Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Banjarmasin mengharapkan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Suriansyah dapat merawat lebih banyak pasien COVID-19 guna mengintensifkan upaya pemerintah mengatasi pandemi virus corona baru itu di daerah setempat.
Ketua Komisi IV DPRD Kota Banjarmasin Matnor Ali di Banjarmasin, Jumat, mengatakan RSUD Sultan Suriansyah milik pemerintah kota setempat yang mulai dioperasikan pada 24 September 2019 itu, hingga saat ini belum optimal menjadi rumah sakit penanganan pasien terinveksi virus corona.
Pasalnya, kata politikus Partai Golkar itu, dari laporan Dinkes setempat, RSUD di Jalan R.K. Ilir, Kota Banjarmasin Selatan tersebut baru memiliki 12 tempat tidur sebagai sarana di ruang isolasi dan perawatan khusus pasein COVID-19.
Padahal, ucapnya Ali, warga ibu kota provinsi setempat yang diketahui atau sudah terkonfirmasi positif COVID-19 hingga kini sudah 500 orang lebih. Peran RSUD Sultan Suriansyah harusnya bisa optimal menangani pasein itu.
Apalagi, ucap dia, dua RS rujukan pasien COVID-19 di kota itu, yakni RSUD Ulin Banjarmasin dan RSUD Anshari Saleh Banjarmasin saat ini juga kondisinya sudah penuh.
"Kita khawatir banyak warga kita yang harusnya dapat perawatan serius karena inveksi virus COVID-19 ini tidak bisa tertampung di dua RS rujukan itu, sementara RSUD Sultan Suriansyah juga sudah penuh ini, harus ke mana lagi mereka, ini jangan sampai terjadi," kata Matnor Ali.
Pihaknya mendukung Dinkes Banjarmasin dalam memfokuskan program untuk secepatnya menambah fasilitas perawatan RSUD Sultan Suriansyah untuk pasien COVID-19, menggunakan alokasi anggaran tak terduga bagi penanganan COVID-19 di kota itu.
Ia mengatakan anggaran penanganan COVID-19 yang dikelola Dinkes sekitar Rp41 miliar, di mana yang sudah terealisasi hingga Mei lalu sekitar Rp26 miliar. Anggaran itu banyak untuk pengadaan alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis dan alat tes cepat.
"Nah, sisa anggaran itu kita dukung untuk difokuskan lebih pemenuhan fasilitas RSUD Sultan Suriansyah untuk penanganan pasien COVID-19, di mana rencana akan menambah fasilitas perawatan pasien COVID-19 hingga mencapai 100 orang," tuturnya.
Komisi IV DPRD setempat sebagai mitra kerja Dinkes atau membidangi kesehatan masyarakat akan mengawal program itu sehingga bisa cepat terlaksana, sebab kondisi saat ini sudah terjadi kegentingan penyebaran virus di kota itu sehingga langkah penanganannya harus genar pula.
"Kami harap Tim Gugus Tugas COVID-19 Kota Banjarmasin jangan sampai patah semangat untuk senantiasa mengimbau masyarakat agar mematuhi protokol kesehatan," ujarnya.
Kadinkes Kota Banjarmasin Machli Riyadi mengakui fasilitas RSUD Sultan Suriansyah bagi perawatan pasien COVID-19 minim dan saat ini hanya dapat menampung 12 pasein.
"Pada Senin ini akan ada tambahan tempat tidur pasien untuk perawatan pasien COVID-19 sebanyak 20 unit lagi, kita upayakan secepatnya pada bulan ini hingga 100 pasien bisa dirawat di RSUD Sultan Suriansyah," tuturnya.
Pasalnya, ungkap dia, kedatangan pasien COVID-19 ke rumah sakit memang terus meningkat, di mana dua RS rujukan milik pemerintah provinsi, yakni, RSUD Ulin Banjarmasin dan RSUD Anshari Saleh Banjarmasin juga sedang penuh.
"Saat ini RSUD Sultan Suriansyah juga sudah penuh, terpaksa sebagian pasein dirawat sementara di IGD," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
Ketua Komisi IV DPRD Kota Banjarmasin Matnor Ali di Banjarmasin, Jumat, mengatakan RSUD Sultan Suriansyah milik pemerintah kota setempat yang mulai dioperasikan pada 24 September 2019 itu, hingga saat ini belum optimal menjadi rumah sakit penanganan pasien terinveksi virus corona.
Pasalnya, kata politikus Partai Golkar itu, dari laporan Dinkes setempat, RSUD di Jalan R.K. Ilir, Kota Banjarmasin Selatan tersebut baru memiliki 12 tempat tidur sebagai sarana di ruang isolasi dan perawatan khusus pasein COVID-19.
Padahal, ucapnya Ali, warga ibu kota provinsi setempat yang diketahui atau sudah terkonfirmasi positif COVID-19 hingga kini sudah 500 orang lebih. Peran RSUD Sultan Suriansyah harusnya bisa optimal menangani pasein itu.
Apalagi, ucap dia, dua RS rujukan pasien COVID-19 di kota itu, yakni RSUD Ulin Banjarmasin dan RSUD Anshari Saleh Banjarmasin saat ini juga kondisinya sudah penuh.
"Kita khawatir banyak warga kita yang harusnya dapat perawatan serius karena inveksi virus COVID-19 ini tidak bisa tertampung di dua RS rujukan itu, sementara RSUD Sultan Suriansyah juga sudah penuh ini, harus ke mana lagi mereka, ini jangan sampai terjadi," kata Matnor Ali.
Pihaknya mendukung Dinkes Banjarmasin dalam memfokuskan program untuk secepatnya menambah fasilitas perawatan RSUD Sultan Suriansyah untuk pasien COVID-19, menggunakan alokasi anggaran tak terduga bagi penanganan COVID-19 di kota itu.
Ia mengatakan anggaran penanganan COVID-19 yang dikelola Dinkes sekitar Rp41 miliar, di mana yang sudah terealisasi hingga Mei lalu sekitar Rp26 miliar. Anggaran itu banyak untuk pengadaan alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis dan alat tes cepat.
"Nah, sisa anggaran itu kita dukung untuk difokuskan lebih pemenuhan fasilitas RSUD Sultan Suriansyah untuk penanganan pasien COVID-19, di mana rencana akan menambah fasilitas perawatan pasien COVID-19 hingga mencapai 100 orang," tuturnya.
Komisi IV DPRD setempat sebagai mitra kerja Dinkes atau membidangi kesehatan masyarakat akan mengawal program itu sehingga bisa cepat terlaksana, sebab kondisi saat ini sudah terjadi kegentingan penyebaran virus di kota itu sehingga langkah penanganannya harus genar pula.
"Kami harap Tim Gugus Tugas COVID-19 Kota Banjarmasin jangan sampai patah semangat untuk senantiasa mengimbau masyarakat agar mematuhi protokol kesehatan," ujarnya.
Kadinkes Kota Banjarmasin Machli Riyadi mengakui fasilitas RSUD Sultan Suriansyah bagi perawatan pasien COVID-19 minim dan saat ini hanya dapat menampung 12 pasein.
"Pada Senin ini akan ada tambahan tempat tidur pasien untuk perawatan pasien COVID-19 sebanyak 20 unit lagi, kita upayakan secepatnya pada bulan ini hingga 100 pasien bisa dirawat di RSUD Sultan Suriansyah," tuturnya.
Pasalnya, ungkap dia, kedatangan pasien COVID-19 ke rumah sakit memang terus meningkat, di mana dua RS rujukan milik pemerintah provinsi, yakni, RSUD Ulin Banjarmasin dan RSUD Anshari Saleh Banjarmasin juga sedang penuh.
"Saat ini RSUD Sultan Suriansyah juga sudah penuh, terpaksa sebagian pasein dirawat sementara di IGD," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020