Tanjung (ANTARA) - Rabyati (27) salah satu kader posyandu Desa Sirap Kecamatan Juai Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan seolah tak pernah lelah memberikan edukasi hingga memastikan pemberian makanan tambahan (PMT) dikonsumsi anak penerima bantuan.
Sebagai penggerak dan promotor kesehatan di desa, Rabyati membantu dan memantau kesehatan masyarakat mulai dari remaja, ibu hamil, bayi dan balita sampai lanjut usia dengan harapan tidak ada lagi balita stunting.
Dalam menjalankan tugasnya sebagai kader posyandu lulusan SMA Negeri 1 Juai ini satu minggu sekali menghabiskan waktu perjalanan 1 sampai 2 jam dengan sepeda motor untuk mengunjungi balita stunting serta membagikan PMT bagi 11 balita stunting.
PMT yang dibagikan berupa telur ayam, susu hingga vitamin dari Adaro group untuk anak penderita stunting yang tersebar di Desa Sirap.
Baca juga: Kalsel kemarin dari aksi tangani stunting hingga kolam retensi
"Ada 11 anak yang berstatus stunting dan kita berikan PMT tiap minggu," ungkap Rabyati.
Kendaraan roda dua yang dimilikinya jadi sarana mobilisasi pemberian PMT maupun kegiatan edukasi bagi keluarga sasaran.
Rutinitasnya sebagai ujung tonggak keberhasilan kegiatan pengembangan kesehatan masyarakat di Desa Sirap dijalaninya lebih empat tahun.
Rendahnya insentif
sebagai kader posyandu dari Rp200 ribu per bulan dan tahun ini naik menjadi Rp300 ribu tidak menjadi penghalang baginya untuk tetap eksis mengajak warga agar membawa balitanya ke posyandu.
Termasuk mengedukasi para ibu untuk
mengubah pola pikir dan perilaku guna mendukung program percepatan penurunan stunting.
Semua ini bagi Rabyati menjadi pengalaman dan menambah ilmu bermanfaat untuk diaplikasikan ke kehidupan sehari hari.
"Selain menambah pengalaman, saya bisa dapat teman baru selama menjalankan tugas sebagai kader," ungkapnya.
Motivasinya sangat kuat untuk mengurangi angka stunting di Desa Sirap meski di saat cuaca panas maupun hujan pemberian PMT tetap dilakukannya.
Baca juga: Banjarmasin luncurkan program sekolah calon ibu dan ayah
Keseharian Rabyati memang tidak hanya menjadi kader posyandu namun bekerja sebagai penjahit pakaian untuk menambah pendapatan keluarganya.
Ia juga merupakan ibu rumah tangga yang kerap meluangkan waktunya untuk kegiatan sosial yang bermanfaat untuk orang lain.
