Oleh Syamsuddin Hasan
Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Anggota Komisi III bidang pembangunan dan infrastruktur DPRD Kalimantan Selatan Ibnu Sina, berpendapat, musibah berupa tabrakan kapal di alur Sungai Barito, perlu penjelasan.
"Penjelasan musibah tersebut, baik oleh pengelola alur Sungai Barito maupun Administrtur Pelabuhan (Adpel) Banjarmasin," ujar anggota Komisi III DPRD Kalsel yang juga membidangi perhubungan itu, Jumat.
"Apalagi kecelakaan kali ini, karena KM Sinar Panjang, kapal barang milik PT Samudera Indonesia, bersenggolan dengan tongkang Anggada II bermuatan minyak mentah sawit atau Crude Palm Oil (CPO)," lanjutnya.
Ketika itu, tongkang Anggada II yang bermuatan CPO tersebut, ditarik tugboat (kapal tunda/kapal tarik) Mitra Jaya I milik PT Usda Soraya Jaya, yang menyebabkan puluhan peti kemas jatuh ke laut, karena tali pengikatnya putus.
"Karena inseden ini, sudah keekian kali terjadi di alur Barito dan merugikan masyarakat, sehingga perlu penjelasan dari pihak terkait, agar tidak menimbulkan permasalahan baru," tandasnya, usai rapat paripurna DPRD Kalsel.
Rapat paripurna DPRD Kalsel itu sendiri, yang dipimpin wakil ketuanya Farthurrahman dan dihadiri Asisten Sekdaprov Bidang Ekonomi dan Pembangunan Hj Maskamian Anjam dengan agenda pemandangan fraksi terhadap RAPBD-P 2013.
Menurut mantan Ketua Komisi I bidang hukum dan pemerintahan DPRD Kalsel itu, penjelasan terkait kecelakaan di alur Barito tersebut harus dari pengelola alur.
"Kita atau publik mungkin ingin tahu, terutama penyebab senggolan kapal peti kemas dengan tongkang bermuatan CPO di alur Barito beberapa hari lalu itu," ujar politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut.
"Apakah mungkin, terjadinya senggolan itu karena pendangkalan alur, sehingga kapal tidak bisa berpapasan atau faktor lain, seperti `human error` atau kelalaian yang berdampak pada kecelakaan tersebut," lanjutnya.
Menurut alumnus Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) yang berkampung di Banjarbaru itu, perlunya penjelasan musibah kapal bersenggolan itu, dalam upaya mencari solusi agar kecelakaan serupa tak terulang di alur Barito.
"Misalnya, kalau karena kondisi alur, maka pengelola alur atau PT Ambapers harus melakukan proses pemeliharaan alur tersebut, sehingga pelayaran berjalan lancar dan kecelakaan lalu lintas laut dapat kita minimalkan," demikian Ibnu.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2013
Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Anggota Komisi III bidang pembangunan dan infrastruktur DPRD Kalimantan Selatan Ibnu Sina, berpendapat, musibah berupa tabrakan kapal di alur Sungai Barito, perlu penjelasan.
"Penjelasan musibah tersebut, baik oleh pengelola alur Sungai Barito maupun Administrtur Pelabuhan (Adpel) Banjarmasin," ujar anggota Komisi III DPRD Kalsel yang juga membidangi perhubungan itu, Jumat.
"Apalagi kecelakaan kali ini, karena KM Sinar Panjang, kapal barang milik PT Samudera Indonesia, bersenggolan dengan tongkang Anggada II bermuatan minyak mentah sawit atau Crude Palm Oil (CPO)," lanjutnya.
Ketika itu, tongkang Anggada II yang bermuatan CPO tersebut, ditarik tugboat (kapal tunda/kapal tarik) Mitra Jaya I milik PT Usda Soraya Jaya, yang menyebabkan puluhan peti kemas jatuh ke laut, karena tali pengikatnya putus.
"Karena inseden ini, sudah keekian kali terjadi di alur Barito dan merugikan masyarakat, sehingga perlu penjelasan dari pihak terkait, agar tidak menimbulkan permasalahan baru," tandasnya, usai rapat paripurna DPRD Kalsel.
Rapat paripurna DPRD Kalsel itu sendiri, yang dipimpin wakil ketuanya Farthurrahman dan dihadiri Asisten Sekdaprov Bidang Ekonomi dan Pembangunan Hj Maskamian Anjam dengan agenda pemandangan fraksi terhadap RAPBD-P 2013.
Menurut mantan Ketua Komisi I bidang hukum dan pemerintahan DPRD Kalsel itu, penjelasan terkait kecelakaan di alur Barito tersebut harus dari pengelola alur.
"Kita atau publik mungkin ingin tahu, terutama penyebab senggolan kapal peti kemas dengan tongkang bermuatan CPO di alur Barito beberapa hari lalu itu," ujar politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut.
"Apakah mungkin, terjadinya senggolan itu karena pendangkalan alur, sehingga kapal tidak bisa berpapasan atau faktor lain, seperti `human error` atau kelalaian yang berdampak pada kecelakaan tersebut," lanjutnya.
Menurut alumnus Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) yang berkampung di Banjarbaru itu, perlunya penjelasan musibah kapal bersenggolan itu, dalam upaya mencari solusi agar kecelakaan serupa tak terulang di alur Barito.
"Misalnya, kalau karena kondisi alur, maka pengelola alur atau PT Ambapers harus melakukan proses pemeliharaan alur tersebut, sehingga pelayaran berjalan lancar dan kecelakaan lalu lintas laut dapat kita minimalkan," demikian Ibnu.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2013