Banjarmasin (ANTARA) - Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan (Dinkes Kalsel) memfokuskan pemberian vaksin Human Papillomavirus (HVN) dengan menyasar anak perempuan guna mencegah kanker leher rahim secara dini.
Kepala Dinkes Provinsi Kalsel Diauddin di Banjarmasin, Senin, mengatakan pemberian vaksin HVN sebagai langkah awal pelaksanaan program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) 2025.
Baca juga: Nakes se-Kalsel tingkatkan kompetensi cegah penyakit menular dan tidak menular
Diauddin menuturkan penting imunisasi sebagai langkah pencegahan terhadap kanker serviks yang merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi pada wanita, selain kanker payudara.
“Kanker leher rahim ini bisa dicegah dengan vaksin HPV, sehingga kita bisa mengurangi risiko terkena kanker serviks hingga lebih dari 50 persen melalui imunisasi vaksin tersebut,” kata Diauddin.
Ia mengungkapkan program BIAS 2025 menyasar anak perempuan kelas 5 SD/MI sederajat usia 11 tahun untuk pemberian vaksin HPV tahap pertama, serta imunisasi kejar untuk kelas 6 SD/MI dan kelas 9 SMP/MTs sederajat usia 15 tahun yang belum mendapatkan vaksinasi pada tahun sebelumnya.
Dinkes Provinsi Kalsel menyiapkan sekitar 50 ribu dosis vaksin untuk mencakup seluruh target sasaran di wilayah dengan pelaksanaan imunisasi dilakukan secara bertahap, mulai dari sosialisasi dan pelaksanaan imunisasi di sekolah.
“Kita sudah mulai pada tahun lalu dan tahun ini dilanjutkan kembali,” tutur Diauddin.
Diauddin juga menekankan penting dukungan semua pihak, termasuk tokoh agama dan tenaga kesehatan, untuk meyakinkan masyarakat bahwa vaksin HPV aman dan halal.
Baca juga: 35.409 bayi periksa dini penyakit jantung bawaan di Kalsel
Dinkes Provinsi Kalsel pun melibatkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Kementerian Agama agar bisa membantu memberikan pemahaman yang benar mengenai vaksin HVN tersebut.
"Banyak informasi tidak jelas yang beredar di luar, hoaks yang menyesatkan masyarakat. Maka kita perlu mempercayai sumber resmi dan para ahli,” ujar Diauddin.
Selain menyasar pelajar sekolah, Dinkes Provinsi Kalsel juga menjangkau anak usia sekolah yang tidak bersekolah atau putus sekolah pada strategi pelaksanaan BIAS 2025.
Pasalnya, dikatakan Diauddin, imunisasi bagi kelompok anak akan dilakukan di posyandu, puskesmas, fasilitas layanan kesehatan lainnya, atau tempat peserta biasa berkumpul, seperti rumah singgah anak jalanan, yayasan/panti asuhan, sekolah nonformal, dan panti sosial.
Diungkapkan Diauddin, Dinas Kesehatan tingkat kabupaten/kota pun mengerahkan kader untuk mendata kelompok ini bekerja sama dengan Dinas Sosial atau melalui pendataan secara door to door.
Diauddin mengharapkan program BIAS 2025 menjadi salah satu pilar penting untuk mencegah penyakit mematikan sejak dini, dan menjadi bagian dari komitmen bersama membangun generasi muda yang sehat dan terlindungi.
Baca juga: Kasus DBD di Balangan turun drastis hingga April 2025
