Kabupaten Hulu Sungai Utara memiliki lahan gambut terbesar di Kalimantan Selatan ternyata menarik minat kalangan akademisi dari Universitas Gajah Mada (UGM) untuk mengkajinya.
Pada seminar nasional bertajuk "Ekonomi kerakyatan Dalam Transformasi Desa Gambut" pihak UGM sengaja menghadirkan Bupati Hulu Sungai Utara (HSU) H Abdul Wahid HK sebagai nara sumber.
Selain Bupati HSU turut menjadi panelis pada dialog ini Deputi III dari Badan Retorasi Gambut Dr Myrna A Safitri, Ahli Restorasi lahan gambut dari UGM Dr Laksmi A Savitri MA dan pengamat ahli dari Mubyarto Institute.
Pada paparannya, Bupati HSU H Abdul Wahid HK menyampaikan lahan gambut didaerahnya meliputi 89 persen dari luas wilayah 915,05 km². Luas wilayah Kabupaten HSU ini sekitar 2,38 persen dari luas Provinsi Kalimantan Selatan.
"Kita menyadari potensi yang dimiliki Kabupaten Hulu Sungai Utara hanyalah berupa hamparan lahan rawa/gambut yang kita maksimalkan pemanfaatannya untuk kesejahteraan masyarakat," ujar Wahid di Amuntai, Jum'at (19/6).
Kabupaten HSU memiliki lebih dari 25000 hektar lahan gambut dimana seluas 6000 hektare diantaranya merupakan wilayah restorasi sebagai area budidaya yang di dalamnya dilaksanakan Program "Desa Peduli Gambut".
Ia menjelaskan dari sepuluh kecamantan yang ada di Kabupaten HSU, sebanyak 16 desa di enam kecamatan menjadi desa peduli gambut dari total 214 desa.
"Hanya sebanyak 14 desa yang mendapat dukungan Badan Restorasi Gambut yang selama ini menjalin kemitraan dengan Pemkab Hulu Sungai Utara dalam mendukung pengembangan lahan gambut," terang Wahid.
Ia menambahkan, terdapat kawasan pertanian lahan gambut, kawasan pedesaan perikanan gambut dan kawasan pedesaan kerajinan gambut, sehingga secara keseluruhan Kabupaten HSU merupakan daerah yang mengemban misi ekonomi kerakyatan.
Meski demikian ada pula sejumlah potensi unggulan, seperti adanya kawasan industri meubeler kayu, aluminium, dimana Pemda HSU memberikan dukungan dengan menghadirkan kawasan pasar kerajinan untuk mempermudah pemasaran.
Demikian pula, sarana infrastuktur jalan dan jembatan menuju kawasan industri kerajinan juga selalu diperbaki agar konsumen luar daerah mudah menuju lokasi kerajinan.
Wahid juga menambahkan, guna membantu perajin menjual hasil produksi kepada konsumen luar daerah, disediakan "Link Produk Desa" sehingga produk kerajinan mampu dipasarkan lebih luas dan terserap pasar secara maksimal.
Seminar nasional yang dilaksanakan Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan UGM Jogjakarta ini dilaksanakan secara virtual melalui Aplikasi Zoom dan youtube Badan Restorasi Gambut diikuti bupati dan jajaran Pemkab HSU di Mess Negara Dipa Amuntai.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
Pada seminar nasional bertajuk "Ekonomi kerakyatan Dalam Transformasi Desa Gambut" pihak UGM sengaja menghadirkan Bupati Hulu Sungai Utara (HSU) H Abdul Wahid HK sebagai nara sumber.
Selain Bupati HSU turut menjadi panelis pada dialog ini Deputi III dari Badan Retorasi Gambut Dr Myrna A Safitri, Ahli Restorasi lahan gambut dari UGM Dr Laksmi A Savitri MA dan pengamat ahli dari Mubyarto Institute.
Pada paparannya, Bupati HSU H Abdul Wahid HK menyampaikan lahan gambut didaerahnya meliputi 89 persen dari luas wilayah 915,05 km². Luas wilayah Kabupaten HSU ini sekitar 2,38 persen dari luas Provinsi Kalimantan Selatan.
"Kita menyadari potensi yang dimiliki Kabupaten Hulu Sungai Utara hanyalah berupa hamparan lahan rawa/gambut yang kita maksimalkan pemanfaatannya untuk kesejahteraan masyarakat," ujar Wahid di Amuntai, Jum'at (19/6).
Kabupaten HSU memiliki lebih dari 25000 hektar lahan gambut dimana seluas 6000 hektare diantaranya merupakan wilayah restorasi sebagai area budidaya yang di dalamnya dilaksanakan Program "Desa Peduli Gambut".
Ia menjelaskan dari sepuluh kecamantan yang ada di Kabupaten HSU, sebanyak 16 desa di enam kecamatan menjadi desa peduli gambut dari total 214 desa.
"Hanya sebanyak 14 desa yang mendapat dukungan Badan Restorasi Gambut yang selama ini menjalin kemitraan dengan Pemkab Hulu Sungai Utara dalam mendukung pengembangan lahan gambut," terang Wahid.
Ia menambahkan, terdapat kawasan pertanian lahan gambut, kawasan pedesaan perikanan gambut dan kawasan pedesaan kerajinan gambut, sehingga secara keseluruhan Kabupaten HSU merupakan daerah yang mengemban misi ekonomi kerakyatan.
Meski demikian ada pula sejumlah potensi unggulan, seperti adanya kawasan industri meubeler kayu, aluminium, dimana Pemda HSU memberikan dukungan dengan menghadirkan kawasan pasar kerajinan untuk mempermudah pemasaran.
Demikian pula, sarana infrastuktur jalan dan jembatan menuju kawasan industri kerajinan juga selalu diperbaki agar konsumen luar daerah mudah menuju lokasi kerajinan.
Wahid juga menambahkan, guna membantu perajin menjual hasil produksi kepada konsumen luar daerah, disediakan "Link Produk Desa" sehingga produk kerajinan mampu dipasarkan lebih luas dan terserap pasar secara maksimal.
Seminar nasional yang dilaksanakan Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan UGM Jogjakarta ini dilaksanakan secara virtual melalui Aplikasi Zoom dan youtube Badan Restorasi Gambut diikuti bupati dan jajaran Pemkab HSU di Mess Negara Dipa Amuntai.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020