Oleh Syamsuddin Hasan

Banjarmasin,  (Antaranews Kalsel) - Musyawarah Rencana Pembangunan Regional (Musrenbangreg) Kalimantan di Jakarta, pekan lalu, tampaknya ketinggalan membahas masalah penyusutan Sumber Daya Alam (SDA).


Hal itu diungkapkan Rakhmat Nopliardy, yang mewakili Ketua Komisi III bidang pembangunan dan infrastruktur DPRD Kalsel pada Musrenbangreg tersebut, kepada wartawan di Banjarmasin, Selasa.

Padahal menurut, anggota Komisi III DPRD Kalsel yang juga membidangi pertambangan dan energi, serta lingkungan hidup itu, pembahasan penyusutan SDA tersebut penting dalam kaitan kesinambungan pembangunan.

"Pemerintah daerah kita selama ini lebih banyak menonjolkan peningkatan produksi hasil SDA, tapi terkesan lupa menghitung penyusutan atau sisa SDA pascaeksploitasi," ujarnya.

Sebagai contoh eksploitasi batu bara yang tiap tahun terus meningkat, tapi tidak memperhitungkan tinggal berapa lagi sumber daya tambang tersebut dan hingga kapan masa kegiatan penambangan.

"Sebab yang namanya bahan tambang atau galian akan habis dengan penambangan yang terus menerus, tidak sama dengan sumber daya hutan yang bisa dilakukan penghutanan kembali (reonisasi)," lanjutnya.

Karenanya, politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu menyayangkan, Musrenbangreg Kalimantan tersebut, yang seakan lupa dan tidak membahas persoalan penyusutan SDA.

"Sedangkan dengan peningkatan produksi tambang, misalnya, kerusakan lingkungan kita juga makin meningkat. Sementara rehablitasi lahan seperti reklamasi hampir tak punya arti apa-apa," demikian Rakhmat Nopliardy.

Sebelumnya Ketua DPRD Kalsel, menyambut positif dan mendukung hasil Musrenbangreg Kalimantan yang kembali memunutut pemerintah pusat agar segera menuntaskan pembangunan infrastruktur di empat provinsi tersebut.

Sebagai contoh pembangunan trans jalan Kalimantan, serta sarana dan prasarana perhubungan lainnya, guna percepatan koneksitas, ujar Kolonel Infantri purnawirawan itu.

Selain itu, masalah energi, baik bahan bakar minyak (BBM) maupun kelistrikan, yang sampai sekarang penyediaannya belum tuntas, lanjut mantan Komandan Korem Bone, Sulawesi Selatan tersebut.

"Padahal Kalimantan termasuk Kalsel, merupakan lumbung energi nasional. Karenanya sangat janggal atau ironis, kalau sampai kekurang energi," kata alumnus AMN tahun 1973 seangkatan Susilo Bambang Yudhoyono (kini Presiden RI).

  "Persoalan energi tersebut, jangan bagaikan pepatah, ayam bertelur di lumbung padi, mati kelaparan dan itik merenang di air mati kehausan," demikian Nasib Alamsyah.    

Pewarta:

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2013