Bupati Hulu Sungai Utara Abdul Wahid meminta satgas dan relawan siaga mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan mengingat sudah memasuki musim kemarau.
Bahkan bupati menghimbau warganya menghindari membakar sampah khawatir api mudah merembet.
"Sebaiknya hindari membakar sampah selain mencemari lingkungan, musim kemarau seperti sekarang ini bara api mudah menyebar," ujar Wahid di Amuntai, Selasa.
Wahid mengatakan, semua pihak harus melakukan antisipasi, menggalang kebersamaan dan gotong royong. Bupati tidak lupa menyampaikan terima kasih atas kesadaran masyarakat tidak melakukan pembakaran saat membuka lahan.
Kepala Satgas Karhutla, Bupati meminta untuk terus melakukan pemantauan terhadap titik panas (hotspot) di wilayah yang rawan terjadi kebakaran lahan agar bisa dilakukan pencegahan sejak dini.
Pada apel gelar pasukan dan satgas karhutla dilapangan Pahlawan Amuntai, Selasa, kembali dilakukan peragaan atau simulasi pemadaman kebakaran lahan dan hutan oleh satgas karhutla dibantu barisan pemadam.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten HSU Sugeng Riyadi mengatakan, jumlah lahan yang terbakar di HSU hingga Agustus masih tergolong kecil dibanding daerah lain.
Demikian pula, katanya, kebakaran lahan yang terjadi masih bisa diatasi atau dipadamkan oleh satgas karhutla dibantu barisan pemadam dan warga masyarakat.
"Berdasarkan informasi BMKG puncak musim kemarau akan berakhir di Oktober nanti, sehingga masyarakat dihimbau tetap waspada dan berhati-hati, khususnya bila melakukan pembakaran," kata Sugeng.
Kepolres HSU AKBP Ahmad Arif Sofiyan menegaskan, kepolisian tidak akan ragu menindak pelaku pembakaran hutan dan lahan.
"Kami menyiapkan tiga satgas di Polres, salah satunya Satgas penindakan yang akan mempidanakan pelaku pembakaran lahan sesuai hukum yang berlaku," katanya.
Acara apel gelar pasukan dan satgas karhutla dihadiri Bupati, Wakil Bupati HSU, kapolres, perwakilan Dandim 1001 Amuntai, kepala BPBD HSU, Dishub, Satpol PP, para camat, anggota satgas dan relawan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
Bahkan bupati menghimbau warganya menghindari membakar sampah khawatir api mudah merembet.
"Sebaiknya hindari membakar sampah selain mencemari lingkungan, musim kemarau seperti sekarang ini bara api mudah menyebar," ujar Wahid di Amuntai, Selasa.
Wahid mengatakan, semua pihak harus melakukan antisipasi, menggalang kebersamaan dan gotong royong. Bupati tidak lupa menyampaikan terima kasih atas kesadaran masyarakat tidak melakukan pembakaran saat membuka lahan.
Kepala Satgas Karhutla, Bupati meminta untuk terus melakukan pemantauan terhadap titik panas (hotspot) di wilayah yang rawan terjadi kebakaran lahan agar bisa dilakukan pencegahan sejak dini.
Pada apel gelar pasukan dan satgas karhutla dilapangan Pahlawan Amuntai, Selasa, kembali dilakukan peragaan atau simulasi pemadaman kebakaran lahan dan hutan oleh satgas karhutla dibantu barisan pemadam.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten HSU Sugeng Riyadi mengatakan, jumlah lahan yang terbakar di HSU hingga Agustus masih tergolong kecil dibanding daerah lain.
Demikian pula, katanya, kebakaran lahan yang terjadi masih bisa diatasi atau dipadamkan oleh satgas karhutla dibantu barisan pemadam dan warga masyarakat.
"Berdasarkan informasi BMKG puncak musim kemarau akan berakhir di Oktober nanti, sehingga masyarakat dihimbau tetap waspada dan berhati-hati, khususnya bila melakukan pembakaran," kata Sugeng.
Kepolres HSU AKBP Ahmad Arif Sofiyan menegaskan, kepolisian tidak akan ragu menindak pelaku pembakaran hutan dan lahan.
"Kami menyiapkan tiga satgas di Polres, salah satunya Satgas penindakan yang akan mempidanakan pelaku pembakaran lahan sesuai hukum yang berlaku," katanya.
Acara apel gelar pasukan dan satgas karhutla dihadiri Bupati, Wakil Bupati HSU, kapolres, perwakilan Dandim 1001 Amuntai, kepala BPBD HSU, Dishub, Satpol PP, para camat, anggota satgas dan relawan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019