Rantau (ANTARA) - Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kelurahan Rangda Malingkung, Kecamatan Tapin Utara, Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan, memperketat pengawasan pengolahan makanan dalam Program Makan Bergizi (MBG) setelah munculnya kasus keracunan massal di beberapa daerah di Kalsel.
Mitra Dapur SPPG Rangda Malingkung Fitria Meita Sari mengatakan, sistem pengolahan di Dapur Rangda Malingkung telah berjalan sesuai standar operasional prosedur (SOP) dengan metode memasak bertahap, menyesuaikan jadwal pendistribusian ke setiap sekolah.
Baca juga: Wabup HSS berharap pengolahan MBG utamakan produk lokal
“Kami memasak lima hari dalam seminggu, dari Senin sampai Jumat. Semua tahapan sesuai SOP dan diawasi oleh ahli gizi berijazah,” kata Fitria di Rantau, Kabupaten Tapin, Jumat.
Menanggapi kasus keracunan makanan yang sempat terjadi di sejumlah daerah di Kalsel, Fitria mengaku pihaknya semakin meningkatkan kewaspadaan.
“Kami jadi lebih ketat mengontrol bahan dan proses pengolahan. Semua pekerja wajib memakai APD, bahan dan air juga kami pastikan bersih dan aman,” ujarnya.
Ia menjelaskan, meskipun belum dilakukan uji laboratorium terhadap sampel makanan, pihaknya selalu menyisakan satu porsi makanan hingga waktu yang ditetapkan ahli gizi sebagai bentuk kontrol internal.
Selain itu, kata dia, koordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes), Dinas Pendidikan (Disdik), dan sekolah penerima program juga terus dilakukan untuk memastikan mutu dan keamanan makanan yang dikirimkan ke siswa.
“Evaluasi dilakukan tiap minggu, dan pelatihan staf dapur terkait sanitasi dan pengolahan bahan makanan sudah dilaksanakan dua bulan lalu,” ucap Fitria.
Fitria menyebutkan, adanya mekanisme pelaporan jika penerima manfaat mengalami keluhan kesehatan setelah konsumsi makanan MBG, yang ditangani langsung oleh Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI).
Ia mengimbau agar wali murid dan siswa tidak mudah panik terhadap isu keamanan pangan, namun tetap berhati-hati sebelum mengonsumsi makanan.
“Lihat dulu warnanya, cium baunya, dan pastikan kepada guru bahwa makanan aman,” tambahnya.
Baca juga: Satgas MBG Banjar: Olah menu harus sesuai petunjuk guna cegah keracunan
Fitria berharap program MBG dapat terus berjalan dan memberi manfaat lebih luas bagi siswa dan siswi penerima manfaat.
