Ketua Komisi IV DPRD Kota Banjarmasin Matnor Ali mengingatkan pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Suriansyah untuk membeli alat kesehatan (Alkes) yang ttidakttidak abal-abal, harus berkualitas dan berstandar.
"Kadang orang pengadaan barang itu bisa aja bermain-main, serupa tapi tak sama, harus benar-benar dikontrol," ujar politisi Golkar tersebut di gedung dewan kota, Selasa.
Dia menyatakan, tahun 2020 ini RSUD milik pemerintah kota yang berada di Jalan RK Ilir Banjarmasin Selatan dan baru diresmikan operasionalnya pada 24 September 2019 tersebut kembali mendapat anggaran besar untuk pengadaan Alkes.
Bahkan, tuturnya, dari alokasi anggaran sebesar Rp218 miliar untuk anggaran kesehatan pada 2020 ini, sebesar Rp102 miliar untuk pengadaan barang di RSUD Sultan Suriansyah tersebut.
"Sekitar Rp50 miliar dikhususkan untuk pembelian Alkes, ini kita ingatkan untuk membeli yang benar-benar asli, jangan yang abal-abal, karena banyak barang sekarang yang terlihat asli, padahal palsu, harus dikontrol betul itu kita minta Dinkes juga," ujar Matnor Ali.
Pihaknya pun di dewan akan ikut juga mengontrol barang Alkes ini, karena harus dipastikan benar-benar standar dan kualitas, sehingga awet.
Pada rapat dengan pihak Dinkes dan Dirut RSUD Sultan Suriansyah kemarin, tutur Matnor Ali, ada tiga hal yang pihaknya tekankan pada RSUD ini, yang pertama pemenuhan Alkes yang memadai.
"Jangan menampung Alkes yang abal-abal, kita ingatkan pihak RSUD yang jangan sampai ikut bermain-main pada pengadaan alat ini," tegasnya.
Yang kedua, ujar dia, penguatan SDM yang profesional, harus benar-benar memberikan pelayanan standar RSUD bintang tiga.
"Jangan sampai perawat itu senyum saja susah, standar pelayanan prima itu harus dijaga," kata Matnor Ali.
Yang terakhir adalah penguatan di IT, kata dia, tidak teknologi manual, harus terkoneksi semuanya dengan baik, hingga diaknosa penyakit istilahnya.
"Apalagi Kadinkes kita inikan mantan pejabat di RSUD Ulin Banjarmasin, itu yang baik di sana terkait IT dan lainnya harus diterapkan di RSUD Sultan Suriansyah ini," ujarnya.
Sementara itu, Kadinkes Kota Banjarmasin Machli Riyadi mengemukakan, bahwa pemenuhan Alkes di RSUD Sultan ini terus dilakukan sejak 2019 hingga 2020 ini.
"Karena RSUD kita ini sudah mulai bisa menerima pasein BPJS, lantaran lulus akreditasi dengan predikat Madya atau kelas bintang tiga," ujarnya.
Dikatakan dia, pada anggaran 2020 ini, pihaknya dibidang kesehatan mendapat alokasi Rp218 miliar. Sebesar Rp102 miliar diprioritaskan untuk RSUD Sultan Suriansyah.
“Anggaran itu diperuntukkan proyek pembangunan pagar, pembelian obat-obatan. Karena terhitung 6 Januari 2020 kita membuka pelayanan untuk BPJS," ujar Machli.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
"Kadang orang pengadaan barang itu bisa aja bermain-main, serupa tapi tak sama, harus benar-benar dikontrol," ujar politisi Golkar tersebut di gedung dewan kota, Selasa.
Dia menyatakan, tahun 2020 ini RSUD milik pemerintah kota yang berada di Jalan RK Ilir Banjarmasin Selatan dan baru diresmikan operasionalnya pada 24 September 2019 tersebut kembali mendapat anggaran besar untuk pengadaan Alkes.
Bahkan, tuturnya, dari alokasi anggaran sebesar Rp218 miliar untuk anggaran kesehatan pada 2020 ini, sebesar Rp102 miliar untuk pengadaan barang di RSUD Sultan Suriansyah tersebut.
"Sekitar Rp50 miliar dikhususkan untuk pembelian Alkes, ini kita ingatkan untuk membeli yang benar-benar asli, jangan yang abal-abal, karena banyak barang sekarang yang terlihat asli, padahal palsu, harus dikontrol betul itu kita minta Dinkes juga," ujar Matnor Ali.
Pihaknya pun di dewan akan ikut juga mengontrol barang Alkes ini, karena harus dipastikan benar-benar standar dan kualitas, sehingga awet.
Pada rapat dengan pihak Dinkes dan Dirut RSUD Sultan Suriansyah kemarin, tutur Matnor Ali, ada tiga hal yang pihaknya tekankan pada RSUD ini, yang pertama pemenuhan Alkes yang memadai.
"Jangan menampung Alkes yang abal-abal, kita ingatkan pihak RSUD yang jangan sampai ikut bermain-main pada pengadaan alat ini," tegasnya.
Yang kedua, ujar dia, penguatan SDM yang profesional, harus benar-benar memberikan pelayanan standar RSUD bintang tiga.
"Jangan sampai perawat itu senyum saja susah, standar pelayanan prima itu harus dijaga," kata Matnor Ali.
Yang terakhir adalah penguatan di IT, kata dia, tidak teknologi manual, harus terkoneksi semuanya dengan baik, hingga diaknosa penyakit istilahnya.
"Apalagi Kadinkes kita inikan mantan pejabat di RSUD Ulin Banjarmasin, itu yang baik di sana terkait IT dan lainnya harus diterapkan di RSUD Sultan Suriansyah ini," ujarnya.
Sementara itu, Kadinkes Kota Banjarmasin Machli Riyadi mengemukakan, bahwa pemenuhan Alkes di RSUD Sultan ini terus dilakukan sejak 2019 hingga 2020 ini.
"Karena RSUD kita ini sudah mulai bisa menerima pasein BPJS, lantaran lulus akreditasi dengan predikat Madya atau kelas bintang tiga," ujarnya.
Dikatakan dia, pada anggaran 2020 ini, pihaknya dibidang kesehatan mendapat alokasi Rp218 miliar. Sebesar Rp102 miliar diprioritaskan untuk RSUD Sultan Suriansyah.
“Anggaran itu diperuntukkan proyek pembangunan pagar, pembelian obat-obatan. Karena terhitung 6 Januari 2020 kita membuka pelayanan untuk BPJS," ujar Machli.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020