Balangan (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Balangan, Kalimantan Selatan mengikuti penilaian Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) Award tahun 2025 yang dilaksanakan oleh tim penilai dari provinsi setempat pada masing-masing daerah.
Pelaksana Tugas Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Balangan Ernawati, mengatakan bahwa implementasi Germas di Balangan telah terintegrasi dalam dokumen perencanaan daerah.
Baca juga: Wabup HSS sambut tim verifikasi lapangan Germas tingkat provinsi
"Pada dasarnya Kabupaten Balangan dalam implementasinya seperti dari aspek kebijakan ini sudah dinaungi di RPJMD 2025–2029, masuk misi ketiga yang berbicara tematik tentang kesehatan yang kita ukur dari capaian Usia Harapan Hidup (UHH)," kata Ernawati di Balangan, Jumat.
Erna menuturkan keberhasilan Germas di Balangan berdampak langsung terhadap peningkatan UHH, yang terlihat dari naiknya UHH sejak 2021, penurunan angka kesakitan, berkurangnya prevalensi stunting, serta tersedianya area publik untuk aktivitas sehat masyarakat.
Erna menyebutkan implementasi semua Germas di Balangan selama beberapa tahun ini diukur oleh pemerintah provinsi bagaimana komitmennya, seperti penetapan kebijakan tertulis tentang Germas.
Ernawati berharap semoga Kabupaten Balangan tahun 2025 ini ada rezekinya yaitu memenuhi persyaratan hingga mendapatkan penghargaan pada Germas Award tersebut.
Menurut Erna, Germas di Balangan tidak hanya difokuskan pada penilaian tetapi lebih kepada upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan gerakan ini diharapkan mampu menjaga masyarakat agar tetap sehat dan produktif.
“Dengan masyarakat yang sehat tujuan pembangunan seperti peningkatan Indeks Pembangunan Manusia, pertumbuhan ekonomi, serta terbentuknya budaya dan perilaku positif akan lebih mudah tercapai,” ujarnya.
Baca juga: Wali Kota Lisa Halaby luncurkan Gerakan Masyarakat "Rambai Emas"
Diketahui penilaian Germas Award ini dilakukan diseluruh kabupaten/kota se-Kalimantan Selatan dengan melibatkan Bappeda, Dinas Kesehatan, dan TP PKK Provinsi.
Adapun aspek yang dinilai mencakup lima indikator di antaranya aktivitas fisik, ketersediaan sarana dan prasarana, serta beberapa komponen lainnya.
