Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bandarmasih, Kota Banjarmasin harus melakukan pencampuran air baku untuk produksi karena kadar air Sungai Martapura mengalami intrusi.
Menurut Dirut PDAM Bandarmasih Ir Yudha Ahmadi di Banjarmasin, Kamis, air Sungai Martapura terus mengalami keasinan tinggi karena air laut masuk, akibat kemarau cukup panjang ini.
"Bahkan sempat memasuki wilayah Sungai Bilu di mana intek pengambil air baku untuk produksi air bersih kita," paparnya.
Kadar garam Sungai Martapura, kata Yudha, sempat mengalami peningkatan, hingga diambang batas bisa diolah di wilayah intek Sungai Bilu.
Baca juga: PDAM diharapkan segera menjadi Perumda
"Terpaksa kita campur pengambilan air baku di sana dengan yang didatangkan di Intek Sungai Tabuk di wilayah Kabupaten Banjar," paparnya.
Sehingga, kata dia, kadar asin air baku pengambilan di intek Sungai Bilu dapat sedikit diturunkan, hingga masih berproduksi normal pengolahan air bersih untuk pelanggan.
Menurut dia, kapasitas pengambilan air baku di intek Sungai Bilu tersebut mencapai 500 liter per detik.
"Jadi sangat berpengaruh pengolahan air bersih jika sampai terhenti di sana, bahkan bisa mencapai 30 persen daya distribusi kepelanggan bisa berkurang," terangnya.
Karena, papar dia, PDAM Bandarmasih jika terjadi mati pengambilan air baku di intek Sungai Bilu tersebut hanya memiliki satu sumber saja lagi, yakni, di wilayah Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar.
Baca juga: Pemkot Banjarmasin batalkan penyertaan modal bagi PDAM
"Kalau di intek Sungai Tabuk ini daya sedotnya sekitar 1.700 liter per detik, namun tentunya daya ini masih kurang untuk melayani pengolahan air bersih bagi 170 ribu pelanggan," bebernya.
Dia mengatakan, bahwa PDAM Bandarmasih juga memiliki kesiapan untuk mengantisipasi terjadinya krisis air baku ini, yakni, dengan pengambilan air di irigasi dari air sungai di Riam Kanan.
"Kita berharap dalam minggu-minggu ini ada terjadi hujan, sehingga bisa mendorong air laut yang masuk ke muara," pungkasnya.
Baca juga: PDAM Kotabaru buat DAM penampungan air baku alternatif
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
Menurut Dirut PDAM Bandarmasih Ir Yudha Ahmadi di Banjarmasin, Kamis, air Sungai Martapura terus mengalami keasinan tinggi karena air laut masuk, akibat kemarau cukup panjang ini.
"Bahkan sempat memasuki wilayah Sungai Bilu di mana intek pengambil air baku untuk produksi air bersih kita," paparnya.
Kadar garam Sungai Martapura, kata Yudha, sempat mengalami peningkatan, hingga diambang batas bisa diolah di wilayah intek Sungai Bilu.
Baca juga: PDAM diharapkan segera menjadi Perumda
"Terpaksa kita campur pengambilan air baku di sana dengan yang didatangkan di Intek Sungai Tabuk di wilayah Kabupaten Banjar," paparnya.
Sehingga, kata dia, kadar asin air baku pengambilan di intek Sungai Bilu dapat sedikit diturunkan, hingga masih berproduksi normal pengolahan air bersih untuk pelanggan.
Menurut dia, kapasitas pengambilan air baku di intek Sungai Bilu tersebut mencapai 500 liter per detik.
"Jadi sangat berpengaruh pengolahan air bersih jika sampai terhenti di sana, bahkan bisa mencapai 30 persen daya distribusi kepelanggan bisa berkurang," terangnya.
Karena, papar dia, PDAM Bandarmasih jika terjadi mati pengambilan air baku di intek Sungai Bilu tersebut hanya memiliki satu sumber saja lagi, yakni, di wilayah Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar.
Baca juga: Pemkot Banjarmasin batalkan penyertaan modal bagi PDAM
"Kalau di intek Sungai Tabuk ini daya sedotnya sekitar 1.700 liter per detik, namun tentunya daya ini masih kurang untuk melayani pengolahan air bersih bagi 170 ribu pelanggan," bebernya.
Dia mengatakan, bahwa PDAM Bandarmasih juga memiliki kesiapan untuk mengantisipasi terjadinya krisis air baku ini, yakni, dengan pengambilan air di irigasi dari air sungai di Riam Kanan.
"Kita berharap dalam minggu-minggu ini ada terjadi hujan, sehingga bisa mendorong air laut yang masuk ke muara," pungkasnya.
Baca juga: PDAM Kotabaru buat DAM penampungan air baku alternatif
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019