Sistem zonasi yang saat ini diterapkan dalam Penerimaan peserta didik baru (PPDB) 2019 dinilai membatasi pilihan wali murid/orang tua siswa dan siswa memilih sekolah unggulan atau sekolah terbaik

Wali murid atau orang tua pelajar di Jayapura khawatir anak mereka tidak bisa memilih sekolah yang berkualitas dan terbaik, tapi juga orang tua siswa tidak bisa memilih sekolah yang baik dan terjamin keamanannya untuk anaknya.

"Perubahan dalam sistem PPDB ini memang baik karena dunia pendidikan harus mengalami perubahan. Akan tetapi yang menjadi persoalan itu hampir semua orang tua menginginkan anaknya dapat bersekolah di sekolah-sekolah pilihan," kata Fredi Mambrasar, salah satu orang tua siswa di Jayapura, Kamis.

Ia mengaku dirinya sulit memilih sekolah yang baik karena semua sekolah menerapkan sistem zonasi sehingga ia membawa anaknya mencari sekolah yang belum menerapkan zonasi dan menerima siswa per kabupaten/kota yakni SMA Buper Waena.

Menurut dia, sekolah-sekolah pilihan itu adalah yang berkualitas tapi juga dari segi keamanan anak bersekolah di tempat tersebut.

Ia menerangkan, memang banyak sekolah yang bagus akan tetapi keamanannya tidak terjamin, banyak sekolah yang dulunya berkualitas tetapi kemudian siswa-siswa yang dimasukan ketempat itu kemudian tidak berkualitas sehingga citranya tidak bagus.

Fredi menilai penerapan sistim zonasi ini baik tetapi kemudian ketika orang tua memilih sekolah yang bagus yang punya kualitas, gurunya bagus tetapi kualitas guru, ketersediaan fasilitas yang menjadi pilihan-pilihan orang untuk mendapatkan sekolah yang terbaik dari semua aspek.

"Ketika masuk ke wilayah zonasi, siswanya berada di wilayah Jayapura Selatan kemudian sekolah yang dinilai baik itu ada di wilayah Jayapura Utara maka siswanya tidak bisa masuk ke sekolah tersebut karena zonasi," tambah dia.

Pewarta: Musa Abubar

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019