Pondok Pesantren Darul Falah di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, melaksanakan shalat istisqo untuk meminta kepada Allah SWT segera diturunkannya hujan.
Ketua Yayasan Pendidikan Islam Ponpes Darul Falah M Rizal Fahlevi, Senin, di Kotabaru mengatakan shalat istisqo dilakukan sehubungan terjadinya kemarau yang berkepanjangan di "Bumi Saijaan" dan kesulitan air bersih yang dialami masyarakat.
"Ini tanda keprihatinan dan kepedulian kami terhadap kondisi saat ini di mana terjadi krisis air bersih, sehingga kami melaksanakan shalat istisqo untuk memohon kepada Allah SWT agar diturunkan hujan, " ujarnya.
Di sisi lain, pihaknya juga sekaligus ingin memberi pembelajaran kepada para peserta didik agar lebih memahami praktik shalat istisqo sehingga mereka tidak hanya sekadar mengetahui teorinya.
Salat istisqo digelar di halaman ponpes yang berlokasi di Desa Gunung Ulin, Kecamatan Pulau Laut Utara, sekitar 15 km dari ibu kota Kabupaten Kotabaru.
Kegiatan diikuti seluruh dewan guru serta para siswa, baik dari SMP Islam Darul Falah maupun SMK Islam Pelayaran Al Bukhari.
"Mudah-mudahan dengan kekuatan doa paling tidak hujan akan segera turun di wilayah kita untuk mengisi waduk," kataM Rizal Fahlevi.
Pelaksanaan salat istisqo ini dirangkai juga dengan shalat taubat, shalat hajat, zikir dan istighotsah yang dipimpin Ustadz Syahdan, salah seorang guru di lingkungan Ponpes Darul Falah.
Dalam khutbahnya, ia menyampaikan agar umat Islam memperbanyak taubat dan istighfar untuk memohon ampunan kepada Allah SWT karena terhambatnya hujan bisa jadi disebabkan banyaknya dosa.
Di sisi lain, kata dia, manusia harus tetap bersyukur karena di balik musibah ini ada hikmah untuk semakin mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.
Badan Meteorologi, Klinatologi, dan Geofisika (BMKG) menetapkan Kabupaten Kotabaru merupakan satu dari tiga daerah di Kalimantan Selatan yang dilanda kekeringan ekstrem pada kemarau tahun ini.
Hal ini didasarkan pada panjangnya hari tanpa hujan selama dua bulan lebih.
Kondisi ini tidak hanya berdampak pada kesulitan air bersih, tapi juga meningkatnya potensi kebakaran hutan dan lahan.
Baca juga: DPRD imbau kewaspadaan kebakaran dimusim kemarau
Baca juga: Beberapa Warga Tanah Bumbu mulai kesulitan mendapatkan air bersih
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
Ketua Yayasan Pendidikan Islam Ponpes Darul Falah M Rizal Fahlevi, Senin, di Kotabaru mengatakan shalat istisqo dilakukan sehubungan terjadinya kemarau yang berkepanjangan di "Bumi Saijaan" dan kesulitan air bersih yang dialami masyarakat.
"Ini tanda keprihatinan dan kepedulian kami terhadap kondisi saat ini di mana terjadi krisis air bersih, sehingga kami melaksanakan shalat istisqo untuk memohon kepada Allah SWT agar diturunkan hujan, " ujarnya.
Di sisi lain, pihaknya juga sekaligus ingin memberi pembelajaran kepada para peserta didik agar lebih memahami praktik shalat istisqo sehingga mereka tidak hanya sekadar mengetahui teorinya.
Salat istisqo digelar di halaman ponpes yang berlokasi di Desa Gunung Ulin, Kecamatan Pulau Laut Utara, sekitar 15 km dari ibu kota Kabupaten Kotabaru.
Kegiatan diikuti seluruh dewan guru serta para siswa, baik dari SMP Islam Darul Falah maupun SMK Islam Pelayaran Al Bukhari.
"Mudah-mudahan dengan kekuatan doa paling tidak hujan akan segera turun di wilayah kita untuk mengisi waduk," kataM Rizal Fahlevi.
Pelaksanaan salat istisqo ini dirangkai juga dengan shalat taubat, shalat hajat, zikir dan istighotsah yang dipimpin Ustadz Syahdan, salah seorang guru di lingkungan Ponpes Darul Falah.
Dalam khutbahnya, ia menyampaikan agar umat Islam memperbanyak taubat dan istighfar untuk memohon ampunan kepada Allah SWT karena terhambatnya hujan bisa jadi disebabkan banyaknya dosa.
Di sisi lain, kata dia, manusia harus tetap bersyukur karena di balik musibah ini ada hikmah untuk semakin mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.
Badan Meteorologi, Klinatologi, dan Geofisika (BMKG) menetapkan Kabupaten Kotabaru merupakan satu dari tiga daerah di Kalimantan Selatan yang dilanda kekeringan ekstrem pada kemarau tahun ini.
Hal ini didasarkan pada panjangnya hari tanpa hujan selama dua bulan lebih.
Kondisi ini tidak hanya berdampak pada kesulitan air bersih, tapi juga meningkatnya potensi kebakaran hutan dan lahan.
Baca juga: DPRD imbau kewaspadaan kebakaran dimusim kemarau
Baca juga: Beberapa Warga Tanah Bumbu mulai kesulitan mendapatkan air bersih
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019