Bila berkesempatan berkunjung ke Banjarmasin, Kalimantan Selatan selalu menikmati makanan "Papuyu baubar" (ikan sejenis betuk dibakar) dengan sayuran "pucuk gumbili" (daun singkong rebus) bersama sambal terasi, kata Akhmad Khusaini warga Jakarta.

Sementara, Sukardi asal Semarang selalu teringat saat makan soto Banjar di atas perahu sambil terapung-apung di kawasan objek wisata Pasar Terapung Kuin Sungai Barito Banjarmasin.

Pengakuan pendatang lainnya merasa bahagia tatkala menikmati nasi kuning dengan ikan gabus, laksa, ketupat kandangan, nasi pundut, ketupat balamak, serta puluhan makanan dan penganan khas Suku Banjar lainnya.

Di Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru atau Martapura, Kalsel, tiga kota berdekatan tersebut menyediakan banyak tempat bagi penikmat kuliner.

Di Banjarmasin lokasi penikmat kuliner Banjar itu, seperti makanan lontong Banjar yang paling dikenal adalah lontong orari terletak di Kampung Melayu, serta lontong Pasar Ahad, Pasar Lama, dan di Pasar Antasari.

Sedangkan soto Banjar juga lokasinya begitu menyebar tetapi paling dikenal adalah Soto Yana Yani Sungai Jingah, soto Bang Amat dan soto Bawah Jembatan Banua Anyar, Soto Kampung Melayu Jalan Lingkar Dalam, atau Soto Kuin di Desa Kuin.

Untuk makanan kari kambing terkenal adalah warung Mami Pasar Ujung Murung, itik Panggang terkenal warung Ma Haji pertigaan Jalan Jati.

Sementara masakan Banjar lainnya secara umum, atau paling lengkap ada gangan waluh, sambal acan, papuyu dan haruan baubar, urap iwak bapais, iwak basanga adalah warung Idah Jalan S Parman, Warung Kaganangan dan Cendrawasih di Kertak Baru, warung Sederhana Pelabuhan Trisakti, Warung Mona dan Alam Sari Jalan Lingkar Dalam atau di lantai dua Pasar Kujajing.

Sedangkan lokasi lain bila menyusuri jalan trans Kalimantan arah Kaltim maka akan ketemu di sentra warung makan masakan Banjar di Pulau Pinang, Binuang, atau Tambarangan kalau ke arah Kalteng ketemu warung di Anjir Serapat.



Wisata Kuliner

Melihat begitu besar daya tarik kuliner khas Banjar terhadap kunjungan orang ke daerah ini menimbulkan minat Pemerintah Kota (Pemkot) Banjarmasin membentuk sebuah kawasan kuliner bagi wisatawan.

Lokasi yang dipilih Pemkot Banjarmasin tersebut adalah tepin Sungai Martapura, seperti bangunan Siring Jalan Sudirman atau Jalan Siring Pire Tendean yang sekarang sudah tertata semacam "Water Front City," lokasi lain tepian Sungai Martapura kawasan jalan Pos.

Wali Kota Banjarmasin, Haji Muhidin saat peringatan puncak HUT ke-40 Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di ruang Kayuh Baimbai balaikota Banjarmasin, Senin (18/2) lalu mengakui keinginan Pemkot menambah kesemarakan dunia wisata dengan kuliner.

"Saya harap, berbagai masakah khas Kalsel bisa digelar atau diperdagangkan di kawasan tersebut, apalagi di lokasi itu sudah terwujud lokasi Pasar Terapung buatan" katanya.

Masakan yang diminta lebih digalakkan untuk wisata dimaksud seperti ketupat kandangan, nasi kuning, laksa, serabi, atau penganan dengan istilah wadai 41 macam.

Ia berharap, penggalakan kuliner khas Banjar tersebut selain untuk menyemarakan dunia wisata sekaligus upaya pelestarian budaya masyarakat yang sudah turun temurun tersebut.

"Sekarang kian banyak bermunculkan makanan siap saji di berbagai restauran, bila tidak hati-hati maka akan mengikis makanan khas setempat,"tuturnya.

Penggalakan kuliner ini juga upaya menumbuhkembangkan ekonomi masyarakat, khususnya kalangan ibu-ibu yang terbiasa membuat penganan dan makanan disamping menggalakan pemanfaatkan sumberdaya alam daerah berupa hasil pertanian yang menjadi bahan baku kuliner tersebut.

Keinginan Wali Kota tersebut agaknya direspon Dinas Koperasi dansaha Mikro Kecil Menengah kota setempat yang terjun ke lapangan salah satu lokasi yang dipilih untuk lokasi pusat kuliner itu.

Instansi tersebut melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar kaitanmemajukan wisata kuliner di kota itu.

Bertempat di jalan pos tepian sungai Martapura Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah , Hamli Kursani memberitahukan kepada warga keinginan menciptakan pusat kuliner itu, makanya kawasan tersebut dikatakannya akan dibenahi.

Hamli Kursani bersama staf melakukan sosialisasi kepada warga yang tinggal di tepian Sungai Martapuramulai Jembatan Dewi hingga belakang hutan Kota Banjarmasin.

"Rencana kawasan ini akan dijadikan tempat wisata kuliner, dan sebelumnya akan dibenahi dulu dan ditata agar memiliki nilai jual yang tinggi sehingga dapat menjadi obyek wisata andalan yang ada di Banjarmasin," kata Hamli Kursani.

Dalam sosialisasi ini pihaknya juga mendengarkan aspirasi dari masyarakat sekitar mengenai akan dijadikannya daerah tersebut menjadi daerah wisata kuliner.

Suasana akrab pun berlangsung dengan tanya jawab di bawah pohon di tepian Sungai Martapura, dan kegiatan diakhiri dengan makan siang bersama dengan warga masyarakat setempat.



Nama Masakan

Sulit bagi seseorang mencatat jenis masakan khas Banjar, karena terlalu banyak, selain itu masakan khas juga terdapat di anak suku seperti anak suku Banjar yang berasal dari Alabio, Amuntai, Tanjung, Paringin. Negara, Kandangan, Rantau, Martapura dan daerah lainnya.

Masakan Banjar, antara lain, laksa, lontong, katupat kandangan, karih, nasi kuning, masak habang, masak kuning, opor putih, opor habang, opor kuning, iwak bapais, garih batanak, gangan lamak, papuyu baubar, papuyu basanga, haruan baubar, mandai, paisan pipih, paisan patin, paisan baung, saluang basanga, dan gangan waluh.

Kemudian gangan karuh, haruan masak kecap, gangan nangka, gangan pisang, gangan humbut, gangan rabung, bistik, gangan gadang pisang, gangan haliling, gangan katuyung, gangan kaladi, luncar kaladi, lumbu kaladi bapais, urap, lodeh nangka, kulit nangka bajaruk, jaruk tarap, paisan wadi haruan, paisan wadi sapat, wadi basanga, dan pakasam bapais.

Belum lagi yang disebut pakasam basanga, iwak bakukus, kalangkala bakulu, jaruk kalangkala, jambu biji bacampur santan, tarung babanam basantan, tarung batanak, using-using kangkung, using-using tarung hintalu, using-using hundang papai, daging sanggingan, karih daging, sop buntut, rawon, jaruk kulit pisang, kembang tigaron bajaruk, gangan asam dan banyak lagi nang lainnya.

Kalau nama penganan atau kue yang disebut warga setempat "wadai" antara lain bingka, bingka barandam, kararaban, kikicak, bulungan hayam, kelalapon, cingkarok batu, wajik, apam, undi-undi, untuk-untuk, sarimuka, wadai balapis, cincin, cucur, lamang, cakodok, gaguduh, ronde, ilat sapi, garigit, sasagun, lupis, pais pisang, dan hintalu karuang.

Ada lagi yang disebut wadai satu, gincil, katupat balamak, bubur sagu, serabi, putri salat, patah, pais sagu, pais waluh,dadar gulung, agar-agar habang, wadai gayam, amparan tatak, sarikaya, dan lainnya masih banyak lagi yang lainnya.


Pewarta: Syamsudin Hasan

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2013