Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Banjarbaru AR Iwansyah panen buah melon di Kelurahan Sungai Ulin Banjarbaru sehingga menambah semangat petani untuk mengembangkan buah tersebut.
Kedatangan Iwansyah bersama isteri Nahdatun Nusrah dan anggota DPRD Banjarbaru Sumedi, Sabtu (24/8) disambut hangat puluhan petani melon, manajemen perusahaan agribisnis, dan warga setempat.
Ketua DPRD dan isteri yang tampil sederhana, akrab berbincang dengan para petani yang sudah menekuni perkebunan sekitar lima tahun di lahan yang dipinjamkan Batalyon 623 Bhakti Wira Utama ini.
"Kami diundang melihat langsung panen melon dan hasilnya memang bagus baik jenis melon putih, melon kuning, dan melon orange," ujar Iwansyah usai ikut memanen buah segar itu.
Ia mengatakan, selain meningkatkan perekonomian masyarakat petani, pemanfaatan lahan untuk ditanami buah melon juga dapat menampung tenaga kerja disamping mencegah kebakaran hutan dan lahan.
"Lahan tidur yang dimanfaatkan masyarakat maupun petani untuk perkebunan tentu dapat mencegah terjadinya karhutla apalagi di musim kemarau seperti yang terjadi saat ini," ucap politisi senior Golkar itu.
Menurut dia, potensi lahan pertanian di Banjarbaru bisa dikembangkan, dengan menanam jagung, cabe, dan tomat. Bahkan, dalam skala besar diharapkan mampu menjadi ikon
perkebunan di Kalimantan Selatan.
Dikatakan, DPRD Kota Banjarbaru akan membantu pengembangan pemasaran, dan upaya peningkatan produksi buah melon sehingga petani bisa mendapatkan hasil yang maksimal dari kebunnya.
"Jika saat ini produksi melon mencapai 35 ton per hektare, kami berharap bisa ditingkatkan menjadi 40 ton per hektare," sebut Iwansyah disambut tepuk tangan para petani dan masyarakat setempat.
Ketua Kelompok Petani Melon Sungai Ulin Banjarbaru Joko mengatakan, perkebunan ini sudah berjalan sekitar 5 tahun dengan 27 orang petani, yang rata-rata adalah anak muda.
"Buah melon ini ditanam selama dua bulan atau tepatnya 65 hari bisa dipanen dengan sistem pengairan air dari irigasi yang jaraknya sekitar 1,5 kilometer dari lahan perkebunan," ungkapnya.
Ditambahkan, hasil panen mencapai 35 ton per hektare, dan pemasaran langsung ke supermarket atau pedagang langsung datang membeli dan pemasaran mencakup Kalsel, Kalteng hingga Kaltim.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
Kedatangan Iwansyah bersama isteri Nahdatun Nusrah dan anggota DPRD Banjarbaru Sumedi, Sabtu (24/8) disambut hangat puluhan petani melon, manajemen perusahaan agribisnis, dan warga setempat.
Ketua DPRD dan isteri yang tampil sederhana, akrab berbincang dengan para petani yang sudah menekuni perkebunan sekitar lima tahun di lahan yang dipinjamkan Batalyon 623 Bhakti Wira Utama ini.
"Kami diundang melihat langsung panen melon dan hasilnya memang bagus baik jenis melon putih, melon kuning, dan melon orange," ujar Iwansyah usai ikut memanen buah segar itu.
Ia mengatakan, selain meningkatkan perekonomian masyarakat petani, pemanfaatan lahan untuk ditanami buah melon juga dapat menampung tenaga kerja disamping mencegah kebakaran hutan dan lahan.
"Lahan tidur yang dimanfaatkan masyarakat maupun petani untuk perkebunan tentu dapat mencegah terjadinya karhutla apalagi di musim kemarau seperti yang terjadi saat ini," ucap politisi senior Golkar itu.
Menurut dia, potensi lahan pertanian di Banjarbaru bisa dikembangkan, dengan menanam jagung, cabe, dan tomat. Bahkan, dalam skala besar diharapkan mampu menjadi ikon
perkebunan di Kalimantan Selatan.
Dikatakan, DPRD Kota Banjarbaru akan membantu pengembangan pemasaran, dan upaya peningkatan produksi buah melon sehingga petani bisa mendapatkan hasil yang maksimal dari kebunnya.
"Jika saat ini produksi melon mencapai 35 ton per hektare, kami berharap bisa ditingkatkan menjadi 40 ton per hektare," sebut Iwansyah disambut tepuk tangan para petani dan masyarakat setempat.
Ketua Kelompok Petani Melon Sungai Ulin Banjarbaru Joko mengatakan, perkebunan ini sudah berjalan sekitar 5 tahun dengan 27 orang petani, yang rata-rata adalah anak muda.
"Buah melon ini ditanam selama dua bulan atau tepatnya 65 hari bisa dipanen dengan sistem pengairan air dari irigasi yang jaraknya sekitar 1,5 kilometer dari lahan perkebunan," ungkapnya.
Ditambahkan, hasil panen mencapai 35 ton per hektare, dan pemasaran langsung ke supermarket atau pedagang langsung datang membeli dan pemasaran mencakup Kalsel, Kalteng hingga Kaltim.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019