Sang petahanan, H Ibnu Sina, Wali Kota Banjarmasin periode 2016-2021 sudah memastikan kembali bertarung untuk meraih kursi dua periode pemimpin ibu kota provinsi Kalimantan Selatan.

Ibnu Sina yang pada Pemilu Kepala Daerah (Pilkada) tahun 2016 menang dengan pasangannya H Hermasyah, memastikan tidak lagi bersama dengan politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu di Pilkada pada tahun 2020 ini.

Sang petahanan sepertinya memilih pasangan baru yang mungkin lebih nyaman untuk berkoalisi kedepan memimpin kota yang sudah berusia 493 tahun tersebut.

Pasalnya sang teman lama, H Hermansyah, memastikan diri pula ingin maju di posisi nomor satu (Wali Kota), tidak ingin jadi nomor dua lagi (Wakil Wali Kota).

Bahkan untuk menantang sang petahanan kawan lama tersebut, Hermansyah yang pernah dengan Ibnu Sina sebagai teman sejawat di DPRD Kalsel hingga tiga periode, melamar ke partainya PDIP dan partai lainnya, seperti ke PKB, Golkar, Gerindra dan PPP.

Namun sayang, hingga kini teka teki siapa didukung para partai politik itu belum ada yang memastikan berlabuh kepadanya, bahkan dari partainya sendiri, yakni, PDIP.

Sementara sang petahanan H Ibnu Sina ada bayangan didukung partai politik yang didekatinya, bahkan dia mengklaim Partai Demokrat yang memiliki lima kursi di legislatif sudah berada di genggamannya.

Memang beredar foto yang menggambarkan H Ibnu Sina dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) didampingi Ketua DPW Partai Demokrat Kalsel H Rusian menenteng surat dukungan itu.

Namun kepastian dukungan itu belum diiakan Ketua DPC Partai Demokrat Kota Banjarmasin Bambang Yanto Permono, karena suratnya belum sampai ke tangannya.

Tidak hanya partai Demokrat, sang petahanan Ibnu Sina juga mengisyaratkan partai Gus Muhaimin Iskandar, yakni, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang juga memiliki lima kursi legislatif kota juga sudah mengarah kepadanya.

Jika benar dua parpol ini sudah mendukungnya, berarti sang petahanan Ibnu Sina sudah memiliki tiket untuk mendaftar maju di Pilkada Kota Banjarmasin tahun 2020, karena syarat minimalnya 20 persen dari 45 dari kursi dewan atau 9 kursi dewan sudah ditangannya, sedangkan dua partai itu sudah terkumpul 10 kursi dewan.

Sang petahanan Ibnu Sina tinggal menunggu restu partainya, yakni, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang juga memiliki lima kursi dewan kota, di mana Surat Keputusan (SK) pimpinan pusat belum juga turun.

Padahal, PKS sudah menurunkan SK dukungan ke sejumlah pasangan bakal calon di Pilkada serentak di Kalsel lainnya, seperti Banjarbaru kepada petahanan Nadjmi Adhani-Darmawan Jaya, Pilkada Balangan juga petahana  Ansharuddin-Iswan dan Pilkada Banjar kepada H Rusli-Guru Fadhlan.

Memang mengherankan, PKS malah terkesan membuat teka teki di Pilkada Banjarmasin, di mana sang petahanan Ibnu Sina adalah kadernya bahkan pernah menjadi Ketua DPW PKS Kalsel sebelum menduduki kursi Wali Kota Banjarmasin.

Terlepas dari kisah PKS terhadap sang petahanan Ibnu Sina tersebut, kini masih ada sejumlah partai lagi yang belum secara resmi dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) mereka menunjuk calon penantang di Pilkada Kota Banjarmasin tahun 2020 ini.

Partai pertama adalah Partai Amanat Nasional (PAN), sebagai pemenang Pemilu Legislatif tahun 2019, yakni, dapat sembilan kursi, artinya bisa mengusung pasangan calon sendiri tanpa koalisi, juga masing bimbang menentukan pilihan.

Memang sempat tercetus di mulut sang Ketua DPW PAN Kalsel H Muhidin, pernah jadi Wali Kota Banjarmasin periode 2010-2015 untuk mendukung pasangan H Haris Makkie dengan H Yuni Abdi Noor Sulaiman HB.

H Haris Makkie adalah Sekdaprov Kalsel yang masih aktif menjabat dan juga sebagai Ketua PWNU Kalsel. Sedangkan pasangannya H Yuni Abdi Noor Sulaiman HB adalah Ketua Umum Kerukunan Keluarga Bakumpai (KKB), dia juga anak tokoh Kalsel Almarhum H Abdussalam Sulaiman HB, mantan Ketua Golkar Kalsel dan pendiri klub sepakbola liga 1 Barito Putera.

Kembali ke DPW PAN tadi, sempat tercetus pula partai itu akan mengusung Hj Karmila yang kini sebagai Wakil Ketua DPRD Kalsel, kebetulan putri sang Ketua DPW PAN Kalsel tersebut. Hj Karmila rencananya diduetkan dengan Fajar Desira Ces, kini Kepala Bappeda Provinsi Kalsel.

Namun dari rumor di DPW PAN tersebut, belum ada satu pun surat resmi keluar dari DPP PAN yang ditandatangani ketua umumnya Zulkifli Hasan.

Selanjutnya ke partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), partainya pak Menhan RI H Prabowo Subianto ini, memiliki enam kursi di legislatif Kota Banjarmasin, tapi juga belum ada tanda-tanda mengarah dukungan ke pasangan bakal calon di Pilkada Kota Banjarmasin tahun 2020.

Sepertinya di partai Gerindra ini cukup rumit menentukan arah, sebab para kadernya tidak terlihat mencolok berani tampil untuk maju, hingga sang ketua Partai Gerindra Kalsel H Abidin harus putar otak agar partainya tidak jadi penonton di laga sengit di ibu kota provinsi ini.

Tersirat informasi, H Abidin "memaksa" Ketua Partai Gerindra Kota Banjarmasin H Muhammad Yamin yang kini duduk sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Banjarmasin untuk maju bertarung di Pilkada Kota Banjarmasin tahun 2020.

Namun keinginan kuat itu ternyata tidak gayung bersambut, H Muhammad Yamin dalam sebuah kesempatan menyatakan tidak mendapat restu kedua orang tuanya untuk maju di Pilkada, di mana pilihannya tetap mengabdi sebagai wakil rakyat.

Entah akan ke mana Partai Gerindra akan memilih, atau akan kembali mendukung sang petahanan Ibnu Sina seperti Pilkada 2016 lalu atau memilih mencari penantangnya, masih teka teki.

Yang rumit lagi di Partai Golkar, partai bertabur bintang atau tokoh ini juga belum ada kepastian diputuskan kepada siapa, sebab SK dari DPP Golkar belum turun untuk Pilkada Kota Banjarmasin tahun 2020 ini, meski di Pilkada serentak lainnya di Kalsel sudah dikeluarkan surat dukungan pasangan calon itu.

Di DPD Golkar Kalsel yang diketuai H Sahbirin Noor atau akrabnya Paman Birin, Gubernur Kalsel saat ini sudah merekomendasikan ke DPP Golkar pusat nama H Haris Makkie dan H Yuni Abdi Noor Sulaiman HB, namun ada tokoh lain membayangi dibelakanya.

Tokoh yang membayangi rekomendasi DPD Golkar Kalsel itu adalah Hj Ananda, Ketua Partai Golkar Kota Banjarmasin dan Wakil Ketua DPRD Kota Banjarmasin saat ini, dia gencar mensosialisasikan diri maju sebagai Wakil Wali Kota Banjarmasin di Pilkada 2020 ini.

Meski tidak didukung DPD Golkar Kalsel, namun Hj Ananda memiliki kans kuat ke DPP Golkar, hingga dominasi Haris Makkie-Yuni Abdi pun masih teka teki, kemana Golkar memilih.

Kemudian PDIP, tidak kalah panasnya juga di internal partai milik Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri ini untuk memperebutkan siapa yang dapat rekomendasi di Pilkada Kota Banjarmasin tahun 2020.

Sang petahanan Wakil Wali Kota Banjarmasin H Hermansyah tentunya berharap besar jatuh kepadanya, namun itu tidak mudah diraih, karena sang ketua PDIP Kota Banjarmasin H Muhaimin juga turut mangajukan diri, ditambah lagi ada tokoh muda kader banteng itu, yakni, Fazlur Rahman yang merupakan Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kalsel.

Fazlur Rahman dikenal orang dekat Ketua PDIP Kalsel H Mardani H Maming yang kini menjabat pula Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI). PDIP menambah partai yang teka teki milih siapa di Pilkada Kota Banjarmasin tahun 2020.

Sementara itu, partai-partai yang memiliki kursi minim di legislatif Kota Banjarmasin, seperti Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dengan dua kursi legislatif, Partai Nasional Demokrat (Nasdem) dan Partai Bulan Bintang (PBB) yang masing-masing satu kursi legislatif, belum pula menentukan arah dukungan.

Ketiga partai yang satu fraksi di DPRD Kota Banjarmasin ini sepertinya akan menyamakan persepsi arah dukungan, sebab sama-sama tidak memiliki kader yang muncul, hingga teka tekinya akan berkoalisi dengan partai mempuni.

Penantang Independen

 

Saat para tokoh lain berebut dukungan parpol untuk bisa maju di Pilkada Kota Banjarmasin tahun 2020, ada penantang sang petahanan H Ibnu Sina, lewat jalur independen atau perorangan, yakni, H Khairul Saleh dan Habib Muhammad Ali Alhabsy.

Bakal calon Wali Kota Banjarmasin dari jalur perseorangan ini adalah Khairul Saleh yang sebenarnya bisa dikatakan anak buah sang petahanan sendiri, karena saat ini masih menjabat Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Banjarmasin.

Sementara calon wakilnya adalah Habib Muhammad Ali Alhabsy yang merupakan Ketua Rabithah Alawiyah Kota Banjarmasin.

Kedua pasangan ini tinggal selangkah lagi bisa meraih tiket maju atau mendaftar sebagai pasangan calon wali kota dan wakil wali pada 4-6 September 2020 di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Banjarmasin.

Sebab, pada verifikasi awal syarat dukungan yang kedua pasangan ini serahkan ke KPU Kota Banjarmasin, yakni, foto copy KTP-el warga bertandatangan setidaknya 38.003 copy KTP-el, hanya sekitar 2.570 saja yang tidak memenuhi syarat (TMS).

Pasangan ini pun diwajibkan mengumpul dokumen perbaikan berupa foto copy KTP-el warga yang baru dua kali lipatnya, yakni, 5.140 foto copy KTP-el warga hingga 27 Juli tadi.

Hebatnya, keduanya mampu menyerahkan sebanyak 9.000 foto copy KTP-el warga untuk perbaikan itu atau tiga kali lipatnya, sehingga besar harapan akan lolos memenuhi syarat minimal 38.003 foto copy KTP-el warga yang positif atau sah mendukung mereka.

Tinggal verifikasi faktual tahap akhir untuk menentukan nasib kedua terwujud ikut Pilkada tahun 2020, atau berakhir jika tidak memenuhi itu, ini pun masih jadi teka teki.

Posisi Wakil Wali Kota

Tidak hanya posisi calon wali kota, posisi calon wakil wali kota pun kini jadi seksi diperebutkan, selain dua tokoh di atas sudah diungkapkan tadi, yakni, Hj Ananda dan H Yuni Abdi Noor Sulaiman HB, keduanya dari kader Golkar, ada tokoh lain yang juga tidak bisa dipandang sebelah mata.

Yang lagi santer pula dibicarakan adalah H Arifin Noor, yakni, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (Dis-PUPR) Kota Banjarmasin, digadang-gadang jadi pendamping sang petahanan Ibnu Sina.

Ibnu Sina pun tidak menampik itu, karena H Arifin Noor dianggap punya kans kuat di politik, sebab pernah terjun di medan Pilkada sebelumnya, yakni, di Kabupaten Tabalong, bahkan posisi calon Bupati, meski gagal.

Arifin Noor pun cukup kuat untuk maju, karena pada tahun ini juga dia akan purna tugas sebagai abdi negara. Meskipun masih malu-malu mengakui akan maju tersebut, sebab dia mengaku menyerahkan sepenuhnya kepada sangkuasa, Allah SWT.

Nama yang menarik juga melirik posisi calon wakil wali kota ini adalah Syaid Alwi Al-Nafis, yang merupakan kader PKB.

Syaid Alwi Al-Nafis bukan tokoh yang tidak dikenal masyarakat Banjarmasin, dia merupakan pewaris keahlian khitan tradisional yang memiliki praktek umum di Jalan Simpang Belitung, Banjarmasin.

Bahkan keseriusannya ikut kontestasi di Pilkada Kota Banjarmasin tahun 2020 ini dengan melamar sebagai wakil wali kota ke partai-partai politik, tidak hanya di PKB, tapi juga di partai lainnya, PKS, Demokrat, PPP, Golkar, Gerindra dan NasDem.

Selain empat tokoh ini, banyak lagi tokoh lainnya yang juga memperebutkan posisi itu, karenanya akan ada kejutan lainnya di Pilkada Banjarmasin ini, hingga teka teki penantang itu terkuak.

 

Kursi panas Wali Kota Banjarmasin.(Antaranews Kalsel/istimewa)


 

Pewarta: Sukarli

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020