Anggota Komisi III Bidang Pembangunan dan Infrastruktur DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) H Karlie Hanafi Kalianda mengharapkan perbaikan fender Jembatan Rumpiang Marabahan, ibu kota Kabupaten Barito Kuala (Batola) selesai tepat waktu.
Harapan wakil rakyat asal daerah pemilihan (dapil) Kalsel III/Kabupaten Batola itu di Banjarmasin, Selasa sesudah bersama rombongan Komisi III meninjau perbaikan fender Jembatan Rumpiang (45 kilometer barat Banjarmasin) tersebut.
"Ketika kami meninjau kesana (Jembatan Rumpiang), informasi dari pekerja bahwa perbaikan fender tersebut selesai sekitar satu minggu lagi," kutipnya menjawab Antara Kalsel di Banjarmasin.
Namun anggota Komisi III DPRD Kalsel yang juga membidangi perhubungan itu tidak menerangkan pelaksana dan pembiayaan perbaikan fender Jembatan Rumpiang yang roboh karena tertabrak/tersenggol tongkang yang sedang mengangkut batu bara sekitar satu tahun lalu tersebut.
"Kebetulan kita tidak mempertanyakan biaya serta pelaksana/kontraktor perbaikan fender tersebut. Yang penting pekerjaan segera selesai atau tepat waktu," tutur wakil rakyat bergelar sarjana hukum, magister hukum serta doktor bidang ilmu hukum itu.
Pasalnya, lanjut Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Kalsel itu, tanpa fender sebagai pengaman bisa berdampak vatal bila tongkang pembawa batu bara kembali tertabrak tiang Jembatan Rumpiang.
"Karena pada Jembatan Rumpiang yang membentang di atas Sungai Barito itu, tiap hari lalu lalang kapal/tongkang mengangkut batu bara atau "emas hitam" tersebut," ujar mantan aktivis mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat (ULM d/h Unlam) Banjarmasin itu.
Sementara keberadaan Jembatan Rumpiang cukup strategis yaitu bukan saja sebagai sarana dan prasarana perhubungan darat, melainkan pula menunjang pertumbuhan serta perkembangan perekonomian Batola khususnya dan Kalsel pada umumnya, demikian Karlie.
Batola merupakan daerah pertanian pasang surut juga sebagai lumbung padi Kalsel yang berbatasan dengan Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah (Kalteng) atau berada pada lintas jalan Trans Kalimantan poros selatan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
Harapan wakil rakyat asal daerah pemilihan (dapil) Kalsel III/Kabupaten Batola itu di Banjarmasin, Selasa sesudah bersama rombongan Komisi III meninjau perbaikan fender Jembatan Rumpiang (45 kilometer barat Banjarmasin) tersebut.
"Ketika kami meninjau kesana (Jembatan Rumpiang), informasi dari pekerja bahwa perbaikan fender tersebut selesai sekitar satu minggu lagi," kutipnya menjawab Antara Kalsel di Banjarmasin.
Namun anggota Komisi III DPRD Kalsel yang juga membidangi perhubungan itu tidak menerangkan pelaksana dan pembiayaan perbaikan fender Jembatan Rumpiang yang roboh karena tertabrak/tersenggol tongkang yang sedang mengangkut batu bara sekitar satu tahun lalu tersebut.
"Kebetulan kita tidak mempertanyakan biaya serta pelaksana/kontraktor perbaikan fender tersebut. Yang penting pekerjaan segera selesai atau tepat waktu," tutur wakil rakyat bergelar sarjana hukum, magister hukum serta doktor bidang ilmu hukum itu.
Pasalnya, lanjut Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Kalsel itu, tanpa fender sebagai pengaman bisa berdampak vatal bila tongkang pembawa batu bara kembali tertabrak tiang Jembatan Rumpiang.
"Karena pada Jembatan Rumpiang yang membentang di atas Sungai Barito itu, tiap hari lalu lalang kapal/tongkang mengangkut batu bara atau "emas hitam" tersebut," ujar mantan aktivis mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat (ULM d/h Unlam) Banjarmasin itu.
Sementara keberadaan Jembatan Rumpiang cukup strategis yaitu bukan saja sebagai sarana dan prasarana perhubungan darat, melainkan pula menunjang pertumbuhan serta perkembangan perekonomian Batola khususnya dan Kalsel pada umumnya, demikian Karlie.
Batola merupakan daerah pertanian pasang surut juga sebagai lumbung padi Kalsel yang berbatasan dengan Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah (Kalteng) atau berada pada lintas jalan Trans Kalimantan poros selatan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020