Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan mengimbau peternak sapi maupun kambing setempat waspada terhadap munculnya penyakit Antraks.
Kepala Distankanhut Banjarbaru, Puspa Kencana melalui Kabid Peternakan Rosita, Rabu mengatakan, imbauan disampaikan melalui Badan Penyuluh Pertanian (BPP) yang tersebar di kota itu.
"Imbauan sudah kami sampaikan melalui BPP yang ada di lima kecamatan dan diharapkan segera disampaikan penyuluh kepada peternak yang ada di wilayah masing-masing," ujar Puspa.
Dijelaskan, Antraks merupakan penyakit hewan menular yang disebabkan bakteri Bacillus Antracis bersifat ganas yang menyerang hewan ternak seperti sapi, kerbau, domba, kambing, kuda, babi termasuk tikus dan marmut.
Gejala penyakit seperti demam, gelisah, lemah, paha gemetar, nafsu makan hilang hingga hewan ternak yang terserang roboh disertai keluarnya darah dari dubur, mulut dan lubang hidung.
"Darah berwarna merah tua seperti kecap, agak berbau amis dan busuk serta sulit membeku disertai tanda lain pembengkakan di daerah leher, dada dan sisi lambung, pinggang dan alat kelamin luar," jelasnya.
Ditambahkan Rosita, sejauh ini serangan penyakit Antraks di Kota Banjarbaru tidak pernah ada namun sikap waspada harus dilakukan sehingga penyakit menular pada hewan itu bisa dicegah penularannya.
"Banjarbaru bukan daerah endemik Antraks namun sebagai langkah pencegahan maka peternak diminta tetap waspada sehingga ternak-ternaknya tidak terserang penyakit itu," ujarnya.
Dia mengatakan, peningkatan kewaspadaan dini dilakukan melalui analisis munculnya kasus Antraks berupa tindakan antisipasi, dan kesiagaan dini melalui pengamatan atau surveilans.
Selain itu, mengoptimalkan pengamanan terhadap kesehatan masyarakat, hewan ternak maupun lingkungan sekitar terkait dampak perubahan musim kemarau dan musim hujan.
"Kami juga gencar melakukan komunikasi, edukasi dan informasi kepada masyarakat maupun peternak untuk meningkatkan pemahaman terhadap bahaya Antraks dan langkah pencegahannya," kata dia. (yos/B)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2011
Kepala Distankanhut Banjarbaru, Puspa Kencana melalui Kabid Peternakan Rosita, Rabu mengatakan, imbauan disampaikan melalui Badan Penyuluh Pertanian (BPP) yang tersebar di kota itu.
"Imbauan sudah kami sampaikan melalui BPP yang ada di lima kecamatan dan diharapkan segera disampaikan penyuluh kepada peternak yang ada di wilayah masing-masing," ujar Puspa.
Dijelaskan, Antraks merupakan penyakit hewan menular yang disebabkan bakteri Bacillus Antracis bersifat ganas yang menyerang hewan ternak seperti sapi, kerbau, domba, kambing, kuda, babi termasuk tikus dan marmut.
Gejala penyakit seperti demam, gelisah, lemah, paha gemetar, nafsu makan hilang hingga hewan ternak yang terserang roboh disertai keluarnya darah dari dubur, mulut dan lubang hidung.
"Darah berwarna merah tua seperti kecap, agak berbau amis dan busuk serta sulit membeku disertai tanda lain pembengkakan di daerah leher, dada dan sisi lambung, pinggang dan alat kelamin luar," jelasnya.
Ditambahkan Rosita, sejauh ini serangan penyakit Antraks di Kota Banjarbaru tidak pernah ada namun sikap waspada harus dilakukan sehingga penyakit menular pada hewan itu bisa dicegah penularannya.
"Banjarbaru bukan daerah endemik Antraks namun sebagai langkah pencegahan maka peternak diminta tetap waspada sehingga ternak-ternaknya tidak terserang penyakit itu," ujarnya.
Dia mengatakan, peningkatan kewaspadaan dini dilakukan melalui analisis munculnya kasus Antraks berupa tindakan antisipasi, dan kesiagaan dini melalui pengamatan atau surveilans.
Selain itu, mengoptimalkan pengamanan terhadap kesehatan masyarakat, hewan ternak maupun lingkungan sekitar terkait dampak perubahan musim kemarau dan musim hujan.
"Kami juga gencar melakukan komunikasi, edukasi dan informasi kepada masyarakat maupun peternak untuk meningkatkan pemahaman terhadap bahaya Antraks dan langkah pencegahannya," kata dia. (yos/B)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2011