Jakarta (ANTARA) - Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia menyerukan agar masyarakat menunggu serta menghormati hasil Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 berdasarkan pada proses penghitungan resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan ikut menjaga ketertiban untuk menetralisir potensi gejolak.
Ketua Umum Pengurus Besar Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB PII) Nasrullah Larada dalam pernyataan sikap yang diterima ANTARA di Jakarta, Kamis, menyatakan bahwa meski pemilu telah berjalan aman dan damai, perbedaan hasil penghitungan yang dikeluarkan lembaga survei dan tim pemenangan pasangan calon tertentu telah menimbulkan kebingungan di masyarakat.
Lebih lanjut KB PII juga menyampaikan kekhawatiran bahwa hasil yang berbeda tersebut, jika tidak diantisipasi dengan baik, berpotensi menimbulkan perpecahan di masyarakat seperti munculnya silang pendapat di medsos.
Untuk menyikapi itu, Pengurus KB PII mengimbau kepada kader dan masyarakat Indonesia untuk menunggu dengan sabar hasil resmi yang dikeluarkan oleh KPU serta menjaga persaudaraan antara warga. Mereka juga meminta tokoh agama dan masyarakat memberikan teladan untuk menghadirkan suasana damai.
Kelompok itu juga menyerukan agar masyarakat ikut menjaga ketertiban dan menetralisir jika muncul potensi gejolak.
Kepada KPU secara khusus, KB PII juga meminta tetap menjaga netralitas serta segera mengumumkan kepada publik hasil penghitungan resmi demi menghindari potensi kegaduhan.
Pengurus KB PII juga meminta kepada semua kontestan yang mengikuti Pemilu 2019 untuk menahan diri serta menenangkan para pemilihnya sampai penghitungan resmi selesai dan menjalani proses sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.
Pemilu 2019 dilaksanakan serentak pada Rabu, 17 April di seluruh Indonesia dan untuk pertama kalinya, menggelar pemilihan umum presiden dan anggota legislatif secara bersamaan. Pemilu serentak ini diikuti 190.770.329 Warga Negara Indonesia di dalam dan luar negeri.