Meski hasil rapid test pasien meninggal dunia satu jam saat dirujuk di RSUD Abdul Aziz Marabahan menunjukan non reaktif, Jumat (12/6), namun Gugus Tugas Percepatan Penanganan (Gustu-PP) COVID-19 Kabupaten Barito Kuala (Batola), Kalimantan Selatan  menyatakan, tetap berencana melakukan tracking atau pelacakan kepada keluarga almarhum. 

“Kita tetap akan melakukan tracking melalui rapid test terhadap keluarga almarhum, terutama anaknya,” papar Juru Bicara Tanggap Darurat Gugus Tugas Percepatan Penanganan (Gustu-PP) COVID-19 Batola Hj Azizah Sri Widari, di Marabahan.

Azizah yang juga Kadinkes Batola ini mengutarakan, dilakukannya rapid test terhadap keluarga almarhum untuk menghindari penularan jika memang almarhum meninggal akibat terpapar COVID-19.

“Dalam waktu dekat akan kita lakukan rapid test, walau pun selama ini Desa Antar Jaya belum ada laporan penularan COVID-19,” ucapnya. 

Seperti diketahui, masyarakat Marabahan dihebohkan meninggalnya Pasien Dalam Pengawasan (PDP), Jumat (12/6). 

Informasi meninggalnya pasien laki-laki berusia 60 tahun dari Desa Antar Jaya Kecamatan Marabahan tersebut berseliweran di media sosial (medsos).

Pasien diantar sang anak itu dikabarkan meninggal dunia satu jam setelah dirujuk ke UGD RSUD Abdul Aziz Marabahan atau tepatnya pukul 13.00 wita. 

Walau belum diperoleh kepastian penyebab kematian almarhum, namun pihak rumah sakit menyarankan kepada keluarga agar almarhum dimakamkan di pemakaman khusus COVID-19 di Desa Telaran, Kecamatan Marabahan menggunakan protokol COVID-19. 

Saran yang disampaikan pihak rumah sakit ternyata mendapat persetujuan, sehingga sore itu juga almarhum pun dimakamkan di lokasi pemakaman khusus CIVID-19 di Desa Telaran. 

Direktur RSUD Abdul Aziz Marabahan Fathurrahman mengatakan, pemakaman almarhum menggunakan protokol COVID-19 sesuai saran dokter paru, karena hasil pemeriksaan yang bersangkutan mengarah ke kasus COVID-19, walaupun dari hasil rapid menunjukan non reaktif. 

Sementara, Camat Marabahan Eko Purnama Sakti membenarkan terdapat satu warganya yang berdomisili di Desa Antar Jaya meninggal dunia. 

Namun, dia tidak bisa memastikan kematian yang bersangkutan akibat terpapar COVID-19.

“Almarhum memang mengalami gejala yang mirip COVID-19 namun selama ini yang bersangkutan tidak termasuk dalam pasien ODP atau OTG,” katanya. 

Pewarta: Arianto

Editor : Gunawan Wibisono


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020