Negara, (Antaranews Kalsel) - Menteri Koperasi dan UMKM Syarief Hasan mengatakan petani kakao perlu memiliki akses pembiayaan untuk meningkatan pendapatan petani di sektor tersebut.
"Untuk meningkatkan pendapatan petani kakao, akses keuangan harus dimaksimalkan bagi mereka. Akses tersebut bisa lewat Kredit Usaha Rakyat, serta dana bergulir dari kementerian kami," katanya saat membuka Festival kakao internasional atau Bali International Cocoa Festival, di Kabupaten Jembrana, Kamis.
Terkait dana bergulir, ia mengajak dinas terkait setempat untuk menyalurkannya ke petani kakao, dengan sistem yang sudah ditentukan.
Selain itu, dengan Bali International Cocoa Festival ini, pihaknya berharap, hasil olahan kakao atau coklat dari Jembrana, bisa dikenal dunia internasional.
"Selama ini kalau bicara coklat, apa yang muncul di pikiran kita adalah negara Swiss. Dengan festival ini, kami berharap, Jembrana bisa menumbuhkan ingatan produsen maupun penikmat coklat sama seperti Swiss," ujarnya.
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini, memberikan kesempatan kepada semua pihak untuk meningkatkan pendapatan masing-masing, termasuk bersaing di dunia internasional untuk produk dalam negeri.
Ia mengungkapkan diantara negara G20, pertumbuhan ekonomi Indonesia terbaik kedua setelah Tiongkok, sehingga sangat kondusif untuk pertumbuhan dunia usaha dalam negeri, termasuk usaha kecil menengah.
"Saya minta petani maupun pengusaha olahan kakao di Kabupaten Jembrana, tidak minder untuk memasarkan produknya di dunia internasional. Yakinlah, kakao Jembrana akan dikenal luas, demikian juga usahanya akan bertambah besar sehingga bisa mengurangi pengangguran," katanya.
Bali International Cocoa Festival ini dipusatkan di Gedung Kesenian Bung Karno, Negara, yang selain Syarief Hasan, juga dihadiri delegasi luar negeri dari Vietnam dan Filipina, sementara dari dalam negeri selain Jembrana yang memamerkan produknya, juga ada dari papua, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat serta kabupaten lainnya di Bali.
Selain pameran produk, festival yang akan berlangsung hingga tanggal 31 agustus ini mempertemukan petani kakao, pengusaha coklat, penggiat teknologi yang berkaitan dengan kakao, serta kalangan akademisi.
Bupati Jembrana, I Putu Artha dalam sambutannya mengatakan, dengan festival ini pihaknya berharap bisa menciptakan wadah yang strategis bagi semua komponen, yang berkaitan dengan kakao.
"Tidak hanya Indonesia, kami harap wadah tersebut juga mencakup wilayah regional Asia, untuk membangun komitmen memajukan komoditi kakao," katanya.
Ia juga sepakat, cita-cita untuk mengenalkan dan memasarkan produk kakao lokal ke dunia internasional harus dirintis, dengan mengajak dan membina petani untuk menghasilkan biji kakao atau coklat unggulan.
Menurut dia, di Kabupaten Jembrana upaya tersebut sudah dilakukan, terbukti dengan diperolehnya sertifikat komunitas kakao, yang merupakan pertamakali di Indonesia.
Ia mengatakan sertifikat tersebut bukan hanya selembar kertas, tapi merupakan bukti untuk meningkatkan posisi tawar petani kakao, dalam pemasaran.
Sementara Asisten Ketataprajaan Setda Provinsi Bali, Dewa Putu Eka Wijaya Wardana yang membacakan sambutan Gubernur Bali, Made Mangku Pastika mengatakan, festival kakao bertarap internasional di Jembrana ini, sejalan dengan upaya Pemprov Bali, untuk meningkatkan ekonomi daerah.
Menurut dia meskipun lahan kakao di Bali relatif kecil yaitu 14.916 hektare, namun dengan mutu hasil pertanian berikut pengolahannya, bisa bersaing di pasaran.
"Sentra kakao di Bali berada di Kabupaten Jembrana dan Tabanan. Ke depan kami ingin, kualitas produksi terus ditingkatkan, sehingga bisa merebut pasaran lokal, nasional maupun internasional," katanya./e
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014
"Untuk meningkatkan pendapatan petani kakao, akses keuangan harus dimaksimalkan bagi mereka. Akses tersebut bisa lewat Kredit Usaha Rakyat, serta dana bergulir dari kementerian kami," katanya saat membuka Festival kakao internasional atau Bali International Cocoa Festival, di Kabupaten Jembrana, Kamis.
Terkait dana bergulir, ia mengajak dinas terkait setempat untuk menyalurkannya ke petani kakao, dengan sistem yang sudah ditentukan.
Selain itu, dengan Bali International Cocoa Festival ini, pihaknya berharap, hasil olahan kakao atau coklat dari Jembrana, bisa dikenal dunia internasional.
"Selama ini kalau bicara coklat, apa yang muncul di pikiran kita adalah negara Swiss. Dengan festival ini, kami berharap, Jembrana bisa menumbuhkan ingatan produsen maupun penikmat coklat sama seperti Swiss," ujarnya.
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini, memberikan kesempatan kepada semua pihak untuk meningkatkan pendapatan masing-masing, termasuk bersaing di dunia internasional untuk produk dalam negeri.
Ia mengungkapkan diantara negara G20, pertumbuhan ekonomi Indonesia terbaik kedua setelah Tiongkok, sehingga sangat kondusif untuk pertumbuhan dunia usaha dalam negeri, termasuk usaha kecil menengah.
"Saya minta petani maupun pengusaha olahan kakao di Kabupaten Jembrana, tidak minder untuk memasarkan produknya di dunia internasional. Yakinlah, kakao Jembrana akan dikenal luas, demikian juga usahanya akan bertambah besar sehingga bisa mengurangi pengangguran," katanya.
Bali International Cocoa Festival ini dipusatkan di Gedung Kesenian Bung Karno, Negara, yang selain Syarief Hasan, juga dihadiri delegasi luar negeri dari Vietnam dan Filipina, sementara dari dalam negeri selain Jembrana yang memamerkan produknya, juga ada dari papua, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat serta kabupaten lainnya di Bali.
Selain pameran produk, festival yang akan berlangsung hingga tanggal 31 agustus ini mempertemukan petani kakao, pengusaha coklat, penggiat teknologi yang berkaitan dengan kakao, serta kalangan akademisi.
Bupati Jembrana, I Putu Artha dalam sambutannya mengatakan, dengan festival ini pihaknya berharap bisa menciptakan wadah yang strategis bagi semua komponen, yang berkaitan dengan kakao.
"Tidak hanya Indonesia, kami harap wadah tersebut juga mencakup wilayah regional Asia, untuk membangun komitmen memajukan komoditi kakao," katanya.
Ia juga sepakat, cita-cita untuk mengenalkan dan memasarkan produk kakao lokal ke dunia internasional harus dirintis, dengan mengajak dan membina petani untuk menghasilkan biji kakao atau coklat unggulan.
Menurut dia, di Kabupaten Jembrana upaya tersebut sudah dilakukan, terbukti dengan diperolehnya sertifikat komunitas kakao, yang merupakan pertamakali di Indonesia.
Ia mengatakan sertifikat tersebut bukan hanya selembar kertas, tapi merupakan bukti untuk meningkatkan posisi tawar petani kakao, dalam pemasaran.
Sementara Asisten Ketataprajaan Setda Provinsi Bali, Dewa Putu Eka Wijaya Wardana yang membacakan sambutan Gubernur Bali, Made Mangku Pastika mengatakan, festival kakao bertarap internasional di Jembrana ini, sejalan dengan upaya Pemprov Bali, untuk meningkatkan ekonomi daerah.
Menurut dia meskipun lahan kakao di Bali relatif kecil yaitu 14.916 hektare, namun dengan mutu hasil pertanian berikut pengolahannya, bisa bersaing di pasaran.
"Sentra kakao di Bali berada di Kabupaten Jembrana dan Tabanan. Ke depan kami ingin, kualitas produksi terus ditingkatkan, sehingga bisa merebut pasaran lokal, nasional maupun internasional," katanya./e
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014