Kedelai edamame membawa keberuntungan bagi petani di Desa Kambitin Kabupaten Tabalong.

 Bagaimana tidak, panen yang cukup melimpah dengan harga jual yang cukup tinggi serta pangsa pasar yang luas membuat budidaya kedelai yang dipanen saat hijau itu menghasilkan keuntungan melimpah.

 Adalah Edi Susapto, seorang petani asal Desa Kambitin, Kabupaten Tabalong yang telah membuktikan itu.

 Ia menanam kacang yang dikenal asal Jepang itu di tiga petak lahan pertanian dengan luasan lahan sekitar 1.200 meter persegi.

Hasilnya cukup menggiurkan.

 "Satu meter persegi mampu menghasilkan satu kilogram edamame basah." kata Sapto saat diwawancara pada jumat, (6/11).

Sapto mengatakan, di pasaran harga jual edamame menurutnya cukup tinggi.

Untuk ukuran besar bisa dijual dengan harga Rp25 ribu/kilogramnya.

Menurut dia, harga tersebut stabil bahkan cenderung terus mengalami kenaikan.

Pasalnya, pangsa pasar edamame saat ini cukup luas, peminatnya banyak bahkan dari luar daerah, sementara petani yang menanam sedikit.
Foto Antaranews.Kalsel/ist

 "Saya sampai kehabisan dan kewalahan menghadapai pesanan," ujar Sapto.

Menurut dia, banyak pelanggan yang membeli kedelai edamame, untuk dibuat camilan.

Edamame selama ini memang dikenal sebagai makanan sehat.

 Mengandung serat dan antioksidan yang dapat membantu menurunkan kolesterol jahat.

 Sapto menceritakan, ide awal menanam edamame berasal dari inisiasi yang dilakukan Adaro Foundation.

 Awalnya, ia mengaku sempat ragu, dikarenakan ia belum pernah sama sekali menanam kedelai asal jepang ini.

Namun bermodal pertimbangan  dan pendampingan yang ia dapatkan dari tim pendamping Adaro Foundation akhirnya mencoba menanam di satu petak lahan pertaniannya.

 Ternyata hasilnya cukup bagus.

Kemudian menambah tanam di dua petak lahan lainnya.

 "Dibandingkan dengan yang lain, menanam edamame ini lebih menguntungkan. Saya sudah merasakan sendiri," ucap lelaki paruh baya ini sambil tersenyum.

Ia menjelaskan, kedelai edamame memiliki masa panen sama seperti palawija pada umumnya, sekitar 65 hari.

Soal perawatan menurutnya juga cukup mudah. Tidak terlalu repot.

Cukup menambahkan pupuk dan penyemprotan untuk daun dan buah.

"Daripada yang lain, edamame lebih gampang," ucap dia.

Sapto menduga tingginya harga kedelai edamame di pasaran karena belum banyak petani yang menanam dan belum mengetahui hasilnya.

Edamame memang bukan kedelai yang bisa dibuat untuk bahan tahu dan tempe, melainkan untuk konsumsi langsung.

Edamame mengandung serat dan antioksidan yang dapat membantu menurunkan kolesterol.

Pewarta: Herlina Lasmianti

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020