Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Andry Satrio Nugroho menilai Indonesia perlu mengundang investasi asing berorientasi ekspor guna meningkatkan nilai ekspor.
"Cara termudahnya dengan mengundang investasi asing. Membangun produksi di dalam negeri untuk orientasi ekspor," kata di Jakarta, Senin.
Pemerintah, menurut dia, perlu memaksimalkan beberapa kawasan ekonomi khusus yang sudah dibangun dan ditujukan untuk kegiatan ekspor.
Selain itu, untuk jangka panjang, Indonesia juga perlu berubah dari mengandalkan sumber daya ekstraktif sebagai basis ekspor menjadi berorientasi industri manufaktur.
Menurut Andy, jika masih bergantung kepada sumber daya ekstraktif, maka Indonesia perlu mencari pasar baru karena mencari pasar tradisional yang sudah ada akan menutup peluang untuk dimasuki kembali.
Dia melihat belum ada produk baru yang bisa menggantikan produk CPO sebagai produk unggulan yang berkontribusi besar kepada ekspor.
Produk lain yang masih dapat ditingkatkan untuk mendorong ekspor adalah makanan dan minuman, namun sektor industri ini disebut Ardy tidak memiliki nilai tambah yang besar.
Dia mengharapkan ke depan ada pembuatan produk-produk berteknologi tinggi, seperti produk elektronik.
Produk kendaraan, pakaian, makanan dan minuman, kata dia, juga lebih berpotensi mendorong ekspor dibandingkan dengan produk pertanian.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
"Cara termudahnya dengan mengundang investasi asing. Membangun produksi di dalam negeri untuk orientasi ekspor," kata di Jakarta, Senin.
Pemerintah, menurut dia, perlu memaksimalkan beberapa kawasan ekonomi khusus yang sudah dibangun dan ditujukan untuk kegiatan ekspor.
Selain itu, untuk jangka panjang, Indonesia juga perlu berubah dari mengandalkan sumber daya ekstraktif sebagai basis ekspor menjadi berorientasi industri manufaktur.
Menurut Andy, jika masih bergantung kepada sumber daya ekstraktif, maka Indonesia perlu mencari pasar baru karena mencari pasar tradisional yang sudah ada akan menutup peluang untuk dimasuki kembali.
Dia melihat belum ada produk baru yang bisa menggantikan produk CPO sebagai produk unggulan yang berkontribusi besar kepada ekspor.
Produk lain yang masih dapat ditingkatkan untuk mendorong ekspor adalah makanan dan minuman, namun sektor industri ini disebut Ardy tidak memiliki nilai tambah yang besar.
Dia mengharapkan ke depan ada pembuatan produk-produk berteknologi tinggi, seperti produk elektronik.
Produk kendaraan, pakaian, makanan dan minuman, kata dia, juga lebih berpotensi mendorong ekspor dibandingkan dengan produk pertanian.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019