Anggota DPRD Kota Banjarmasin dari fraksi partai Demokrat Eddy Junaidi menyampaikan banyaknya keluhan masyarakat terhadap aspirasi mereka yang belum terwujud.
Pada kegiatan reses atau menyerap aspirasi langsung ke masyarakat dari 9-11 Juli ini di Kantor Kecamatan Banjarmasin Tengah, pihaknya kembali mendapat usulan-usulan masyarakat bagi pembangunan yang sudah disampaikan pada masa reses lalu.
Tentunya masyarakat mengharapkan usulan atau aspirasi mereka itu dapat diperjuangkan serius, hingga bisa terwujud secepatnya, khususnya bagi pembangunan infrastruktur, baik jalan, jembatan, siring sungai maupun drainase dan banyak lagi macam-macamnya.
Sebenarnya, kata Eddy, aspirasi mereka itu sudah ditampung dan diperjuangkan dalam program pembangunan, namun karena adanya musibah mewabahnya virus Corona atau COVID-19 ini, semua menjadi kacau, bisa diistilahkan demikian.
Pasalnya, terang Eddy, anggaran untuk penanganan COVID-19 menyedot Anggaran Pendapat Belajar Daerah (APBD) yang besar, bahkan hingga kini sampai Rp170 miliar.
Di mana, anggaran itu diambil atau peralihan dari berbagai program, termasuk program pembangunan infrastruktur ke lingkungan warga, untuk dialihkan ke program kesehatan penanganan COVID-19 ini.
"Jadi masyarakat harus memaklumi ini, pembangunan terhambat karena wabah COVID-19 ini," terangnya.
Yang terpenting saat ini, kata Eddy, masyarakat harus taat dan disiplin menjalankan protokol kesehatan, hingga penyebaran virus ini dapat ditekan bahkan hilang dari muka bumi, sehingga semua bisa berjalan normal lagi.
"Bersama kita utamakan masalah kesehatan saat ini agar tertangani dengan baik," ujarnya.
Sementara itu, anggota DPRD Kota Banjarmasin dari fraksi PKS H Wakhid Husaini menyampaikan ada tujuh poin aspirasi yang disampaikan konsituennya pada reses ini.
"Masalah infrastruktur peningkatan jalan dan drainase, seperti di SDN Mawar 4 dan 5 itu belum ada drainase, hingga setiap kali hujan terjadi genangan," ujarnya.
Menurut dia, memang saat pandemi COVID-19 ini, pembangunan infrastruktur menjadi ada terhambat sebagian, tapi bukan tidak akan direalisasikan, jika kondisi sudah baik dan anggaran masih ada, maka bisa dikerjakan nantinya.
"Jadi usulan masyarakat ini tetap kita tampung, tidak ada masalah nantinya, tetap kita perjuangkan," paparnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
Pada kegiatan reses atau menyerap aspirasi langsung ke masyarakat dari 9-11 Juli ini di Kantor Kecamatan Banjarmasin Tengah, pihaknya kembali mendapat usulan-usulan masyarakat bagi pembangunan yang sudah disampaikan pada masa reses lalu.
Tentunya masyarakat mengharapkan usulan atau aspirasi mereka itu dapat diperjuangkan serius, hingga bisa terwujud secepatnya, khususnya bagi pembangunan infrastruktur, baik jalan, jembatan, siring sungai maupun drainase dan banyak lagi macam-macamnya.
Sebenarnya, kata Eddy, aspirasi mereka itu sudah ditampung dan diperjuangkan dalam program pembangunan, namun karena adanya musibah mewabahnya virus Corona atau COVID-19 ini, semua menjadi kacau, bisa diistilahkan demikian.
Pasalnya, terang Eddy, anggaran untuk penanganan COVID-19 menyedot Anggaran Pendapat Belajar Daerah (APBD) yang besar, bahkan hingga kini sampai Rp170 miliar.
Di mana, anggaran itu diambil atau peralihan dari berbagai program, termasuk program pembangunan infrastruktur ke lingkungan warga, untuk dialihkan ke program kesehatan penanganan COVID-19 ini.
"Jadi masyarakat harus memaklumi ini, pembangunan terhambat karena wabah COVID-19 ini," terangnya.
Yang terpenting saat ini, kata Eddy, masyarakat harus taat dan disiplin menjalankan protokol kesehatan, hingga penyebaran virus ini dapat ditekan bahkan hilang dari muka bumi, sehingga semua bisa berjalan normal lagi.
"Bersama kita utamakan masalah kesehatan saat ini agar tertangani dengan baik," ujarnya.
Sementara itu, anggota DPRD Kota Banjarmasin dari fraksi PKS H Wakhid Husaini menyampaikan ada tujuh poin aspirasi yang disampaikan konsituennya pada reses ini.
"Masalah infrastruktur peningkatan jalan dan drainase, seperti di SDN Mawar 4 dan 5 itu belum ada drainase, hingga setiap kali hujan terjadi genangan," ujarnya.
Menurut dia, memang saat pandemi COVID-19 ini, pembangunan infrastruktur menjadi ada terhambat sebagian, tapi bukan tidak akan direalisasikan, jika kondisi sudah baik dan anggaran masih ada, maka bisa dikerjakan nantinya.
"Jadi usulan masyarakat ini tetap kita tampung, tidak ada masalah nantinya, tetap kita perjuangkan," paparnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020