Sekolah berbasis agama khususnya pesantren kini menjadi salah satu rujukan bagi sebagian orang tua untuk memberikan pendidikan agama bagi anaknya. Orangtua ingin anaknya mengenyam pendidikan yang tinggi dengan diiringi dengan akhlak mulia salah satunya melalui model boarding school seperti pesantren.

PT Adaro Indonesia melalui Adaro Foundation menjalankan program Corporate Social Responsibility dengan memberikan pendampingan kepada sejumlah pesantren melalui Program Adaro Santri Sejahtera (PASS).

Program ini fokus kepada pengembangan skill dan pengetahuan pengurus dan santri pondok pesantren agar selain memiliki ilmu agama juga memiliki pengetahuan dalam hal berwirausaha.

Melalui pembekalan terhadap skill wirausaha dan management secara berkala, Adaro bersama Lembaga Bina swadaya konsultan melakukan pendampingan secara rutin.

Ada enam pondok yang mendapat pendampingan progam ini yakni 3 Ponpes dari Kabupaten Tabalong masing - masing Ponpes Ar-Raudah Desa Namun Kec. Jaro, Ponpes Al-Islam Desa Kambitin Kec. Tanjung, Ponpes Miftahul Ulum Desa Bengkiling Raya Kec. Banua Lawas.

 Selain itu Ponpes Nurul Muhibbin Halong Balangan, Ponpes Raudhatul Thalibin Hulu Sungai Utara dan Nurul Muhibbin Barabai Hulu Sungai Tengah.

Pembinaan dimulai dengan survei potensi usaha pesantren, dan dilanjutkan dengan Training of Trainer (ToT) kewirausahaan dan perencanaan Ulusaha bagi masing - masing pondok pesantren.

 
Foto Antaranews.Kalsel/ist (Istimewa)


Perwakilan Lembaga Bina Swadaya Konsultan yang juga menjadi fasilitator kegiatan Udi Sharuddin memberikan wawasan membuat analisa usaha dengan menghitung Titik Pulang Pokok (TPP/Omset), keterampilan memfasilitasi usaha kecil dan teknik mendesain fasilitasi usaha kecil.

Para santri juga belajar presentasi di depan umum dengan materi fasilitasi, perencanaan, kewirausahaan dan skala usaha.

Kegiatan ini sangat didukung Pengasuh Ponpes Nurul Muhibbin KH Syahril dalam sebuah ungkapan ia menilai bahwa sertifikat yang didapat menjadi salah satu syarat seseorang memiliki keahlian.

"Untuk menjadi usahawan harus terus dilatih dan ilmu tersebut harus bermanfaat bagi masyarakat di sekitarnya.” ungkap Syahril.
Baca juga: YABN fostered farmers succeeded in cultivating superior rubber
Baca juga: Berkat pendampingan YABN, sembilan desa di Balangan ODF
Baca juga: Bambu harapan masa depan bagi warga Tabalong
 

Pewarta: Herlina Lasmianti

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019