Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, menggelar pelatihan pengelolaan limbah bekas industri bagi para pengrajin kain Sasirangan.
Pelatihan bagi para pengrajin Usaha Kecil Menengah (UKM) bidang kain Sasirangan di Rumah AnnoJalan Kapten Piere Tendean tersebut digelar sejak Selasa-Kamis atau ( 3--5 Maret) 2020.
Ketua Dekranasda Kota Banjarmasin Hj Siti Wasilah yang membuka kegiatan bertema Pelatihan Pengendalian Limbah Sasirangan tersebut meminta agar perajin pengolahan kain Sasirangan di ibu kota provinsi ini taat untuk menjaga kelestarian lingkungan.
"Caranya dengan tidak membuang limbah sembarangan, harus ada tempat pengelolaannya, apalagi kalau menggunakan bahan pewarna kimia atau tekstil," ujarnya.
Baca juga: Badan Restorasi Gambut latih perajin gunakan bahan dan pewarna alami
Yang harus digiatkan saat ini, ucap Wasilah, penggunaan bahan pewarna dari alam sehingga lebih ramah lingkungan.
"Apalagi permintaan wali kota saat ini, pegawai wajib memakai baju Sasirangan yang pakai pewarna alami setiap bulan," tuturnya.
Dengan demikian, ujar dia, pemerintah kota sudah mendorong usaha kain Sasirangan untuk maju, sehingga para pengrajinnya dapat sejahtera.
Namun di sisi itu, kata dia, pemerintah kota juga meminta agar para pengrajin kain Sasirangan untuk memperhatikan kelestarian lingkungan, yakni, dengan tidak melakukan pencemaran dari limbah cairnya.
Dia pun menyampaikan terimakasih kepada pengusaha sekaligus pengrajin batik dari Kota Semarang, Eko Haryanto yang membantu dan berbagi pengetahuan untuk para pengrajin kain Sasirangan di Banjarmasin.
Eko Haryanto akan membawakan materi pelatihan teori tentang dampak limbah perwarna tekstil dan praktek cara pembuatan instalasi sederhana pengendalian limbah.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
Pelatihan bagi para pengrajin Usaha Kecil Menengah (UKM) bidang kain Sasirangan di Rumah AnnoJalan Kapten Piere Tendean tersebut digelar sejak Selasa-Kamis atau ( 3--5 Maret) 2020.
Ketua Dekranasda Kota Banjarmasin Hj Siti Wasilah yang membuka kegiatan bertema Pelatihan Pengendalian Limbah Sasirangan tersebut meminta agar perajin pengolahan kain Sasirangan di ibu kota provinsi ini taat untuk menjaga kelestarian lingkungan.
"Caranya dengan tidak membuang limbah sembarangan, harus ada tempat pengelolaannya, apalagi kalau menggunakan bahan pewarna kimia atau tekstil," ujarnya.
Baca juga: Badan Restorasi Gambut latih perajin gunakan bahan dan pewarna alami
Yang harus digiatkan saat ini, ucap Wasilah, penggunaan bahan pewarna dari alam sehingga lebih ramah lingkungan.
"Apalagi permintaan wali kota saat ini, pegawai wajib memakai baju Sasirangan yang pakai pewarna alami setiap bulan," tuturnya.
Dengan demikian, ujar dia, pemerintah kota sudah mendorong usaha kain Sasirangan untuk maju, sehingga para pengrajinnya dapat sejahtera.
Namun di sisi itu, kata dia, pemerintah kota juga meminta agar para pengrajin kain Sasirangan untuk memperhatikan kelestarian lingkungan, yakni, dengan tidak melakukan pencemaran dari limbah cairnya.
Dia pun menyampaikan terimakasih kepada pengusaha sekaligus pengrajin batik dari Kota Semarang, Eko Haryanto yang membantu dan berbagi pengetahuan untuk para pengrajin kain Sasirangan di Banjarmasin.
Eko Haryanto akan membawakan materi pelatihan teori tentang dampak limbah perwarna tekstil dan praktek cara pembuatan instalasi sederhana pengendalian limbah.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020