Tiada dentuman meriam bambu di pedesaan Kecamatan Batu Benawa (sekitar 173 kilometer utara Banjarmasin) Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan pada malam lebaran Idul Fitri kali ini atau 1 Syawal 1441 Hijriah.

Pewarta Antara Kalimantan Selatan (Kalsel) dari Banjarmasin melakukan kunjungan ke Desa Aluan Mati, salah satu pedesaan Batu Benawa HST, Ahad melaporkan, desa tersebut sepi kegiatan hura-hura seperti membunyikan meriam bambu pada malam lebaran 1441 H.

Padahal pada Idul Fitri tahun-tahun lalu atau sebelum merebak wabah virus Corona atau COVID-19, pada malam lebaran tersebut hampir semalam suntuk membunyikan meriam bambu.

Bahkan ketika itu berlomba atau seakan perang-perangan dalam membunyikan meriam bambu antarseberang menyeberang dengan posisi berseberangan sungai atau Kali Benawa.

Seorang warga masyarakat Aluan Mati Mohammad Ilmi Muhran (60) menerangkan, kegiatan membunyikan meriam bambu pada malam lebaran Idul Fitri tahun lalu masih ada, tetapi secara sporadis.

"Namun dalam beberapa tahun terakhir atau seiring naiknya harga minyak tanah (orang kampung menyebutnya minyak gas) lomba membunyikan meriam bambu sudah tidak ada lagi," tutur kayi dari lima cucu tersebut.

"Terlebih dengan adanya anjuran untuk tidak mengumpulkan orang banyak atau tinggal di rumah saja, lomba atau adu membunyikan meriam bambu tidak ada samasekali," lanjut pensiunan pegawai negeri sipil (PNS) itu.

Begitu pula kegiatan sosial kemasyarakatan di kampung pada malam lebaran Idul Fitri tahun ini berkurang seiring COVID-19 seperti takbiran pada tempat-tempat ibadah orangnya tidak banyak sebagaimana biasa, demikian Moh Ilmu Muhran.
 

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020