Universitas Lambung Mangkurat (ULM) menargetkan minimal 40 persen perkuliahan menggunakan sistem online atau dalam jaringan (daring).
Ketua Lembaga Peningkatan dan Pengembangan Pembelajaran (LP3) ULM Dr Ir Gusti Rusmayadi, Selasa mengatakan, dosen harus mempersiapkan sistem perkuliahan secara daring sesuai yang ditargetkan.
"Jadi porsinya 40 persen daring dan 60 persen tatap muka. Target 40 persen perkuliahan secara daring memiliki dampak banyak hal yang harus disiapkan seperti materi, kuis, proses tanya jawab, dan hal lainnya," katanya saat workshop “E-Learning Tingkat Dasar” di Aula LP3 ULM di Banjarmasin, Selasa.
Menurut Gusti, persiapan menjadi penting karena meski dilakukan secara daring, perkuliahan harus tetap berkualitas. Untuk itu, diharapkannya workshop tersebut menghasilkan satu mata kuliah yang sudah sesuai standar perkuliahan online dari tiap peserta.
Baca juga: Dino Patti Djalal tantang para dosen di Kalsel
Baca juga: Balittra dan ULM kembangkan desain infrastruktur lahan rawa
Sementara Wakil Rektor II Bidang Umum dan Keuangan Dr Achmad Syamsu Hidayat saat membuka kegiatan menyatakan, e-learning merupakan salah satu indikator yang ditetapkan dan rintis sejak proyek 7in1 dari kucuran Islamic Development Bank (IDB).
Saat itu, kata dia, ULM hanya menargetkan 5 mata kuliah sudah menjalankan perkuliahan dengan e-learning. Namun faktanya berhasil melampaui target tersebut.
"Tentu awal baik bagi kita, apalagi kita juga memiliki target dimana ke depannya 40 persen pembelajaran sudah secara daring," kata dia.
Syamsu juga berharap tidak hanya mengejar kuantitas dosen yang sudah melakukan proses belajar secara daring, tapi juga kualitas yang sesuai dengan kaidah dan peraturan yang ada.
Sementara itu, pengembangan pembelajaran daring memang terus digelorakan oleh Rektor ULM Prof Dr H Sutarto Hadi pasc diraihnya Akreditasi A untuk institusi perguruan tinggi negeri terbesar di Kalimantan tersebut. Bahkan untuk mendorong hal tersebut, sang rektor memberikan insentif kepada dosen sebesar Rp7,5 juta.
Sutarto memastikan jika ULM saat ini sudah melangkah maju ke depan dalam pengembangan pembelajaran di masa depan. Terbukti dari ditunjuknya ULM bersama tujuh perguruan tinggi lain di Indonesia untuk mengembangkan sistem pembelajaran elektronik atau e-learning.
Sebagai wujud memacu peningkatan pembelajaran jarak jauh dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi dan informasi itu, ULM pun menggandeng Universitas Terbuka (UT) yang sudah berpengalaman soal sistem pembelajaran elektronik melalui Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) antara ULM dan UT.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
Ketua Lembaga Peningkatan dan Pengembangan Pembelajaran (LP3) ULM Dr Ir Gusti Rusmayadi, Selasa mengatakan, dosen harus mempersiapkan sistem perkuliahan secara daring sesuai yang ditargetkan.
"Jadi porsinya 40 persen daring dan 60 persen tatap muka. Target 40 persen perkuliahan secara daring memiliki dampak banyak hal yang harus disiapkan seperti materi, kuis, proses tanya jawab, dan hal lainnya," katanya saat workshop “E-Learning Tingkat Dasar” di Aula LP3 ULM di Banjarmasin, Selasa.
Menurut Gusti, persiapan menjadi penting karena meski dilakukan secara daring, perkuliahan harus tetap berkualitas. Untuk itu, diharapkannya workshop tersebut menghasilkan satu mata kuliah yang sudah sesuai standar perkuliahan online dari tiap peserta.
Baca juga: Dino Patti Djalal tantang para dosen di Kalsel
Baca juga: Balittra dan ULM kembangkan desain infrastruktur lahan rawa
Sementara Wakil Rektor II Bidang Umum dan Keuangan Dr Achmad Syamsu Hidayat saat membuka kegiatan menyatakan, e-learning merupakan salah satu indikator yang ditetapkan dan rintis sejak proyek 7in1 dari kucuran Islamic Development Bank (IDB).
Saat itu, kata dia, ULM hanya menargetkan 5 mata kuliah sudah menjalankan perkuliahan dengan e-learning. Namun faktanya berhasil melampaui target tersebut.
"Tentu awal baik bagi kita, apalagi kita juga memiliki target dimana ke depannya 40 persen pembelajaran sudah secara daring," kata dia.
Syamsu juga berharap tidak hanya mengejar kuantitas dosen yang sudah melakukan proses belajar secara daring, tapi juga kualitas yang sesuai dengan kaidah dan peraturan yang ada.
Sementara itu, pengembangan pembelajaran daring memang terus digelorakan oleh Rektor ULM Prof Dr H Sutarto Hadi pasc diraihnya Akreditasi A untuk institusi perguruan tinggi negeri terbesar di Kalimantan tersebut. Bahkan untuk mendorong hal tersebut, sang rektor memberikan insentif kepada dosen sebesar Rp7,5 juta.
Sutarto memastikan jika ULM saat ini sudah melangkah maju ke depan dalam pengembangan pembelajaran di masa depan. Terbukti dari ditunjuknya ULM bersama tujuh perguruan tinggi lain di Indonesia untuk mengembangkan sistem pembelajaran elektronik atau e-learning.
Sebagai wujud memacu peningkatan pembelajaran jarak jauh dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi dan informasi itu, ULM pun menggandeng Universitas Terbuka (UT) yang sudah berpengalaman soal sistem pembelajaran elektronik melalui Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) antara ULM dan UT.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019