Tiga kabupaten di Kalimantan Selatan yaitu Hulu Sungai Utara, Tabalong, dan Kabupaten Tapin menginisiasi kerja sama antardaerah untuk mengatasi mahalnya harga bawang merah.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Selatan Amanlison Sembiring di Banjarmasin, Minggu, mengatakan, melalui kerja sama tersebut, ketiga kabupaten bertekad untuk memenuhi kebutuhan bawang merah di Kalsel.
Sejak beberapa tahun terakhir, beberapa kabupaten di Kalsel mulai mengembangkan pertanian bawang merah, yang sejak puluhan tahun tidak pernah dicoba ditanam oleh daerah yang kaya sumber daya alam ini.
Berdasarkan hasil uji coba tanam, ternyata hasilnya cukup bagus, banyak petani yang akhirnya bisa meningkat kesejahteraannya setelah menanam bawang merah ini.
Menurut Sembiring, saat ini ketersediaan bawang merah di Kalsel sangat tergantung pasokan dari luar Kalsel, terutama dari Jawa Timur dan Bima, Nusa Tenggara Barat.
Kondisi tersebut, menyebabkan harga bawang merah dan berbagai sayur mayur yang didatangkan dari luar daerah, sangat fluktuatif, karena distribusi sangat tergantung dengan kondisi cuaca.
Selain itu, pasokan juga tergantung dengan hasil panen daerah asal, sehingga perlu langkah strategis mengatasi kondisi tersebut.
"Kabupaten Tapin, Hulu Sungai Utara, dan Tabalong, menginisiasi kerjasama antardaerah (KAD) untuk memenuhi ketersediaan bawang di Kalsel yang selama ini amat tergantung dengan pasokan dari luar Kalsel," katanya.
Namun kunjungan fisik ke ketiga daerah tersebut, untuk sementara dihentikan akibat dari merebaknya COVID-19.
Selain ketiga kabupaten tersebut, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Kalsel juga terus berupaya mengendalikan upaya pemenuhan kebutuhan pangan daerah.
Berbagai upaya yang telah dilakukan oleh TPID se-Kalsel yang mengacu pada kerangka 4K dalam menjaga kebutuhan masyarakat dengan harga yang stabil.
Upaya 4K tersebut yaitu, Keterjangkauan Harga. Khusus Kabupaten Hulu Sungai Selatan, kepala dinas pertanian beserta jajarannya, pada 23 April 2020, melakukan peninjauan langsung untuk menjaga stabilisasi pasokan dan harga padi di tingkat petani menjelang Ramadhan di tengah pandemi COVID-19.
Begitu juga dengan Kabupaten Tabalong, pada 25 April melakukan pasar murah dengan sistem tertutup guna menjaga kestabilan harga di masyarakat.
Kabupaten Kotabaru melaksanakan Operasi Pasar untuk menjaga ketersediaan pasokan dan kestabilan harga gula yang sempat langka, terlebih menuju Ramadhan 1441 Hijriah.
Selanjutnya K kedua yaitu Ketersediaan Pasokan. Upaya menjaga ketersediaan pasokan ini, Kabupaten Hulu Sungai Utara, melakukan pembagian bibit cabai secara gratis kepada ASN, untuk mengurangi inflasi harga cabai karena berkurangnya produksi akibat COVID-19.
Bibit cabai merupakan hasil persemaian dinas kehutanan di mana benihnya didapatkan dari bantuan Dinas Pertanian Tanam Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalsel.
Begitu juga dengan TPID Hulu Sungai Selatan, yang melakukan panen cabai rawit guna menjaga ketersediaan bahan pangan di tengah COVID-19.
Kemudian K ketiga yaitu Kelancaran Distribusi. Pada tahap ini TPID melakukan berbagai kegiatan seperti di Tanah Bumbu, dengan menyalurkan sebanyak 45 paket melalui Diskominfo Kabupaten Tanah Bumbu serta kerja sama tiga kabupaten terkain pemenuhan bawang merah.
Terakhir yaitu, Komunikasi Efektif. Pada kegiatanya ini TPID Tanah Laut melaksanakan Rapat Koordinasi Forum Pimpinan Daerah tentang Kesiapan Menjelang Ramadhan dan Idulfitri, yang antara lain membahas ketersediaan bahan pangan.
Begitu juga dengan Kabupaten Balangan, melakukan monitoring harga bahan pokok di Pasar Induk Paringin kepada stakeholder terkait.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Selatan Amanlison Sembiring di Banjarmasin, Minggu, mengatakan, melalui kerja sama tersebut, ketiga kabupaten bertekad untuk memenuhi kebutuhan bawang merah di Kalsel.
Sejak beberapa tahun terakhir, beberapa kabupaten di Kalsel mulai mengembangkan pertanian bawang merah, yang sejak puluhan tahun tidak pernah dicoba ditanam oleh daerah yang kaya sumber daya alam ini.
Berdasarkan hasil uji coba tanam, ternyata hasilnya cukup bagus, banyak petani yang akhirnya bisa meningkat kesejahteraannya setelah menanam bawang merah ini.
Menurut Sembiring, saat ini ketersediaan bawang merah di Kalsel sangat tergantung pasokan dari luar Kalsel, terutama dari Jawa Timur dan Bima, Nusa Tenggara Barat.
Kondisi tersebut, menyebabkan harga bawang merah dan berbagai sayur mayur yang didatangkan dari luar daerah, sangat fluktuatif, karena distribusi sangat tergantung dengan kondisi cuaca.
Selain itu, pasokan juga tergantung dengan hasil panen daerah asal, sehingga perlu langkah strategis mengatasi kondisi tersebut.
"Kabupaten Tapin, Hulu Sungai Utara, dan Tabalong, menginisiasi kerjasama antardaerah (KAD) untuk memenuhi ketersediaan bawang di Kalsel yang selama ini amat tergantung dengan pasokan dari luar Kalsel," katanya.
Namun kunjungan fisik ke ketiga daerah tersebut, untuk sementara dihentikan akibat dari merebaknya COVID-19.
Selain ketiga kabupaten tersebut, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Kalsel juga terus berupaya mengendalikan upaya pemenuhan kebutuhan pangan daerah.
Berbagai upaya yang telah dilakukan oleh TPID se-Kalsel yang mengacu pada kerangka 4K dalam menjaga kebutuhan masyarakat dengan harga yang stabil.
Upaya 4K tersebut yaitu, Keterjangkauan Harga. Khusus Kabupaten Hulu Sungai Selatan, kepala dinas pertanian beserta jajarannya, pada 23 April 2020, melakukan peninjauan langsung untuk menjaga stabilisasi pasokan dan harga padi di tingkat petani menjelang Ramadhan di tengah pandemi COVID-19.
Begitu juga dengan Kabupaten Tabalong, pada 25 April melakukan pasar murah dengan sistem tertutup guna menjaga kestabilan harga di masyarakat.
Kabupaten Kotabaru melaksanakan Operasi Pasar untuk menjaga ketersediaan pasokan dan kestabilan harga gula yang sempat langka, terlebih menuju Ramadhan 1441 Hijriah.
Selanjutnya K kedua yaitu Ketersediaan Pasokan. Upaya menjaga ketersediaan pasokan ini, Kabupaten Hulu Sungai Utara, melakukan pembagian bibit cabai secara gratis kepada ASN, untuk mengurangi inflasi harga cabai karena berkurangnya produksi akibat COVID-19.
Bibit cabai merupakan hasil persemaian dinas kehutanan di mana benihnya didapatkan dari bantuan Dinas Pertanian Tanam Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalsel.
Begitu juga dengan TPID Hulu Sungai Selatan, yang melakukan panen cabai rawit guna menjaga ketersediaan bahan pangan di tengah COVID-19.
Kemudian K ketiga yaitu Kelancaran Distribusi. Pada tahap ini TPID melakukan berbagai kegiatan seperti di Tanah Bumbu, dengan menyalurkan sebanyak 45 paket melalui Diskominfo Kabupaten Tanah Bumbu serta kerja sama tiga kabupaten terkain pemenuhan bawang merah.
Terakhir yaitu, Komunikasi Efektif. Pada kegiatanya ini TPID Tanah Laut melaksanakan Rapat Koordinasi Forum Pimpinan Daerah tentang Kesiapan Menjelang Ramadhan dan Idulfitri, yang antara lain membahas ketersediaan bahan pangan.
Begitu juga dengan Kabupaten Balangan, melakukan monitoring harga bahan pokok di Pasar Induk Paringin kepada stakeholder terkait.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020