Siti Mahmudah guru jurusan Tata Busana SMK Negeri 1 Tanjung Kabupaten Tabalong sudah satu.bulan ini merantau ke Semarang bersama dua rekan seprofesinya.
Ia terpilih mengikuti pelatihan merancang busana di Indonesian Fashion Chamber (IFC) sebuah asosiasi fesyen yang aktif memberikan pendampingan bagi para desainer Indonesia.
Khusus untuk mengembangkan keahlian di bidang industri mode dari tingkat nasional hingga internasional.
"Selama pelatihan kami bisa meraih predikat terbaik belajar teknik menjahit busana wanita," jelas Mahmudah.
Selain Mahmudah dua orang guru SMK Negeri 1 Tanjung Ari Wulandari dan Yuyun Khoriatin juga merasa bangga bisa belajar merancang busana di IFC Semarang.
Di Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Semarang tiga guru asal Tabalong ini belajar mendesain busana secara manual hingga menggunakan software khusus.
Mahmudah mengaku awal pelatihan sempat kesulitan menggunakan software desain yang diterapkan di asosiasi fesyen ini.
Pasalnya di SMK Negeri 1 Tanjung para guru dan murid terbiasa mendesain menggunakan media manual, kertas dan pensil.
Baca juga: Pengunjung pameran bisa bermain sains di stand Adaro
“Awalnya tidak begitu terbiasa waktu menggunakan aplikasi," ungkap Mahmudah.
Selama di IFC para guru ini mendapat pengalaman yang menarik penggunaan software merubah warna dengan mudah dan leluasa memindah letak motif yang ada saat mendesain pakaian.
Tidak hanya sekedar mendesain tiga guru jurusan Tata Busana ini berkesempatan mendapat pengetahuan mengenai sejarah mode, industri mode, dasar desain dan perkembangannya.
Sehingga melalui pengetahuan ini, guru diharapkan mampu membaca dan memprediksi tren fesyen di masa depan.
Selama pelatihan Mahmudan dan dua rekannya mendapat kesempatan bertemu dan saling berbagi pengalaman dengan peserta lain dari sejumlah guru SMK jurusan Tata Busana dari Kudus, Semarang hingga Jakarta.
Baca juga: Program Adaro Santri Sejahtera latih siswa berwira usaha
Kepala Jurusan Tata Busana SMK Negeri 1 Tanjung Ari Wulandari mengaku termotivasi setelah bertemu sejumlah guru dari sekolah lain selama pelatihan.
“Karya siswa SMK NU Banat Kudus bisa tampil ajang fashion show di Paris dan itu jadi motivasi kita untuk terus belajar," jelas Ari.
Baca juga: YABN fostered farmers succeeded in cultivating superior rubber
Baca juga: Petani binaan YABN sukses budidaya karet unggul
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
Ia terpilih mengikuti pelatihan merancang busana di Indonesian Fashion Chamber (IFC) sebuah asosiasi fesyen yang aktif memberikan pendampingan bagi para desainer Indonesia.
Khusus untuk mengembangkan keahlian di bidang industri mode dari tingkat nasional hingga internasional.
"Selama pelatihan kami bisa meraih predikat terbaik belajar teknik menjahit busana wanita," jelas Mahmudah.
Selain Mahmudah dua orang guru SMK Negeri 1 Tanjung Ari Wulandari dan Yuyun Khoriatin juga merasa bangga bisa belajar merancang busana di IFC Semarang.
Di Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Semarang tiga guru asal Tabalong ini belajar mendesain busana secara manual hingga menggunakan software khusus.
Mahmudah mengaku awal pelatihan sempat kesulitan menggunakan software desain yang diterapkan di asosiasi fesyen ini.
Pasalnya di SMK Negeri 1 Tanjung para guru dan murid terbiasa mendesain menggunakan media manual, kertas dan pensil.
Baca juga: Pengunjung pameran bisa bermain sains di stand Adaro
“Awalnya tidak begitu terbiasa waktu menggunakan aplikasi," ungkap Mahmudah.
Selama di IFC para guru ini mendapat pengalaman yang menarik penggunaan software merubah warna dengan mudah dan leluasa memindah letak motif yang ada saat mendesain pakaian.
Tidak hanya sekedar mendesain tiga guru jurusan Tata Busana ini berkesempatan mendapat pengetahuan mengenai sejarah mode, industri mode, dasar desain dan perkembangannya.
Sehingga melalui pengetahuan ini, guru diharapkan mampu membaca dan memprediksi tren fesyen di masa depan.
Selama pelatihan Mahmudan dan dua rekannya mendapat kesempatan bertemu dan saling berbagi pengalaman dengan peserta lain dari sejumlah guru SMK jurusan Tata Busana dari Kudus, Semarang hingga Jakarta.
Baca juga: Program Adaro Santri Sejahtera latih siswa berwira usaha
Kepala Jurusan Tata Busana SMK Negeri 1 Tanjung Ari Wulandari mengaku termotivasi setelah bertemu sejumlah guru dari sekolah lain selama pelatihan.
“Karya siswa SMK NU Banat Kudus bisa tampil ajang fashion show di Paris dan itu jadi motivasi kita untuk terus belajar," jelas Ari.
Baca juga: YABN fostered farmers succeeded in cultivating superior rubber
Baca juga: Petani binaan YABN sukses budidaya karet unggul
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019