Kalangan DPRD Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan menghimbau kepada segenap warga Bumi Saijaan meningkatkan kewaspadaan terhadap musibah kebakaran baik lahan dan rumah pada musim kemarau yang hingga kini masih berlangsung.
Himbauan tersebut disampaikan Ketua Sementara DPRD Kotabaru, Syairi Mukhlis disela-sela kunjungan kerja di Pemprov Kalsel dalam rangka penyampaian rekomendasi partai atas struktur unsur pimpinan DPRD difinitif periode 2019-2024, Selasa.
"Kami mengharapkan koordinasi dan optimalisasi kinerja instansi terkait dalam mengantisipasi terjadinya musibah kebakaran akibat musim kemarau saat ini," kata Syairi.
Selain memaksimalkan fungsi lembaga yang sudah ada seperti BPBD (Badan penanggulangan bencana daerah) atau satgas Karhutla (kebakaran hutan dan lahan), juga perlu upaya prefentif seperti sosialisasi ke masyarakat.
Baca juga: BNPB imbau warga antisipasi kebakaran hutan
Karena sebagian dari masyarakat kita khususnya petani tradisional di daerah-daerah, masih menggunakan pola lama seperti ladang berpindah dengan cara membakar lahan sehingga perlu disadarkan mengenai dampak dan akibatnya.
Dijelaskan Syairi, meski di Kotabaru belum ada hot spot atau titik api yang menandakan kebakaran lahan, memang patut diapresiasi bagi segenap element yang sudah mulai sadar dalam menjaga lingkungan masing-masing, namun sebagai langkah antisipasi tetap dianggap perlu dan mendesak sosialisasi kepada masyarakat mengenai bahaya kebekaran.
Baca juga: Posko Karhutla HST siap siaga hadapi musim kemarau
Terlebih jika mengacu pada prakiraan dari pihak berwenang badan meteorologi, klimatologi dan geofisika (BMKG) yang memprediksi kemarau masih berlangsung hingga beberapa bulan ke depan sehingga mengakibatkan cuaca panas lebih tinggi yang dapat memicu terjadinya munculnya kebakaran.
Hal senada diungkapkan anggota DPRD Kotabaru terpilih periode 2019-2024 dari Partai PPP, M Arif yang mendesak kepada pemerintah daerah setempat melakukan pemetaan daerah rawan bencana dan sosialisasi penyadaran lingkungan termasuk penanganan kadaruratan kepada masyarakat.
Mantan pengacara itu menuturkan, Kabupaten Kotabaru merupakan daerah kepulauan yang memang sangat besar potensi kekayaan alamnya, namun sisi negatifnya juga termasuk daerah rawan bencana.
"Terjadinya bencana seperti kebakaran, banjir dan tanah longsor sudah sangat sering dan kerap terjadi, salah satunya akibat human error," kata Arif.
Jika dianalisa secara mendalam, lanjut dia, sebagian besar terjadinya bencana yang melanda di Bumi Saijaan disebabkan ulah oknum masyarakatnya, seperti kebakaran dan banjir.
Baca juga: Pemprov Siaga Kebakaran Hutan
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
Himbauan tersebut disampaikan Ketua Sementara DPRD Kotabaru, Syairi Mukhlis disela-sela kunjungan kerja di Pemprov Kalsel dalam rangka penyampaian rekomendasi partai atas struktur unsur pimpinan DPRD difinitif periode 2019-2024, Selasa.
"Kami mengharapkan koordinasi dan optimalisasi kinerja instansi terkait dalam mengantisipasi terjadinya musibah kebakaran akibat musim kemarau saat ini," kata Syairi.
Selain memaksimalkan fungsi lembaga yang sudah ada seperti BPBD (Badan penanggulangan bencana daerah) atau satgas Karhutla (kebakaran hutan dan lahan), juga perlu upaya prefentif seperti sosialisasi ke masyarakat.
Baca juga: BNPB imbau warga antisipasi kebakaran hutan
Karena sebagian dari masyarakat kita khususnya petani tradisional di daerah-daerah, masih menggunakan pola lama seperti ladang berpindah dengan cara membakar lahan sehingga perlu disadarkan mengenai dampak dan akibatnya.
Dijelaskan Syairi, meski di Kotabaru belum ada hot spot atau titik api yang menandakan kebakaran lahan, memang patut diapresiasi bagi segenap element yang sudah mulai sadar dalam menjaga lingkungan masing-masing, namun sebagai langkah antisipasi tetap dianggap perlu dan mendesak sosialisasi kepada masyarakat mengenai bahaya kebekaran.
Baca juga: Posko Karhutla HST siap siaga hadapi musim kemarau
Terlebih jika mengacu pada prakiraan dari pihak berwenang badan meteorologi, klimatologi dan geofisika (BMKG) yang memprediksi kemarau masih berlangsung hingga beberapa bulan ke depan sehingga mengakibatkan cuaca panas lebih tinggi yang dapat memicu terjadinya munculnya kebakaran.
Hal senada diungkapkan anggota DPRD Kotabaru terpilih periode 2019-2024 dari Partai PPP, M Arif yang mendesak kepada pemerintah daerah setempat melakukan pemetaan daerah rawan bencana dan sosialisasi penyadaran lingkungan termasuk penanganan kadaruratan kepada masyarakat.
Mantan pengacara itu menuturkan, Kabupaten Kotabaru merupakan daerah kepulauan yang memang sangat besar potensi kekayaan alamnya, namun sisi negatifnya juga termasuk daerah rawan bencana.
"Terjadinya bencana seperti kebakaran, banjir dan tanah longsor sudah sangat sering dan kerap terjadi, salah satunya akibat human error," kata Arif.
Jika dianalisa secara mendalam, lanjut dia, sebagian besar terjadinya bencana yang melanda di Bumi Saijaan disebabkan ulah oknum masyarakatnya, seperti kebakaran dan banjir.
Baca juga: Pemprov Siaga Kebakaran Hutan
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019