Banjarbaru (ANTARA) - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalimantan Selatan dalam sepekan terakhir terus terjadi namun petugas kesulitan melakukan pemadaman lantaran titik api yang muncul sulit dijangkau Satgas Darat.
"Jadi kebanyakan yang terbakar akhir-akhir ini lokasinya sulit dijangkau, sehingga kami di Satgas Darat hanya mengandalkan pemadaman helikopter water bombing," terang Komandan Satgas Karhutla Polda Kalsel Kombes Pol Ronny Suseno di Banjarbaru, Sabtu.
Adapun kebanyakan yang terbakar diketahui lahan kosong yang ditumbuhi rumput ilalang dan pepohonan kecil selama ini jadi lahan tidur.
Ronny menegaskan personel Satgas Darat yang dikomandonya siaga 1x24 jam di posko-posko yang sudah didirikan. Kesigapan itupun membuat luas yang terbakar hingga kini tak terlalu besar yaitu jika ditotal hanya sekitar 300 hektare.
"Kalau ada titik api muncul, anggota yang meluncur ke lokasi secepat mungkin agar lahan yang terbakar jangan sampai meluas. Kendalanya kadang jika lokasi tidak bisa ditembus jalur darat, maka helikopter butuh waktu lagi untuk melakukan pemadaman," jelas Komandan Satuan Brimob Polda Kalsel itu.
Hingga kini diungkapkan Ronny, wilayah paling banyak muncul titik api di Kabupaten Tapin dan Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Dari sejumlah kasus karhutla yang terjadi, ada satu yang dilakukan penyelidikan oleh polisi yaitu di Kabupaten Banjar.
"Jadi ada satu kejadian lahan terbakar kami temukan jeriken berisi minyak tanah. Tentu ini ada indikasi kesengajaan orang membakar, sekarang masih dilidik Satgas Gakkum," tandasnya.
Satgas Karhutla Polda Kalsel di bawah arahan Kapolda Kalsel Irjen Pol Nico Afinta berkekuatan 170 personel Polda Kalsel dan 663 personel Polres jajaran.
Polda Kalsel juga punya aplikasi Bekantan (Berantas kebakaran hutan dan lahan) yang menjadi sarana masyarakat ikut berperan aktif dalam upaya mencegah dan menanggulangi karhutla.
Personel seketika mendapatkan notifikasi jika ada laporan di wilayahnya terjadi karhutla melalui aplikasi Bekantan yang diinformasikan oleh masyarakat.