Pelaksana Tugas Direktur PDAM Kotabaru Basuki mengatakan sudah sejak tiga bulan terakhir wilayah Kotabaru mengalami krisis air bersih akibat kemarau panjang yang terjadi sepanjang 2019.
Mengatasi hal tersebut, seluruh karyawan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Kotabaru, menggelar Shalat Istisqa di kawasan Waduk Gunung Ulin Desa Gunung Ulin, Kecamatan Pulau Laut Utara supaya krisis air bersih segera teratasi karena turun hujan di daerah itu.
“Sudah tiga bulan ini tidak ada hujan, bisa kita katakan Kotabaru mengalami krisis air bersih,” ujar Pelaksana Tugas Direktur PDAM Kotabaru Basuki di Kotabaru, Jumat.
Pelaksanaan Shalat Istisqa itu salah satu upaya pihak PDAM setempat untuk mengatasi krisis air bersih dengan memohon kepada Allah SWT agar menurunkan hujan.
Krisis air bersih ini dipicu mengeringnya sumber-sumber air baku PDAM Kotabaru di wilayah Pulau Laut Utara.
Baca juga: Kotabaru cooperates with Tanah Bumbu to overcome lack of doctors
Kalaupun ada air yang masuk, kata dia, perlu waktu cukup lama untuk menampungnya sebelum bisa dialirkan ke pelanggan.
“Seperti di Waduk Gunung Ulin masih ada air yang masuk dari dua anak sungai tapi sangat kecil, kita tampung dulu bisa dialirkan cuma satu atau dua jam,” katanya.
Sehubungan dengan kondisi itu, distribusi air di tiga wilayah layanan instalasi pengolahan air (IPA) akan disetop mulai Sabtu (21/9), pukul 00.00 Wita, yakni IPA Gunung Relly, IPA Gunung Perak, dan IPA Gunung Pemandangan.
Ia mengatakan IPA Gunung Ulin, IPA Gunung Tirawan, dan IPA Gunung Sari masih bisa beroperasi, walaupun pelayanan juga tidak bisa maksimal.
Di tengah krisis air bersih, PDAM Kotabaru berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah serta OPD lainnya untuk mendistribusikan bantuan air kepada masyarakat dengan menggunakan mobil tangki.
“Selain dari pemerintah, ada juga beberapa pihak swasta yang ikut membantu membagikan bantuan air ini,” kata Basuki.
Baca juga: Kotabaru gandeng Tanah Bumbu mengatasi kekurangan dokter
Pihaknya juga terus berupaya mencari sumber-sumber air baku alternatif. Ada beberapa bendungan baru yang dibuat untuk menampung air dan dialirkan ke tempat pengolahan.
“Walaupun tidak permanen, tapi bisalah sedikit membantu dalam rangka mengatasi krisis,” katanya.
Terkait dengan ketersediaan air baku, PDAM Kotabaru tidak bekerja sendiri, akan tetapi juga ada peran pemerintah, baik pusat, provinsi, maupun kabupaten.
Dari hasil survei, ada beberapa sumber air yang dinilai bisa diandalkan untuk mengatasi krisis air bersih pada masa mendatang.
Namun, untuk pemanfaatannya pemerintah perlu membangun infrastruktur pendukung.
“Arah ke Sarang Tiung ada beberapa sungai yang kami survei masih deras sampai hari ini, kalau kita mau mengatasi ke depan krisis air kita harus bisa memanfaatkannya dengan membuat bendungan atau embung,” demikian Basuki.
Baca juga: Bantuan pemerintah untuk warga Hampang
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
Mengatasi hal tersebut, seluruh karyawan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Kotabaru, menggelar Shalat Istisqa di kawasan Waduk Gunung Ulin Desa Gunung Ulin, Kecamatan Pulau Laut Utara supaya krisis air bersih segera teratasi karena turun hujan di daerah itu.
“Sudah tiga bulan ini tidak ada hujan, bisa kita katakan Kotabaru mengalami krisis air bersih,” ujar Pelaksana Tugas Direktur PDAM Kotabaru Basuki di Kotabaru, Jumat.
Pelaksanaan Shalat Istisqa itu salah satu upaya pihak PDAM setempat untuk mengatasi krisis air bersih dengan memohon kepada Allah SWT agar menurunkan hujan.
Krisis air bersih ini dipicu mengeringnya sumber-sumber air baku PDAM Kotabaru di wilayah Pulau Laut Utara.
Baca juga: Kotabaru cooperates with Tanah Bumbu to overcome lack of doctors
Kalaupun ada air yang masuk, kata dia, perlu waktu cukup lama untuk menampungnya sebelum bisa dialirkan ke pelanggan.
“Seperti di Waduk Gunung Ulin masih ada air yang masuk dari dua anak sungai tapi sangat kecil, kita tampung dulu bisa dialirkan cuma satu atau dua jam,” katanya.
Sehubungan dengan kondisi itu, distribusi air di tiga wilayah layanan instalasi pengolahan air (IPA) akan disetop mulai Sabtu (21/9), pukul 00.00 Wita, yakni IPA Gunung Relly, IPA Gunung Perak, dan IPA Gunung Pemandangan.
Ia mengatakan IPA Gunung Ulin, IPA Gunung Tirawan, dan IPA Gunung Sari masih bisa beroperasi, walaupun pelayanan juga tidak bisa maksimal.
Di tengah krisis air bersih, PDAM Kotabaru berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah serta OPD lainnya untuk mendistribusikan bantuan air kepada masyarakat dengan menggunakan mobil tangki.
“Selain dari pemerintah, ada juga beberapa pihak swasta yang ikut membantu membagikan bantuan air ini,” kata Basuki.
Baca juga: Kotabaru gandeng Tanah Bumbu mengatasi kekurangan dokter
Pihaknya juga terus berupaya mencari sumber-sumber air baku alternatif. Ada beberapa bendungan baru yang dibuat untuk menampung air dan dialirkan ke tempat pengolahan.
“Walaupun tidak permanen, tapi bisalah sedikit membantu dalam rangka mengatasi krisis,” katanya.
Terkait dengan ketersediaan air baku, PDAM Kotabaru tidak bekerja sendiri, akan tetapi juga ada peran pemerintah, baik pusat, provinsi, maupun kabupaten.
Dari hasil survei, ada beberapa sumber air yang dinilai bisa diandalkan untuk mengatasi krisis air bersih pada masa mendatang.
Namun, untuk pemanfaatannya pemerintah perlu membangun infrastruktur pendukung.
“Arah ke Sarang Tiung ada beberapa sungai yang kami survei masih deras sampai hari ini, kalau kita mau mengatasi ke depan krisis air kita harus bisa memanfaatkannya dengan membuat bendungan atau embung,” demikian Basuki.
Baca juga: Bantuan pemerintah untuk warga Hampang
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019