Salah satu petani binaan Yayasan Adaro Bangun Negeri berhasil membudidayakan tanaman karet unggul yang bebas penyakit jamur akar putih. "Alhamdulillah dari hasil pelatihan dan pendampingan YABN lahan karet kami bisa bebas penyakit," ungkap Sarmin, petani asal Desa Saradang Kecamatan Haruai.


Banyak petani karet khususnya di Tabalong, yang patah semangat dalam melakukan budidaya karet, akibat serangan jamur akar putih. Hal ini dikarenakan jamur ini sangat mudah menular dari satu tanaman ke tanaman lainnya, penyebarannya bahkan dapat melalui udara.

 Bila salah penanganan, ungkap Sarmin, akan mati tak bersisa, bahkan ada yang menyebut bahwa penyakit ini belum ditemukan obatnya.

Selain itu biaya yang diperlukan untuk melawan penyakit ini relatif mahal, sehingga perlu ditemukan pengendalian terhadap penyakit ini secara efektif namun tetap terjangkau bagi petani. 

Hal inilah yang mampu dibuktikan oleh Sarmin di kebun model binaan YABN sejak 2014. Sarmin aktif mengikuti pelatihan, pendampingan bahkan praktik di lapangan terkait hama penyakit tanaman serta budidaya karet.

Peningkatan kualitas karet milik petani juga menjadi harapan YABN untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya di wilayah operational PT Adaro Indonesia melalui program pengembangan kebun karet unggul milik rakyat untuk mendorong pengembangan ekonomi masyarakat berbasis potensi lokal.

Program kebun karet unggul mencakup dua jenis lahan dalam penggunaannya, yaitu kebun hamparan dan kebun model yang tersebar di wilayah Tabalong dan Balangan. Kebun hamparan adalah pola lahan milik petani yang berada dalam satu hamparan yang dikelola oleh kelompok sesuai dengan luasan kepemilikan lahan dari tiap pemiliknya.

Sedangkan kebun model memiliki pola lahan milik petani di satu desa dengan syarat luasan tertentu di masing-masing desa. Kebun model tersebut dikelola oleh perorangan dengan pengelolaan kebun karet sesuai dengan prosedur yang dianjurkan, baik itu dalam hal pembukaan lahan, penanaman hingga perawatannya.

Menurut staf bidang ekonomi di YABN Chandra, sejak 2012 awal berjalannya program telah dibangun kebun model seluas 190 hektare dan kebun hamparan seluas 164 hektare. Keduanya tersebar di 117 desa dua kabupaten dengan total petani 357 orang dan 80 persen petani berhasil menjalankan program kebun karet unggul YABN.

 "Pak Sarmin salah satu petani yang berhasil melakukan budidaya karet unggul dengan usia panen lima tahun," ungkap Chandra.

Pencapaian ini tentu sangat luar biasa, karena ini merupakan kali pertama Sarmin melakukan budidaya karet. Sebelumnya Sarmin adalah petani sayur.
 
Foto Antaranews.Kalsel/ist (Istimewa)

Bersama petani binaan yang berada di Kabupaten Tabalong, khususnya di Kecamatan Haruai, Sarmin banyak belajar dan aktif mengikuti kegiatan pelatihan mengenai budidaya karet uggul yang dilaksanakan oleh YABN.

Baca juga: Bambu harapan masa depan bagi warga Tabalong
Baca juga: YABN coba produksi asap cair dari sekam padi

Sarmin juga berencana membentuk Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar untuk memfasilitasi petani guna meningkatkan mutu karet.

Kuncinya adalah petani mau menerima masukan dan menjalankan budidaya tanaman sesuai dengan standar yang ada, serta yang terpenting adalah menerapkankannya di lapangan, ungkap Chandra.

Keberhasilan Sarmin dalam membudidayakan bibit karet unggul, akan banyak memberi dampak positif bagi petani lain, terutama petani karet binaan YABN.

Hal ini diharapkan mampu menginspirasi lebih banyak petani lain untuk mengubah pola pikir bahwa pentingnya melakukan budidaya karet sesuai dengan standar untuk menjaga kualitas tanaman karet sehingga hasil yang didapat lebih maksimal.
Baca juga: Berkat pendampingan YABN, sembilan desa di Balangan ODF
 

Pewarta: Herlina Lasmianti

Editor : Mahdani


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019