Pemerintah Kabupaten Barito Kuala (Pemkab Batola), Kalimantan Selatan persiapkan ruang perawatan dan isolasi bagi pasien yang terindikasi terpapar gejala Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), di RSUD Abdul Aziz Marabahan.
Bupati Batola Hj Noormiliyani AS sendiri telah meninjau keberadaan ruang perawatan dan isolasi tersebut, Senin (6/4).
Saat meninjau Noormiliyani nampak puas dengan kondisi ruang yang cukup memadai dengan menyediakan delapan bed serta kelengkapan peralatan medis.
Semula ruangan itu diperuntukan sebagai ruang Hemodialisa (terapi cuci darah di luar tubuh), namun dengan munculnya wabah virus corona menjadi ruang perawatan dan isolasi.
“Alhamdullillah walaupun cukup sederhana namun sudah memenuhi standar,” ucapnya.
Dia menambahkan, jika memang diperlukan penambahan ruangannya tinggal, maka pihaknya membuatkan ventilator dan kelengkapan ticlopine serta AC.
Noormiliyani mengatakan, dalam mengantisipasi kemungkinan adanya pasien PDP, pihaknya dengan berbagai cara berusaha memenuhi stadar ketentuan dan kesehatan medis.
Mantan Ketua DPRD Provinsi Kalsel itu juga menyatakan, akan berusaha memenuhi kesiapan administrasi, tenaga medis, petugas jaga dan lain-lainnya yang dilengkapi alat pelindung diri (APD) serta memberikan berbagai tambahan termasuk tunjangan khusus dan multivitamin paling tidak selama tiga bulan.
“Kita berharap dengan kelengkapan yang dipersiapkan itu jika terjadi sesuatu maka semuanya sudah ready,” harapnya.
Bupati perempuan pertama di Kalsel itu memaparkan, keadaan ODP Batola sekarang telah menurun setelah melewati karantina 14 hari, namun demikian pihaknya melakukan pengecekan ke kecamatan-kecamatandi daerah tersebut.
Saat ini, sebut Noormiliyani, Pemkab Batola berusaha memenuhi kebutuhan Rapid Test agar bisa dipergunakan sebagai pendeteksi antibodi bagi para ODP, sebab tidak tertutup kemungkinan ODP bisa berubah menjadi PDP.
“Makanya sekarang kita berupaya menyiapkan itu. Insya Allah dalam waktu dekat akan didapat,” harapnya.
Peninjauan ruang perawatan dan isolasi pasien yang terindikasi terpapar gejala covid-19 dari Bupati Noormiliyani tersebut didampingi Direktur RSUD Abdul Aziz H Fathurrahman, Kabag TU Siswantono Putru, dan Kabag Humpro Hery Sasmita.
Untuk diketahui hingga senin (6/4/) kemarin, jumlah PDP Batola 2 orang dan 18 orang ODP terdiri 6 baru dan 12 lama.
Ke-18 ODP itu masing-masing dari Kecamatan Marabahan 2 orang, Wanaraya 2 orang, Bakumpai 1, Mandastana 1 orang, Alalak 4 orang, Cerbon 1 orang, Barambai 6 orang, Rantau Badauh 1. Sedangkan , 2 orang PDP juga berasal dari Kecamatan Wanaraya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
Bupati Batola Hj Noormiliyani AS sendiri telah meninjau keberadaan ruang perawatan dan isolasi tersebut, Senin (6/4).
Saat meninjau Noormiliyani nampak puas dengan kondisi ruang yang cukup memadai dengan menyediakan delapan bed serta kelengkapan peralatan medis.
Semula ruangan itu diperuntukan sebagai ruang Hemodialisa (terapi cuci darah di luar tubuh), namun dengan munculnya wabah virus corona menjadi ruang perawatan dan isolasi.
“Alhamdullillah walaupun cukup sederhana namun sudah memenuhi standar,” ucapnya.
Dia menambahkan, jika memang diperlukan penambahan ruangannya tinggal, maka pihaknya membuatkan ventilator dan kelengkapan ticlopine serta AC.
Noormiliyani mengatakan, dalam mengantisipasi kemungkinan adanya pasien PDP, pihaknya dengan berbagai cara berusaha memenuhi stadar ketentuan dan kesehatan medis.
Mantan Ketua DPRD Provinsi Kalsel itu juga menyatakan, akan berusaha memenuhi kesiapan administrasi, tenaga medis, petugas jaga dan lain-lainnya yang dilengkapi alat pelindung diri (APD) serta memberikan berbagai tambahan termasuk tunjangan khusus dan multivitamin paling tidak selama tiga bulan.
“Kita berharap dengan kelengkapan yang dipersiapkan itu jika terjadi sesuatu maka semuanya sudah ready,” harapnya.
Bupati perempuan pertama di Kalsel itu memaparkan, keadaan ODP Batola sekarang telah menurun setelah melewati karantina 14 hari, namun demikian pihaknya melakukan pengecekan ke kecamatan-kecamatandi daerah tersebut.
Saat ini, sebut Noormiliyani, Pemkab Batola berusaha memenuhi kebutuhan Rapid Test agar bisa dipergunakan sebagai pendeteksi antibodi bagi para ODP, sebab tidak tertutup kemungkinan ODP bisa berubah menjadi PDP.
“Makanya sekarang kita berupaya menyiapkan itu. Insya Allah dalam waktu dekat akan didapat,” harapnya.
Peninjauan ruang perawatan dan isolasi pasien yang terindikasi terpapar gejala covid-19 dari Bupati Noormiliyani tersebut didampingi Direktur RSUD Abdul Aziz H Fathurrahman, Kabag TU Siswantono Putru, dan Kabag Humpro Hery Sasmita.
Untuk diketahui hingga senin (6/4/) kemarin, jumlah PDP Batola 2 orang dan 18 orang ODP terdiri 6 baru dan 12 lama.
Ke-18 ODP itu masing-masing dari Kecamatan Marabahan 2 orang, Wanaraya 2 orang, Bakumpai 1, Mandastana 1 orang, Alalak 4 orang, Cerbon 1 orang, Barambai 6 orang, Rantau Badauh 1. Sedangkan , 2 orang PDP juga berasal dari Kecamatan Wanaraya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020