Badan Restorasi Gambut (BRG) sejak 2017 hingga 2020 memfasilitasi pemulihan atau restorasi 656.884 hektare lahan gambut di wilayah Sumatera Selatan yang mengalami kerusakan akibat kebakaran dan dampak lainnya.

Program pemulihan atau restorasi lahan gambut di Sumatera Selatan yang telah berjalan sesuai rencana akan dilanjutkan sehingga semua lahan gambut bisa bermanfaat untuk peningkatan kesejahteraan petani dan masyarakat secara umum, kata Deputi 3 BRG Dr Myrna A Savitri ketika melakukan kunjungan lapangan di Desa Air Gading, Kabupaten Banyuasin, Sabtu.

Provinsi dengan 17 kabupaten kota ini masuk dalam salah satu dari tujuh provinsi penting dalam upaya untuk penyelamatan lahan gambut karena terdapat 656 ribu ha lahan gambut rusak.

lahan tersebut terdiri atas kawasan budidaya berizin setelah kebakaran 2015-2017 dengan status lahan HGU 19.678 hektare, IUPHH 158.143 hektare, kawasan budidaya tidak berizin APL 42.050 hektare, hutan 28.163 hektare, kawasan lindung HL 1.941 hektare dan KK 39.330 hektare.



Kemudian kawasan budidaya berizin gambut lindung berkanal status HGU 91.503 hektare, IUPHH 258.416 hektare, kawasan lindung HL 5.735 hektaer, dan KK 5.504 hektare.

Kegiatan restorasi lahan gambut di wilayah Sumsel yang dimulai sejak Mei 2017 hingga kini berjalan dengan baik.

Untuk lahan yang berada di kawasan perkebunan rakyat, restorasi difasilitasi BRG sedangkan yang berada di areal konsesi atau izin pengelolaannya dikuasai perusahaan dikoordinasikan dengan mitra (perusahaan bersangkutan).

Dia menjelaskan hingga saat ini terus berupaya menjalankan program restorasi ratusan ribu hektare lahan gambut di tiga kabupaten, yakni Kabupaten Ogan Komering Ilir, Musi Banyuasin, dan Kabupaten Banyuasin.

Kegiatan restorasi di tiga kabupaten tersebut merupakan bagian dari program pemerintah secara nasional yang menargetkan restorasi lahan gambut sebanyak dua juta hektare tuntas hingga tahun 2020 ini.

Kegiatan restorasi lahan gambut dilakukan sesuai dengan kondisi daerah dan masyarakat sekitar tiga kabupaten itu, sehingga dapat berjalan dengan baik dan masyarakatnya bisa mendapatkan manfaat ekonomi dari program tersebut seperti yang dilakukan di Kabupaten Banyuasin dengan pengembangan tanaman padi hitam dan kopi liberika, ujarnya.*
 

Pewarta: Yudi Abdullah

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020