Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Cabang Kalimantan Selatan (Kalsel) Eddy S Binthi mengatakan kinerja industri kelapa sawit sampai saat ini masih normal, baik untuk operasional pabrik dan kebun, sehingga ia optimis sawit bertahan di tengah pandemi COVID-19.
"Untuk harga pembelian TBS (Tandan Buah Segar) di tingkat petani juga masih berada di angka Rp1.200/kg sampai Rp1.300/kg. Kami masih beroperasi seperti biasa namun hanya memperketat protokol pencegahan COVID-19” kata Eddy kepada ANTARA, Jumat.
Menurut dia, industri sawit masih dibutuhkan dunia. Pasalnya di tengah gencarnya boikot media Eropa, permintaan Crude Palm Oil (CPO) mengalami peningkatan di pasar Eropa. Meskipun tidak sebagai sumber energi, Eropa masih menggunakan bahan baku minyak sawit untuk membuat sanitizer.
Dewan Pembina Gapki Kalsel Totok Dewanto menambahkan selain memperketat protokol kebun, Gapki Kalsel juga turut memberikan bantuan berupa APD, bahan pangan dan juga bekerja sama dengan Kelompok Tani Hutan (KTH) untuk mengolah cangkang sawit menjadi cairan disinfektan.
Di samping fokus melakukan pencegahan wabah COVID-19, pada kesempatan tersebut Totok juga menyampaikan bahwa pihaknya juga telah melakukan antisipasi pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tahun ini.
“Kami sudah mengadakan kerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan terkait antisipasi karhutla tahun ini dengan aplikasi hujan buatan," kata Totok.
Melihat tahun lalu areal yang banyak terbakar berada pada lahan masyarakat dan hal itu menjadi kendala bagi perusahaan.
"Untuk tahun ini setiap anggota Gapki sudah diberikan pedoman informasi mengenai persiapan antisipasi karhutla. Selain itu kerja sama dengan aparat dan penggalangan Masyarakat Peduli Api terus dilakukan," timpalnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
"Untuk harga pembelian TBS (Tandan Buah Segar) di tingkat petani juga masih berada di angka Rp1.200/kg sampai Rp1.300/kg. Kami masih beroperasi seperti biasa namun hanya memperketat protokol pencegahan COVID-19” kata Eddy kepada ANTARA, Jumat.
Menurut dia, industri sawit masih dibutuhkan dunia. Pasalnya di tengah gencarnya boikot media Eropa, permintaan Crude Palm Oil (CPO) mengalami peningkatan di pasar Eropa. Meskipun tidak sebagai sumber energi, Eropa masih menggunakan bahan baku minyak sawit untuk membuat sanitizer.
Dewan Pembina Gapki Kalsel Totok Dewanto menambahkan selain memperketat protokol kebun, Gapki Kalsel juga turut memberikan bantuan berupa APD, bahan pangan dan juga bekerja sama dengan Kelompok Tani Hutan (KTH) untuk mengolah cangkang sawit menjadi cairan disinfektan.
Di samping fokus melakukan pencegahan wabah COVID-19, pada kesempatan tersebut Totok juga menyampaikan bahwa pihaknya juga telah melakukan antisipasi pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tahun ini.
“Kami sudah mengadakan kerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan terkait antisipasi karhutla tahun ini dengan aplikasi hujan buatan," kata Totok.
Melihat tahun lalu areal yang banyak terbakar berada pada lahan masyarakat dan hal itu menjadi kendala bagi perusahaan.
"Untuk tahun ini setiap anggota Gapki sudah diberikan pedoman informasi mengenai persiapan antisipasi karhutla. Selain itu kerja sama dengan aparat dan penggalangan Masyarakat Peduli Api terus dilakukan," timpalnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020