatan pekarangan dengan menerapkan konsep KRPL sangat bagus dalam rangka peningkatan pola pangan harapan serta pendapatan masyarakat.
Pada tahun 2103, kegiatan optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan dengan konsep KRPL Tabalong mendapat jatah 15 kelompok dan tahun 2014 ditambah enam kelompok wanita.
Menurut satu petugas penyuluh pertanian, Hasan, tujuan program itu diantaranya sebagai upaya membudayakan pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang dan aman (B2SA), mendukung hidup sehat, aktif dan produktif.
"Termasuk di dalamnya adalah menghemat belanja keluarga dan menambah pendapatan keluarga melalui kebun bibit," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014