Tabalong Kalsel (ANTARA) - Anggota Komisi II Bidang Ekonomi dan Keuangan DPRD Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) Firman Yusi berpendapat penggunaan polybag "purun" (sejenis mandong) menguntungkan secara ekologis dan ekonomis.
"Oleh karenanya kami mendorong penggunaan polybag berbahan baku purun untuk menggantikan bahan polybag berbahan plastik yang selama ini digunakan," ujar Sekretaris Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPRD Kalsel itu ketika dikonfirmasi, Selasa.
Baca juga: DLH Banjarbaru gunakan daun jati dan bakul purun bagikan daging kurban
Alumnus Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin itu mengemukakan pendapatnya sesudah menyerahkan 150 buah polybag purun kepada Komunitas Konservasi dan Pemerhati Bantaran Sungai (KOPI BASAMUT) di Tanjung (237 km utara Banjarmasin) ibukota Kabupaten Tabalong, Senin (07/07) lalu.
Ia menerangkan, KOPI BASAMUT sendiri adalah sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau komunitas yang aktif melakukan kegiatan penanaman pohon di bantaran sungai "Bumi Saraba Kawa" Tabalong sebagai upaya menjaga dan mempertahankan manfaat sungai bagi lingkungan sekitarnya.
“Dalam banyak aktivitas konservasi, bibit tanaman yang digunakan untuk penghijauan seringkali masih menyisakan masalah baru berupa sampah plastik yang berasal dari polybag yang digunakan, bahkan jika pohon ditanam bersama polybagnya, bahan plastik akan mencemari tanah dan menghambat pertumbuhan tanaman itu sendiri,” ujar Firman Yusi.
Karenanya pula, Anggota DPRD Kalsel dua periode mendorong komunitas peduli lingkungan untuk menggunakan polybag berbahan purun yang dalam kurun tertentu dapat terurai di dalam tanah sehingga tidak menimbulkan sampah atau pencemar plastik.
Wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel V/Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Balangan dan Kabupaten Tabalong itu menambahkan, selain dapat memberikan keuntungan ekologis (ramah lingkungan) penggunaan polybag purun juga akan menimbulkan dampak ekonomis, karena produksinya akan melibatkan pengrajin lokal.
Baca juga: PLN South-Central Kalimantan wins Gold in ISDA 2024
“Bahan baku dan pengrajin purun ini sendiri menyebar di wilayah Kalsel seperti Kabupaten Tabalong, HSU, Hulu Sungai Selatan (HSS), Barito Kuala (Batola), Tanah Laut (Tala) dan Kabupaten Banjar," jelas Firman Yusi.

Oleh sebab itu, jika seluruh gerakan penanaman pohon yang di "Bumi Perjuangan Pahlawan Nasional Pangeran Antasari" atau "Bumi Lambung Mangkurat" Kalsel dikenal dengan Program Revolusi Hijau menggunakan bahan purun, maka keuntungan ekonomisnya akan langsung dinikmati masyarakat setempat sendiri.
“Karena itulah saya menantang kawan-kawan KOPI BASAMUT untuk menguji coba dan mempelopori penggunaan polybag purun ini, jika hasilnya sesuai harapan, maka semoga penggunaannya bisa kita dorong secara massif dalam berbagai kegiatan rehabilitasi lahan, konservasi atau penghijauan baik yang dilakukan pemerintah maupun swasta,” demikian Firman Yusi.
