Rokok filter, rokok kretek, dan tarif rumah sakit adalah penyumbang utama terjadinya inflasi 0,03 persen di Kalimantan Selatan pada Agustus 2019, padahal Tanjung, yang bersama Banjarmasin menentukan inflasi di provinsi ini, justru mengalami deflasi.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel Diah Utami di Kota Banjarbaru, Senin mengatakan, inflasi di Banjarmasin 0,09 persen, sedangkan di Kota Tanjung terjadi deflasi 0,74 persen.

"Laju inflasi kumulatif di Kota Banjarmasin Agustus 2019 terhadap Desember 2018 sebesar 3,20 persen, sedangkan laju inflasi kumulatif di Kota Tanjung 0,95 persen," ujarnya.

Baca juga: Ketua DPRD panen melon di Sungai Ulin
Baca juga: KEIN dorong pengembangan ekonomi dan industri di Banjarbaru

Dia menyebutkan, komoditas yang mengalami kenaikan harga dengan andil inflasi tertinggi di Banjarmasin antara lain rokok kretek filter, tarif rumah sakit, rokok kretek, cabai rawit dan cabai merah.

Sedangkan, komoditas yang mengalami penurunan harga dengan andil deflasi tertinggi antara lain angkutan udara, ikan gabus, udang basah, daging ayam ras, dan gula pasir. 

"Inflasi di Kota Banjarmasin terjadi karena kenaikan Indeks Harga Konsumen dari 138,75 pada bulan Juli menjadi 138,87 di Agustus, sedangkan deflasi di Tanjung dari 136,20 menjadi 135,19," ucapnya.

Baca juga: Sekda hadiri pembangunan hotel Bandara Syamsudin Noor

Sedangkan, di Kota Tanjung komoditas yang mengalami penurunan harga dengan andil deflasi tertinggi selama Agustus antara lain bawang merah, jagung manis, daging ayam ras, semangka dan tomat sayur. 

Sementara, komoditas yang mengalami kenaikan harga dengan andil inflasi tertinggi, antara lain, telur ayam ras, ikan nila, emas perhiasan, daun singkong dan ketimun. 

BPS juga mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) 44 kota mengalami inflasi dan 38 kota terjadi deflasi. Inflasi tertinggi di Kota Kudus dan deflasi tertinggi di Kota Bau-Bau.

Pewarta: Yose Rizal

Editor : Mahdani


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019