Masyarakat Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, khususnya  bermukim di wilayah Kota Marabahan menggelar Shalat Istisqa (shalat mohon hujan), Rabu (25/9) pagi.

Shalat digelar di Lapangan 5 Desember Marabahan tersebut diikuti ribuan masyarakat mulai para pejabat, ulama, tokoh agama, tokoh masyarakat, pegawai, masyarakat biasa hingga para pelajar baik laki-laki maupun perempuan.

Shalat Istisqa diselenggarakan atas kerjasama MUI, Pemkab Batola, Kemenag Batola dan PCNU Batola  juga diikuti Wakil Bupati Batola H Rahmadian Noor dan para anggota forkopimda.

Baca juga: Tanah Laut gelar shalat istisqa dan do'a bersama

Bertindak selaku khatib dalam shalat tersebut KH Muhammad Noor dengan imam Ustadz Fakhruddin dan muazzin HM Jabir.

Wakil Bupati H Rahmadian Noor mengatakan, berdasarkan laporan Puskesmas di wilayah Kabupaten Batola masyarakat yang menderita ISPA akibat asap hampir mencapai 3.000 jiwa.

Sedangkan lahan terbakar, menurut dia,  meliputi kawasan ladang, kebun, hutan, semakbelukar sudah lebih 700 hektare.

Baca juga: Direktur PDAM : Tiga bulan Kotabaru krisis air bersih

Terkait pelaksanaan shalat istisqa dilaksanakan bersama,  menurut wabup, dalam upaya untuk bermunajat bersama dan memohon keridhaan Allah SWT agar menurunkan hujan untuk bisa membantu memadamkan api-api kebakaran hutan yang mengepung kawasan dimana-mana.

Wabup  berharap, kebakaran kali ini merupakan tahun terakhir melanda kawasan Kabupaten Batola dan masyarakat diharapkan tidak ada lagi dengan sengaja membakar lahan maupun hutan serta berpikiran membakar merupakan cara yang mudah dan murah,  namun dibalik itu semua justru membawa kerugian yang sangat besar, bencana dan malapetaka bagi orang lain.

“Saya minta kepada masyarakat tolong renungkan sebelum melakukan pembakaran, berapa banyak anak-anak kesulitan bernapas akibat terpapar asap, terganggunya aktivitas, kerugian materi, belum aktivitas-aktivitas ekonomi yang terhambat karena gangguan kabut asap, tertundanya penerbangan, dan lainnya,” terangnya.

Baca juga: Masyarakat HST berdo'a memohon hujan

Namun demikian, wabup mengingatkan, pihak kepolisian sudah memberikan peringatan keras untuk menindak tegas siapa saja yang melakukan pembakaran baik individu maupun corporate.

Wabup bahkan mengibaratkan pembakaran hutan merupakan kejahatan luar biasa karena dampak yang sangat luas dan kerugian yang sangat besar dengan pemulihan yang memerlukan waktu cukup lama.

“Karenanya atas nama Pemerintah Kabupaten Barito Kuala saya mengimbau mari sama-sama menjaga lingkungan, lahan dan hutan supaya tidak lagi mengalami kebakaran meski di saat kemarau,”tandasnya wabup.

Sementara itu, KH Muhammad Noor dalam khutbahnya selain mengajak masyarakat meningkatkan keimanan, ketakwaan serta mengintrospeksi diri apakah sudah melaksanakan segala kewajiban serta kebajikan sebagaimana diperintahkan Allah SWT.

Baca juga: Besok Pemkab HST gelar shalat istisqa

“Sebagai pemimpin sudahkah bersikap adil dan bijaksana, sebagai aparat sudahkah bersikap jujur dan amanah, sebagai rakyat sudahkah melaksanakan kewajiban untuk taat kepada Allah dan pemimpin, sebagai suami dan ayah sudahkah melaksanakan kewajiban memberi nafkah, pendidikan dan perhatian yang baik, sebagai isteri sudahkah taat dan patuh kepada suami, sebagai anak sudahkan berbakti dan berbuat baik kepada orangtua? Jika belum atau masih terdapat tugas dan kewajiban yang dilalaikan maka segeralah beristiqfar dan bertaubat kepada Allah SWT serta memperbaiki sikap dan perbuatan,” pintanya.

Menurut kiai, berdasarkan tuntunan Al-Qur’an dan hadist banyak hal yang bisa dilakukan untuk bisa diturunkan hujan diantaranya, dengan melakukan istiqfar, memohon ampun, serta  Istiqamah baik dalam aqidah maupun dalam ketaatan kepada Allah SWT.
Masyarakat Kabupaten Barito Kuala, khususnya bermukim di wilayah Kota Marabahan menggelar Shalat Istisqa (shalat mohon hujan), Rabu (25/9) pagi.Foto:Antaranews Kalsel/Humas.

Pewarta: Arianto

Editor : Gunawan Wibisono


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019