Bunda Enik ia sering disapa, tetapi anak-anak sering memanggilnya dengan panggilan Bunda Dongeng karena kesehariannya sebagai pendongeng sekaligus pengelola Kampung Dongeng Intan Kalimantan Selatan.
Perempuan bernama lengkap Enik Mintarsih lahir 13 November 1972 di Sungai Ulin, Kota Banjarbaru memilih fokus menjadi seorang pendongeng setelah mengakhiri pekerjaannya sebagai guru honor PAUD selama 17 tahun sejak tahun 2000 hingga 2017.
Niatnya hanya satu, yakni ingin mengajak orang tua dimana saja berada untuk mendongengkan anak dirumah, baik ibu, ayah, kakak, kakek dan nenek sekalipun karena dongeng sangat bermanfaat sekali untuk perkembangan anak-anak.
Baca juga: PKK encourages story telling village in Banjarmasin
"Bagi setiap orang tua, mendongeng lah untuk anak meski hanya 5 menit karena perhatian kecil tersebut akan sangat membekas di sanubari anak dan membawa perkembangan yang sangat positif bagi anak di masa mendatang," ucapnya.
Namun, bagi Enik dan suami, Teguh serta dua buah hati mereka Irgatenia Noor Yahya dan Imanda Asya Noor Rajih, dongeng bukan hanya sebagai pengantar tidur bagi anak usia dini seperti yang dilakukan orang jaman dulu saat menidurkan anak-anaknya.
Ditekankan perempuan berhijab itu, dongeng bisa diperdengarkan bagi semua usia, semua kalangan bukan hanya balita dan anak usia dini saja tetapi bisa disampaikan kepada orang dewasa hingga kakek dan nenek atau lanjut usia lainnya.
"Dongeng bukan lagi pengantar tidur bagi balita dan anak usia dini tetapi juga bisa disampaikan kepada siapa saja dari semua usia dan kalangan, baik anak-anak sekolah, narapidana hingga penghuni panti werdha atau panti lanjut usia," ungkapnya.
Menurut Enik yang didampingi suami Teguh, dirinya cukup sering diundang berbagai instansi pemerintah dan swasta juga panti werdha termasuk lembaga pemasyarakatan untuk mendongeng dengan materi yang disesuaikan pendengarnya.
Baca juga: PKK dorong kampung dongeng di Banjarmasin
"Tentu materi dongeng disesuaikan dengan pendengarnya, seperti di sekolah menggambarkan hal-hal yang baik bagi anak, di panti werdha seolah menjadi anak mereka dan di lembaga pemasyarakatan memberi motivasi bagi penghuninya," ujar dia.
Ditambahkan Teguh, durasi untuk mendongeng itu tidak lama, inti dongeng atau cerita disampaikan berkisar 7 hingga 10 menit, tetapi diawali dengan pembukaan, diselingi permainan hingga bisa memakan waktu satu jam lebih.
"Jadi inti bercerita atau mendongeng itu hanya 7 sampai 10 menit, sisanya diawali pemanasan, diajak bermain baru masuk inti dongeng," ujar Teguh diiyakan Enik yang selalu membawa boneke bernama Nunung Salma yang digunakan saat membuka cerita.
Bagi pasangan suami istri itu, mendongeng bukan untuk mencari materi tetapi mendapatkan kepuasan batin yang tidak dapat dinilai dengan uang sehingga akan terus menjalani keseharian sebagai pendongeng bagi semua usia dan kalangan.
"Ada kepuasan tersendiri yang kami dapatkan saat mendongeng dan itu semua tidak bisa dinilai dengan uang. Apa yang saya sampaikan, di dengar sejak anak usia dini hingga mereka dewasa," ucap Enik dan suaminya, kompak.
Soal hambatan, Enik bersama suami dan anak-anaknya yang tinggal di Base Camp Kampung Dongeng Intan Kalimantan Selatan Jalan Kampung Baru RT 3 RW 1 No 47 Kecamatan Martapura Kota Kabupaten Banjar terkendala fasilitas mobilisasi.
Selain itu, Base Camp Kampung Dongeng juga tidak mampu lagi menampung banyaknya pendengar yang datang saat mengikuti dongeng pekan Ceria yang digelar satu bulan sekali sehingga berencana mencari lahan yang lebih luas.
"Kendala kami belum memiliki mobil sehingga jika diundang orang maka terpaksa menyewa mobil untuk mengangkut peralatan disamping kendala lokasi kampung dongeng yang tidak mampu lagi menampung peserta pekan ceria," ujar Teguh.
Baca juga: Dispersip Kalsel undang Cut Mini dan Kak Bimo mendongeng
Ditambahkan, pengelolaan maupun operasional Kampung Dongeng Intan Kalimantan dilakukan mandiri tanpa bantuan pemerintah maupun pihak lain dan mereka juga tidak berniat untuk meminta bantuan karena niat awal adalah bekerja sosial.
"Kami tidak akan meminta bantuan siapa pun, baik kepada pemerintah maupun pihak lain karena niat awal bekerja sosial dan semuanya akan kami jalani hingga tidak bisa lagi berkarya," ujar Enik yang berharap lahir pendongeng penerusnya.
Kini, Kampung Dongeng Intan Kalsel yang didirikan sejak tahun 2014 dan bergabung di komunitas Kampung Dongeng Indonesia bermarkas di Tangerang Selatan Jakarta bersama Founder Hebaat Kak Awam Prakoso sudah memiliki 15 relawan aktif.
"Impian saya, menularkan hal-hal positif kepada anak-anak Kalsel khususnya dalam dunia pendidikan melalui mendongeng hingga dapat mewujudkan 1.000 Kampung Dongeng di seluruh Indonesia sesuai cita-cita kita Kampung Dongeng tercinta," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
Perempuan bernama lengkap Enik Mintarsih lahir 13 November 1972 di Sungai Ulin, Kota Banjarbaru memilih fokus menjadi seorang pendongeng setelah mengakhiri pekerjaannya sebagai guru honor PAUD selama 17 tahun sejak tahun 2000 hingga 2017.
Niatnya hanya satu, yakni ingin mengajak orang tua dimana saja berada untuk mendongengkan anak dirumah, baik ibu, ayah, kakak, kakek dan nenek sekalipun karena dongeng sangat bermanfaat sekali untuk perkembangan anak-anak.
Baca juga: PKK encourages story telling village in Banjarmasin
"Bagi setiap orang tua, mendongeng lah untuk anak meski hanya 5 menit karena perhatian kecil tersebut akan sangat membekas di sanubari anak dan membawa perkembangan yang sangat positif bagi anak di masa mendatang," ucapnya.
Namun, bagi Enik dan suami, Teguh serta dua buah hati mereka Irgatenia Noor Yahya dan Imanda Asya Noor Rajih, dongeng bukan hanya sebagai pengantar tidur bagi anak usia dini seperti yang dilakukan orang jaman dulu saat menidurkan anak-anaknya.
Ditekankan perempuan berhijab itu, dongeng bisa diperdengarkan bagi semua usia, semua kalangan bukan hanya balita dan anak usia dini saja tetapi bisa disampaikan kepada orang dewasa hingga kakek dan nenek atau lanjut usia lainnya.
"Dongeng bukan lagi pengantar tidur bagi balita dan anak usia dini tetapi juga bisa disampaikan kepada siapa saja dari semua usia dan kalangan, baik anak-anak sekolah, narapidana hingga penghuni panti werdha atau panti lanjut usia," ungkapnya.
Menurut Enik yang didampingi suami Teguh, dirinya cukup sering diundang berbagai instansi pemerintah dan swasta juga panti werdha termasuk lembaga pemasyarakatan untuk mendongeng dengan materi yang disesuaikan pendengarnya.
Baca juga: PKK dorong kampung dongeng di Banjarmasin
"Tentu materi dongeng disesuaikan dengan pendengarnya, seperti di sekolah menggambarkan hal-hal yang baik bagi anak, di panti werdha seolah menjadi anak mereka dan di lembaga pemasyarakatan memberi motivasi bagi penghuninya," ujar dia.
Ditambahkan Teguh, durasi untuk mendongeng itu tidak lama, inti dongeng atau cerita disampaikan berkisar 7 hingga 10 menit, tetapi diawali dengan pembukaan, diselingi permainan hingga bisa memakan waktu satu jam lebih.
"Jadi inti bercerita atau mendongeng itu hanya 7 sampai 10 menit, sisanya diawali pemanasan, diajak bermain baru masuk inti dongeng," ujar Teguh diiyakan Enik yang selalu membawa boneke bernama Nunung Salma yang digunakan saat membuka cerita.
Bagi pasangan suami istri itu, mendongeng bukan untuk mencari materi tetapi mendapatkan kepuasan batin yang tidak dapat dinilai dengan uang sehingga akan terus menjalani keseharian sebagai pendongeng bagi semua usia dan kalangan.
"Ada kepuasan tersendiri yang kami dapatkan saat mendongeng dan itu semua tidak bisa dinilai dengan uang. Apa yang saya sampaikan, di dengar sejak anak usia dini hingga mereka dewasa," ucap Enik dan suaminya, kompak.
Soal hambatan, Enik bersama suami dan anak-anaknya yang tinggal di Base Camp Kampung Dongeng Intan Kalimantan Selatan Jalan Kampung Baru RT 3 RW 1 No 47 Kecamatan Martapura Kota Kabupaten Banjar terkendala fasilitas mobilisasi.
Selain itu, Base Camp Kampung Dongeng juga tidak mampu lagi menampung banyaknya pendengar yang datang saat mengikuti dongeng pekan Ceria yang digelar satu bulan sekali sehingga berencana mencari lahan yang lebih luas.
"Kendala kami belum memiliki mobil sehingga jika diundang orang maka terpaksa menyewa mobil untuk mengangkut peralatan disamping kendala lokasi kampung dongeng yang tidak mampu lagi menampung peserta pekan ceria," ujar Teguh.
Baca juga: Dispersip Kalsel undang Cut Mini dan Kak Bimo mendongeng
Ditambahkan, pengelolaan maupun operasional Kampung Dongeng Intan Kalimantan dilakukan mandiri tanpa bantuan pemerintah maupun pihak lain dan mereka juga tidak berniat untuk meminta bantuan karena niat awal adalah bekerja sosial.
"Kami tidak akan meminta bantuan siapa pun, baik kepada pemerintah maupun pihak lain karena niat awal bekerja sosial dan semuanya akan kami jalani hingga tidak bisa lagi berkarya," ujar Enik yang berharap lahir pendongeng penerusnya.
Kini, Kampung Dongeng Intan Kalsel yang didirikan sejak tahun 2014 dan bergabung di komunitas Kampung Dongeng Indonesia bermarkas di Tangerang Selatan Jakarta bersama Founder Hebaat Kak Awam Prakoso sudah memiliki 15 relawan aktif.
"Impian saya, menularkan hal-hal positif kepada anak-anak Kalsel khususnya dalam dunia pendidikan melalui mendongeng hingga dapat mewujudkan 1.000 Kampung Dongeng di seluruh Indonesia sesuai cita-cita kita Kampung Dongeng tercinta," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019