Rektor Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Prof Dr H Sutarto Hadi bersyukur dengan terus terjadinya penambahan profesor. Dimana hingga kini jumlah guru besar ada 44 orang. 

Kala Prof Dr Drg Rosihan Adhani yang saat ini menjabat Dekan Fakultas Kedokteran Gigi ULM dikukuhkan menjadi seorang guru besar pada 31 Januari 2019 lalu, maka lengkap sudah seluruh fakultas yang ada di ULM memiliki guru besar.

Menurut Sutarto, keberadaan guru besar amatlah penting bagi sebuah institusi, karena dapat menegaskan kematangan akademik di fakultas. Guru besar adalah jenjang karir tertinggi seorang akademisi.

Mencapai derajat guru besar saat ini semakin sulit, karena regulasi yang mengharuskan dosen membuat karya ilmiah (artikel) yang terbit di jurnal internasional bereputasi. Hal itu adalah syarat wajib yang ditunjang oleh karya tridarma lainnya, seperti pendidikan dan pengajaran, penelitian, serta pengabdian kepada masyarakat.

Kehadiran profesor di sebuah program studi, diharapkan mendorong peningkatan mutu pendidikan dan pengajaran. Profesor harus memberikan suri tauladan dalam membangun atmosfir akademik yang baik di program studi.

Demikian pula dalam membimbing mahasiswa, baik jenjang S1 maupun S2 dan S3. Atmosfir akademik yang baik, pada gilirannya akan mendorong peningkatan kualitas mahasiswa sebagai calon intelektual, dan pada saatnya kelak menjadi agen perubahan di masyarakat.

"Para guru besar kami harapkan tidak berhenti berkarya setelah memperoleh SK dari Menristekdikti. Sebagai pemegang jabatan akademik yang terhormat, dan itu ditandai dengan pemberian tunjangan kehormatan sebesar dua kali gaji, profesor harus menjadi pendorong kemajuan karir para kolega di prodi masing-masing," papar Sutarto penuh harapan. 

Guru Besar diharapkannya juga dapat membantu dosen-dosen muda terutama yang sudah bergelar doktor melaksanakan penelitian-penelitian yang semakin berkualitas, dan menghasilkan temuan yang bermutu pula, serta terpublikasi di jurnal internasional bereputasi. 

"Semoga ini sebagai kritik membangun buat kita semua, terutama pribadi rektor sendiri agar dapat terus berkarya. Jangan sampai muncul lagi kritik yang dulu pernah ditimpakan kepada kita, yaitu GBHN (Guru Besar Hanya Nama)," timpalnya.

Seandainya setiap prodi di ULM memiliki satu guru besar saja, ungkap Sutarto, maka ULM akan memiliki setidaknya 100 profesor.

Dia yakin dan percaya, dosen-dosen di ULM sangat layak menjadi guru besar. Apalagi jika melihat kiprah para dosen muda, sungguh membanggakan. Publikasi internasional mereka bisa disejajarkan dengan dosen-dosen dari universitas terkemuka di Indonesia.

"Merekalah yang menjadi penopang utama kontribusi ULM dalam kancah ilmu pengetahuan. Bahkan saya melihat kecenderungan, dosen-dosen muda ini sudah meninggalkan para seniornya dalam hal ikhwal penelitian dan publikasi. Sungguh beruntung ULM memiliki dosen-dosen seperti mereka. Tanpa mereka mungkin dalam hal publikasi ULM sudah tenggelam dan tidak terdengar di kancah nasional apalagi internasional," tandas rektor yang menyandang guru besar ilmu matematika itu.

Berdasarkan data yang tercatat di SINTA (Science and Technology Index), dalam hal publikasi ULM berada pada ranking 48 Nasional (ranking 30 Nasional kalau dihitung dari jumlah publikasi dalam 3 tahun terakhir). 

Jumlah karya ilmiah dosen ULM yang terindeks di Scopus adalah 356 buah (terdiri dari artikel jurnal 302, Bab Buku (Book Chapter) 4, dan makalah konferensi 50). Dari jumlah tersebut, karya dosen ULM telah dikutip (disitasi) sebanyak 2.440 kali.

"Kita bersyukur dengan capaian ini. Namun, ke depan harus terus menghasilkan karya ilmiah yang semakin baik dan bermutu. ULM berkewajiban menyumbangkan karya yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi," pungkas Sutarto.

Pewarta: Firman

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019