Bupati Hulu Sungai Tengah (HST), H A Chairansyah mengaku sangat prihatin dengan proyeksi Kebijakan Umum Anggaran (KUA) - Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun 2020 jauh meleset dalam jumlah sangat besar.
"Saya merasa sedih dan terpukul, di penghujung akhir masa jabatan ini, perencanaan anggaran APBD 2020 justru akan minus atau defisit sebesar Rp270,5 miliar," ujarnya saat rapat koordinasi dengan seluruh kepala dinasnya di Aula Bappelitbangda, Jum'at (18/10).
Dia juga menyebutkan, akibat dari defisit itu, akan berdampak pada pengurangan kegiatan-kegiatan penting, bahkan akan ada yang dihilangkan.
Chairansyah mengungkapkan, kekurangan anggaran tersebut diakibatkan melesetnya proyeksi penerimaan dari DAU, DAK, penghasilan dari pajak dan non pajak.
Hal ini menurutnya, tidak terlepas dari konsesi keuangan fiskal negara yang terpengaruh dengan dampak penurunan ekonomi global.
"Terdapat defisit anggaran sebagaimana yang disusun dalam KUA-PPAS tahun 2020 sebesar Rp181 miliar, ditambah adanya usulan dari DPRD HST berdasarkan hasil raker dgn komisi-komisi menyikapi hasil reses mereka ke desa sebesar Rp89,5 miliar, sehingga totol kekurangan sebesar Rp270,5 miliar," katanya.
Untuk menyikapi kukurangan anggaran tersebut, Chairansyah memerintah Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) untuk bekerja ekstra lebih mencermati penganggaran kegiatan dengan menyesuaikan dana yang ada.
"Seluruh kepala OPD harus menggodok kegiatan yang benar-benar prioritas dengan lebih mendahulukan kebutuhan, bukan keinginan," tandasnya.
Menyikapi minusnya anggaran, Sekda HST, H Akhmad Tamzil juga meminta agar seluruh OPD untuk memangkas belanja yang sudah disusun sebesar 30 Persen untuk dijadikan bahan revisi KUA-PPAS. Terutama belanja pegawai dan belanja biasa.
Dia mengajak seluruh jajaran pemerintahan agar berhemat dan lebih mengutamakan kegiatan prioritas.
Kepala Bappelitbangda HST, Ir H A Syahriani Effendi menyatakan, bahwa pihaknya dan seluruh OPD mau tidak mau harus dapat memahami kondisi keuangan daerah yang dihadapi serta dapat menyikapi dengan baik.
"Untuk menghindari defisit anggaran seperti tahun 2017 lalu, sebagaimana arahan pimpinan kita harus melakukan pemangkasan serta penghematan belanja operasional termasuk belanja barang dan jasa secara besar besaran untuk tahun anggaran 2020," katanya.
Menurutnya, sebagaimana KUA-PPAS Tahun Anggaran 2020 tertanggal 15 Juli 2019, pendapatan diproyeksikan sebesar Rp1,414 miliar, sedangkan belanja Rp1,485 miliar. Defisit awal sebesar Rp71 miliar diperkirakan tertutupi dari Silpa.