Bupati Hulu Sungai Selatan (HSS) H. Achmad Fikry didampingi Wakil Bupati (Wabup) HSS Syamsuri Arsyad, melakukan Monitoring dan Evaluasi (Monev) proyek pembangunan Jembatan Loksado.
Ia mengatakan, jembatan ini harus dijaga dan tidak digunakan untuk membawa hasil-hasil yang tidak diperkenankan seperti menebang pohon, karena aturan tidak boleh dan secara adat istiadat setempat tidak boleh menebang pohon.
"Hari kami melihat pembangunan jembatan sampai di mana progressnya, monev ini dilaksanakan guna memastikan pelaksanaan pembangunan infrastruktur Jembatan yang sedang dilaksanakan di Kecamatan Loksado berjalan sesuai dengan rencana," katanya, dalam keterangan, Senin (26/10) kemarin.
Baca juga: Peningkatan ruas jalan alternatif masyarakat dari Kamawakan menuju Malinau
Dijelaskan dia, bersyukur ternyata proyek sudah dalam tahap memasang kerangka baja, pihaknya datang dan melihat langsung karena dulu pernah ada kekhawatiran masyarakat apakah jadi atau tidak jadi, setelah dicek ternyata sudah merakit di tempat tertentu.
Proyek ini direncanakan akan selesai dengan waktu yang telah ditetapkan pada bulan Desember 2020 mendatang, dan merupakan jembatan yang paling ditunggu-tunggu oleh masyarakat untuk bisa memiliki jembatan permanen.
"Ukuran jembatan merupakan hasil kesepakatan dengan tokoh masyarakat, di mana jembatan ini selain untuk memenuhi harapan masyarakat cukup lama sehingga untuk memperlancar arus pelayanan, dan juga pemerintah ingin mempermudah masyarakat di Loksado untuk mereka bisa membawa hasil usaha," katanya.
Baca juga: Jaga perputaran ekonomi HSS, Wabup ingin pastikan tukang dari warga lokal
Adapun untuk proyek jembatan Loklahung, Kecamatan Loksado dalam program rehabilitasi jalan dan jembatan, Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten HSS, dengan nilai proyek Rp4,9 miliar lebih, dengan masa pekerjaan fisik 185 hari kalender dan pemeliharaan 180 hari kalender.
Turut hadir, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Tata Ruang (PUTR) HSS Tedy Soetedjo, Kepala Bagian Pengadaan Barang Jasa Setda Mahyuni, dan Kepala Bagian Umum Setda Salahuddin.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
Ia mengatakan, jembatan ini harus dijaga dan tidak digunakan untuk membawa hasil-hasil yang tidak diperkenankan seperti menebang pohon, karena aturan tidak boleh dan secara adat istiadat setempat tidak boleh menebang pohon.
"Hari kami melihat pembangunan jembatan sampai di mana progressnya, monev ini dilaksanakan guna memastikan pelaksanaan pembangunan infrastruktur Jembatan yang sedang dilaksanakan di Kecamatan Loksado berjalan sesuai dengan rencana," katanya, dalam keterangan, Senin (26/10) kemarin.
Baca juga: Peningkatan ruas jalan alternatif masyarakat dari Kamawakan menuju Malinau
Dijelaskan dia, bersyukur ternyata proyek sudah dalam tahap memasang kerangka baja, pihaknya datang dan melihat langsung karena dulu pernah ada kekhawatiran masyarakat apakah jadi atau tidak jadi, setelah dicek ternyata sudah merakit di tempat tertentu.
Proyek ini direncanakan akan selesai dengan waktu yang telah ditetapkan pada bulan Desember 2020 mendatang, dan merupakan jembatan yang paling ditunggu-tunggu oleh masyarakat untuk bisa memiliki jembatan permanen.
"Ukuran jembatan merupakan hasil kesepakatan dengan tokoh masyarakat, di mana jembatan ini selain untuk memenuhi harapan masyarakat cukup lama sehingga untuk memperlancar arus pelayanan, dan juga pemerintah ingin mempermudah masyarakat di Loksado untuk mereka bisa membawa hasil usaha," katanya.
Baca juga: Jaga perputaran ekonomi HSS, Wabup ingin pastikan tukang dari warga lokal
Adapun untuk proyek jembatan Loklahung, Kecamatan Loksado dalam program rehabilitasi jalan dan jembatan, Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten HSS, dengan nilai proyek Rp4,9 miliar lebih, dengan masa pekerjaan fisik 185 hari kalender dan pemeliharaan 180 hari kalender.
Turut hadir, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Tata Ruang (PUTR) HSS Tedy Soetedjo, Kepala Bagian Pengadaan Barang Jasa Setda Mahyuni, dan Kepala Bagian Umum Setda Salahuddin.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020